Shalsabila Nada Zahra 0shares AKSI NYATA TOPIK 4. PERSPEKTIF SOSIOKULTURAL DALAM PENDIDIKAN INDONESIA Read More Partisipasi Politik Kepemimpinan politik perempuan telah ditunjukkan memiliki beberapa manfaat sosial, seperti pengurangan ketimpangan (WEF, 2017), meningkat kerjasama lintas partai dan etnis (Markham, 2013), dan peningkatan prioritas masalah sosial, seperti kesehatan, pendidikan, orang tua cuti, dan pensiun (Markham, 2013). Selain itu, partisipasi politik perempuan telah terbukti sangat berpengaruh terhadap perempuan di komunitas mereka. Faktor-faktor seperti partisipasi pemilih perempuan, politik perempuan partisipasi, dan pelayanan publik respon terhadap perempuan memiliki hubungan positif dengan adanya perempuan dalam posisi pengambilan keputusan di seluruh sektor publik dan swasta (Burns, Schlozman dan Verba, 2001). Tantangan yang dihadapiSalah satu penghalang bagi partisipasi politik perempuan dan kepemimpinan adalah penggunaan waktu. Wanita menghabiskan hingga empat kali lebih banyak waktu untuk perawatan yang tidak dibayar bekerja daripada pria di wilayah tersebut, menghalangi mereka dari partisipasi ekonomi dan politik (ILO, 2018). Pekerjaan perawatan yang tidak dibayar adalah salah satu alasan utama wanita tidak bisa masuk politik (Tadros, 2014). Selain itu, penelitian juga menunjukkan bahwa norma-norma sosial sering menciptakan preferensi untuk calon perempuan dengan profil rumah tangga (misalnya, menikah dan memiliki anak), yang menciptakan ikatan ganda bagi wanita (Teele, Kalla dan Rosenbluth, 2018). Dengan demikian, wanita harus memerangi norma-norma mengenai pekerjaan perawatan, dan juga norma-norma tentang sifat-sifat yang diinginkan pada wanita calon.