fbpx

Mengambil Peran Bersama terhadap Pengentasan Kemiskinan

Kemiskinan masih terus dihadapi oleh masyarakat indonesia dalam melanjutkan kehidupan yang lebih baik ke depannya. Tuntutan kebutuhan ekonomi dalam keseharian nya masih harus dipenuhi bagi suatu keluarga untuk pemenuhan kebutuhan dasar. Hal ini masih merupakan tantangan besar yang dihadapi bagi masyarakat di tengah harga pokok yang melaju naik dan juga sepanjang tahun 2022 dengan adanya kenaikan harga bahan bakar minyak yang dirasakan secara nyata oleh masyarakat, serta akibat dari dampak covid19 yang mengakibatkan banyaknya orang yang terkena PHK.

Sejak era reformasi tahun 1998 presentase kemiskinan menurut data statistik terus mengalami angka penurunan sampai tahun 2018, artinya telah sejak lama negara Indonesia menghadapi persoalan kemiskinan yang panjang. Namun pada data september tahun 2022 BPS menyebutkan bahwa penduduk Miskin Indonesia naik menjadi 26,36 juta jiwa. Menurut BPS kemiskinan adalah keadaan di mana saat ketidak mampuan untuk memenuhi kebutuhan dasar seperti makanan, pakaian, tempat berlindung atau tempat tinggal. Dan juga kemiskinan dapat disebabkan oleh kelangkaan alat pemenuhan dasar, atau pun sulitnya akses terhadap pendidikan dan pekerjaan.

Dalam pengukuran kemiskinan berdasarkan data BPS, orang yang dikategorikan miskin adalah dengan pengeluaran maksimal perharinya pada Rp. 17.500 yang dalam per bulannya mencapai Rp. Rp535.547 perkapita. Namun realita saat ini bagi masyarakat pada umumnya angka tersebut tidak relevan dengan aktifitas dan kebutuhan ekonomi seseorang setiap harinya, dimana pengeluaran untuk kebutuhan dasar perhari lebih dari angka Rp. 20.000 untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari seperti makanan dalam kebutuhan pokok, air bersih, kebutuhan bahan bakar energy, perawatan tempat tinggal, transportasi, kesehatan serta kebutuhan bukan makanan lainnya. Persoalan kemiskinan terus menjadi “PR” besar pemerintah dalam penanggulangan kemiskinan di indonesia, berbagai upaya dilakukan melalui pemberian jaminan perlindungan sosial kepada masyarakat yaitu berupa bantuan sosial sembako, bantuan sosial program keluarga harapan, bantuan dukungan terhadap pendidikan berupa program indonesia pintar, kartu indonesia pintar kuliah, dan bantuan iuran jaminan kesehatan nasional serta subsidi terhadap kebutuhan energi bagi masyarakat, sebagai bentuk dorongan terhadap pertumbuhan ekonomi setelah diterjang pandemi dan juga sebagai upaya mengurangi ketimpangan sosial juga membangun sumber daya manusia berkompetensi. BPS menilai hal ini efektif dalam menekan garis kemiskinan yang sedang dihadapi bersama.

Tidak hanya dihadapi oleh indonesia, Kemiskinan dan kelaparan juga merupakan persoalan yang masih dihadapi oleh berbagi negara di dunia,  yang menjadikan Kemiskinan merupakan tujuan utama dari 17 Tujuan Pembangunan Keberlanjutan yang sering dikenal dengan SDGs atau Sustainable Development Goals. Melalui SDGs yang merupakan suatu rencana aksi global diikuti oleh berbagai negara – negara yang telah disepakati melalui para pemimpin dunia, termasuk Indonesia, diharapkan pada tahun 2030 dengan adanya Pembangunan Berkelanjutan terhadap 17 Tujuan yang dikategorikan menjadi 4 pilar Pembangunan di Indonesia yaitu, Pilar Sosial, Pilar Pembangunan Ekonomi, Pilar Pembangunan Lingkungan, dan pilar Pembangunan Hukum dan Tata kelola, guna mengakhiri kemiskinan, mengurangi kesenjangan dan melindungi lingkungan. Dengan tujuan tidak ada satu orangpun yang tertinggal nantinya dan memberikan kehidupan yang lebih baik bagi setiap warga negara.

