G. Yulita 0shares AKSI NYATA TOPIK 4. PERSPEKTIF SOSIOKULTURAL DALAM PENDIDIKAN INDONESIA Read More Dikutip dari Masterclass (10/2022), ekonomi berkelanjutan adalah seperangkat prinsip pengambilan keputusan dan praktik bisnis yang bertujuan untuk mencapai pertumbuhan ekonomi tanpa merugikan lingkungan yang secara historis selalu menjadi bagian dari pertumbuhan tersebut. Idealnya, pembangunan yang berkelanjutan menciptakan sistem yang mengonsumsi sumber daya alam dengan cukup lambat sehingga generasi mendatang juga dapat menggunakan sumber daya tersebut. Namun membangun ekonomi berkelanjutan dalam negara berkembang seperti Indonesia tidaklah mudah. Hal ini terutama karena kurangnya kesadaran masyarakat akan praktik mencari penghasilan yang bukan hanya menguntungkan tapi juga berkelanjutan. Ini disebabkan oleh masih cukup rendahnya tingkat pendidikan di Indonesia. Menurut data Badan Pusat Statistik (BPS) Indonesia, untuk tahun 2023, hanya 66,79 persen dari seluruh populasi masyarakat yang mengenyam pendidikan sampai SMA dan yang sederajatnya. Itu akan berdampak pada pola pikir masyarakat yang cenderung ingin bekerja secara sederhana atau business as usual. Apalagi bisnis yang mengonsumsi karbon tinggi sudah menjadi kebiasaan umum di tengah masyarakat sehingga cukup sulit untuk mengubahnya. Karena itulah diperlukan sosok pemimpin masa depan yang visioner yang dapat menggerakkan masyarakat untuk mengaplikasikan ekonomi berkelanjutan ke dalam kehidupan mereka. Pemimpin yang visioner ini nantinya akan mendorong tercetusnya berbagai jenis inovasi demi terbentuknya negara yang tidak hanya kuat secara ekonomi tapi juga mengerti akan tanggungjawab yang harus dilakukannya demi kelestarian lingkungan. Apa itu inovasi? Menurut Makmur dan Thahier (2015), inovasi berasal dari Bahasa Inggris, yaitu innovation, yang berarti perubahan sehingga inovasi dapat didefinisikan sebagai suatu proses kegiatan atau pemikiran manusia dalam menemukan sesuatu yang baru yang berkaitan dengan input, proses, dan output, serta dapat memberi manfaat dalam kehidupan manusia. Inovasi diperlukan dalam berbagai sektor demi terwujudnya ekonomi berkelanjutan di tengah-tengah masyarakat karena cara-cara lama sudah kurang relevan lagi. Diperlukan banyak pemikiran yang out-of-the-box yang dapat menggugah rakyat kebanyakan untuk turut berpartisipasi dalam program-program menuju ekonomi berkelanjutan, bahkan kalau perlu secara sukarela. Namun inovasi ini semestinya datang dari para pemimpin karena sistem yang berlaku di Indonesia sampai saat ini masih mengedepankan pendekatan top-down dalam pengambilan keputusannya. Ide-ide inovatif yang terbentuk secara bottom-up seringkali tak memiliki banyak kesempatan untuk diwujudkan karena terbentur oleh hierarki dan budaya. Sehingga membentuk pemimpin yang memiliki ide-ide cemerlang adalah salah satu cara paling efektif untuk membangun ekonomi berkelanjutan yang berdampak luas bagi masyarakat. Ini juga agar Indonesia dapat segera menyelaraskan program-program pembangunannya dengan Sustainable Development Goals yang telah banyak diaplikasikan di seluruh dunia. Dilansir dari Innovillage (8/2022), Sustainable Development Goals (SDGs) merupakan suatu rencana aksi global yang disepakati oleh para pemimpin dunia, termasuk Indonesia, guna mengakhiri kemiskinan, mengurangi kesenjangan dan melindungi lingkungan. Terdapat total 17 SDGs, namun salah satu kategori yang penting dalam membentuk pemimpin masa depan yang inovatif adalah target kesembilan yaitu infrastruktur, industri dan inovasi. Target dari tujuan pembangunan berkelanjutan yang kesembilan ini adalah membangun infrastruktur yang berkualitas, dapat diandalkan, berkelanjutan dan tahan lama. Juga mendorong industrialisasi yang inklusif dan berkelanjutan, meningkatkan akses industri/usaha skala kecil khususnya di negara-negara berkembang, meningkatkan mutu infrastruktur serta menambahkan komponen pada industri agar dapat berkelanjutan, menambah penelitian ilmiah, lalu meningkatkan kemampuan teknologi dari sektor industri di semua negara, terutama negara berkembang. Dengan mengoptimalkan sumber daya dalam negeri demi membangun infrastruktur dan industri yang inovatif sampai menjangkau ke seluruh lapisan masyarakat, maka akan tercipta ketahanan ekonomi yang baik. Dengan demikian masyarakat dapat mengakses pendidikan berkualitas untuk anak-anak mereka yang pada gilirannya dapat mencetak banyak pemimpin visioner yang dapat membawa bangsa ke arah yang lebih baik, salah satunya membangun ekonomi berkelanjutan. Pendidikan berkualitas juga