Kemiskinan yang multidimensi sehingga segala upaya sangat berpengaruh satu sama lainnya, tidak hanya dimensi sosial, budaya, sosial politik, dan lingkungan, keterkaitan dimensi kesehatan yang juga berpeluang sangat besar dalam dukungan pemenuhan gizi nutrisi bagi generasi dan jaminan perlindungan kesehatan sebagai akses bagi masyarakat terhadap layanan kesehatan. Hal ini sebagai upaya kesejahteraan terhadap keadilan sosial bagi setiap rakyat Indonesia. Dan juga demikian terhadap keterkaitan kemiskinan terhadap dimensi pendidikan yang berpeluang besar, dikarenakan melalui pendidikan akan memberikan kemampuan bagi seseorang untuk dapat berkembang lewat penguasaan ilmu dan keterampilan sehingga merupakan bagian dari capaian menuju generasi unggul nantinya dan berkontribusi terhadap target pertama dari pembangunan berkelanjutan.

Hal ini tentu saja tidak dapat dilakukan sendiri oleh pemerintah, perlu adanya kontribusi dari berbagai multi sektoral yang dapat memberikan dukungan secara nyata kepada tujuan utama Pembangunan Bekelanjutan, mulai dari pihak swasta, pengusaha, akademisi, praktisi, dan masyarakat umum lainnya yang berpeluang besar memberikan dampak nyata kepada masyarakat dimulai dari lingkungan sekitar. Potensi ini didukung tinggi bagi setiap keterwakilan profesional dalam mewujudkan 17 Tujuan Pembangunan Berkelanjutan melalui SDGs Academy Indonesia.

Pelatihan yang difasilitasi oleh SDGs Academy Indonesia dilakukan selama 5 bulan secara hybrid yang didampingi langsung oleh praktisi ahli dibidangnya. Pada program ini juga dipertemukan dengan peserta terbaik dari berbagai latar dengan membahas isu pembangunan aktual melalui manajemen kepemimpinan inovasi dan materi pelatihan berkualitas yang sangat aplikatif terhadap dukungan Pembangunan Berkelanjutan, diantaranya terkait leadership manajemen, pembiayaan dalam dukungan inisiasi program, materi terkait monitoring dan pelaporan guna terukurnya kualitas dari sebuah program, juga adanya pengetahuan yang diberikan terkait identifikasi dan analisis permasalahan yang tertuang pada format visual yang dikenal sebagai tulang ikan, serta pendalaman materi terkait SDGs itu sendiri berupa metadata SDGs yang dapat diakses darimana saja. Kesempatan besar dalam dukungan pengembangan kapasitas ini bagi setiap kelompoknya memiliki akses pendampingan project dari praktisi ahli secara langsung, dalam menyusun dan mengembangkan project yang didemontrasi pada format materi pelatihan seperti Design Thingking yang sangat berguna dalam meyusun persoalan dan solusi yang ditemukan serta format SBMC guna memperkuat tujuan SDGs dengan permasalahan dan solusi yang dicoba untuk diatasi terhadap sebuah Project Capstone.

Dari berbagai perjalanan panjang inilah yang memperkaya kemampuan setiap peserta terhadap pengetahuan Tujuan dan Indikator SDGs, serta dapat di implementasikan pada program-program inovasi berkelanjutan di setiap daerah atau tempat terdekat bagi para peserta, sehingga dukungan nyata terhadap Tujuan Utama dari Pembangunan Berkelanjutan dapat terus berjalan setiap masanya.