termasuk dalam tujuan SDGs, tepatnya nomor empat. Dikutip dari Kompas (5/2023), tujuan ini hendak menjamin kualitas pendidikan yang inklusif dan merata serta mempromosikan kesempatan belajar seumur hidup untuk semua orang. Dalam bahasa Inggris, tujuan ini disebut sebagai quality education yaitu ensure inclusive and equitable quality education and promote lifelong learning opportunities for all. Dilansir dari Kementerian PPN/Bappenas, peningkatan pendidikan akan memacu pencapaian terhadap tujuan dan sasaran lainnya dalam 17 tujuan SDGs, terutama untuk meningkatkan indeks pembangunan manusia. Dengan mengenyam pendidikan yang berkualitas, pola pikir anak-anak yang nantinya akan menjadi para pemimpin ini akan tercerahkan dengan metode-metode baru yang lebih efektif dan efisien. Mereka juga dapat mengakses teknologi terkini yang bisa sangat berguna bagi kemajuan masyarakat. Dalam model pendidikan yang seperti ini, akan lahir inovasi-inovasi yang menarik dalam diri sang calon pemimpin negara yang diharapkan dapat mendorong akselerasi menuju ekonomi berkelanjutan yang dapat memajukan kehidupan bermasyarakat. Dengan mengaplikasikan ekonomi berkelanjutan yang menyeimbangkan kapasitas ekonomi dan kelestarian lingkungan, maka tujuan kedelapan dari SDGs juga akan tercapai yaitu decent work and economic growth (pekerjaan layak dan pertumbuhan ekonomi). Disadur dari laman Universitas Tarumanegara (12/2023), kategori SDGs yang satu ini bertujuan untuk menciptakan pekerjaan yang layak, pertumbuhan ekonomi inklusif, dan perlindungan sosial bagi semua. Tujuan ini menekankan pentingnya menciptakan peluang pekerjaan produktif dan kondisi kerja yang layak. Dengan tercapainya kesejahteraan masyarakat sebagai dampak dari menggalakkan ekonomi berkelanjutan, maka akan banyak lapangan kerja baru yang layak yang tercipta sebagai suatu dampak yang positif. Disadur dari CNBC Indonesia (8/2024), sistem ekonomi yang ramah lingkungan diprediksi bisa menyediakan 4,4 juta lapangan kerja baru bagi masyarakat. Dengan mengurangi angka pengangguran di Indonesia, maka tentu saja akan mendorong pada kesetaraan sosial dan pertumbuhan ekonomi yang pesat sehingga tujuan SDGs yang ini juga dapat dicapai. Jadi, dengan mencetak pemimpin masa depan yang visioner yang tercipta dari ketahanan ekonomi yang baik dan pendidikan yang berkualitas, asa akan terwujudnya ekonomi berkelanjutan di Indonesia akan menjadi semakin dekat dengan kenyataan. Pada akhirnya semua itu akan mengarah kepada ketersediaan lapangan kerja yang luas yang mendorong pada keadilan sosial yang lebih merata dan pertumbuhan ekonomi yang bagus. Salah satu contoh pemimpin visioner yang menumbuhkembangkan sistem ekonomi keberlanjutan adalah Joseph Rehmann, pendiri Victory Farm, salah satu pusat perdagangan hasil laut terbesar di Afrika, yang berhasil melakukan revolusi digital dengan tetap memberdayakan nelayan-nelayan lokal yang masih tradisional. Dilansir dari The Kenya Times (2/2024), Joseph yang lahir di Mesir ini mendapatkan pendidikan berkualitas dari University of Notre Dame dan INSEAD di Singapura dan Prancis. Dengan berbekal semua yang dia dapatkan di bangku sekolah, terciptalah inovasi akan cara memajukan industri perikanan yang tidak hanya bermanfaat luas bagi kesejahteraan masyarakat Afrika namun juga memperhatikan kelestarian alam. Dengan mengawinkan teknologi terkini dan keahlian masyarakat setempat, Joseph berhasil membuat suatu sistem yang win-win for all dan lebih ramah lingkungan dengan optimasi di bidang digitalisasi untuk pengolahan datanya. Sistem ekonomi keberlanjutan yang dia gagas dapat menjangkau 90% pasar di Afrika dan juga telah membuka sekitar 10.000 lapangan pekerjaan, yang diprediksi akan meningkat menjadi 35.000 dalam jangka waktu dua tahun ke depan. Selain itu, mereka juga telah mereduksi emisi karbon sebesar 25% dari tahun 2020 sampai 2021 dan berniat untuk terus menguranginya hingga mencapai 50% pada akhir 2023, jauh mengalahkan para pesaing global mereka dengan persentase yang cukup signifikan. Fish farm ini juga telah berdampak pada kesejahteraan sekitar dua milyar orang di seantero benua Afrika. Semoga kisah ini juga dapat segera menginspirasi para pemangku kepentingan di Indonesia agar dapat segera memberikan perhatian khusus terutama pada poin 4, 8, dan 9 dari SDGs sebagaimana yang telah dijelaskan di atas. Dengan demikian, ekonomi berkelanjutan karya anak bangsa juga dapat mengharumkan nama Indonesia di kancah internasional dengan kebermanfaatannya yang dapat dirasakan masyarakat secara luas. Ayo, kita pasti bisa! Â