Indah Christiani Sinaga 0shares Pendidikan Paradigma Ekologis Read More Dalam menyelesaikan masalah dan menghadapi tantangan global yang semakin mendesak, komitmen serta tanggung jawab  terhadap pendidikan bekualitas dan inovasi berperan penting dalam menciptakan pemimpin masa depan yang mampu membawa perubahan . Dengan pendidikan sebagai penentu, inovasi sebagai alat, dan ekonomi berkelanjutan sebagai hasil , demi terwujudnya cita-cita global. Dengan pengalaman saya selama mengikuti Program Pertukaran Mahasiswa Merdeka (PMM) di Bali telah membuka mata saya tentang betapa pentingnya pendidikan dan inovasi, tidak hanya dalam konteks akademis, tetapi juga dalam kehidupan sehari-hari. Terinspirasi dari dua tokoh hebat yang saya temui dalam perjalanan ini. Dua tokoh inspiratif dari Bali. I Gede Andika Wera Teja dan Putu Eka Dermawan, menunjukkan bagaimana upaya mereka dalam bidang pendidikan dan inovasi dapat memberikan dampak besar bagi masyarakat, serta mendukung pencapaian Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (SDGs). I Gede Andika Wera Teja, seorang CO-Founder dari Jejak Literasi Bali. Keberanianya untuk memilih tinggal di desanya dan melepaskan kesempatan melanjutkan pendidikan S2 di luar negeri, demi membangkitkan semangat masyarakat terutama anak-anak di desanya, untuk tetap terbuka terhadap pendidikan walaupun masa COVID-19 melanda. Pilhan ini menegaskan bahwa pendidikan tidak hanya berfokus pada ruang kelas, tetapi juga pada kontribusi dan pengabdian kepada masyarakat. Andika mendirikan “Jejak Literasi Bali”, sebuah ruang kesempatan yang memberikan akses pendidikan kepada berbagai kalangan, termasuk anak-anak, lansia, dan pemulung. Jejak Literasi bali memulai langkahnya dengan membuka kelas bahasa inggris di daerah pedesaan, karena dilihat dari Bali yang merupakan pusat pariwisata. Program ini bertujuan membantu masyarakat lokal dapat berinteraksi lebih baik di tingkat global. Inisiatif ini berkembang seiring waktu dan melahirkan berbagai program seperti KREDIBALI, BIMTARA, GENERASI, yang tidak hanya mengajarkan bahasa inggris tetapi juga memberikan pendidikan dasar dan literasi . Hal yang paling sangat kreatif dibalik program-program tersebut adalah system pembayaran dengan sampah plastik, Jejak Literasi Bali tidak mengharuskan mereka untuk membayar pendidikan dengan uang tetapi dengan sampah plastik dan juga program menanam pohon bersama, kemudian sampah plastik ditukarkan menjadi beras untuk dibagikan kepada masyarakat yang membutuhkan. Program-progam ini mendukung Tujuan 4 SDGs: Pendidikan Berkualitas, dengan memastikan pendidikan inklusif dan berkualitas serta kesempatan untuk belajar. Di sisi lain, Putu Eka Darmawan mengembangkan solusi inovatif untuk masalah lingkungan dengan ”Rumah Plastik Mandiri. Melalui inisiatif ini, limbah plastik yang sering dianggap sebagai masalah lingkungan , dipandang sepele dan sebelah mata, diubah menjadi produk bernilai tinggi seperti:  furnitur dan barang-barang rumah tangga lainya. Rumah plastik mandiri tidak hanya mengurangi polusi plastik tetapi juga menciptakan lapangan kerja baru dan memberikan kesempatan ekonomi bagi masyarakat lokal, dengan memberdayakan para lansia untuk produktif, kalangan yang tidak bersekolah yang dimana biasanya sangat sulit mendapatkan kesempatan pekerjaan. Inovasi ini mendukung Tujuan 8 dan 9 SDGs: Pekerjaan Layak dan Pertumbuhan Ekonomi serta Industri, Inovasi, dan Infrastruktur. Kisah Andika dan Eka menunjukkan bagaimana pendidikan dan inovasi dapat saling mendukung dalam menciptakan perubahan berkelanjutan. Pendidikan memberdayakan individu untuk berinovasi, sementara inovasi menciptakan peluang baru yang mendukung pendidikan inklusif. Mengintegrasikan kedua inisiatif ini dan menerapkanya secara luas diindonesia dapat mempercepat pencapaian SDGs dan menciptakan masa depan lebih baik. Gabungan dari konsep pendidikan bekualitas dan inovasi ramah lingkungan dapat memiliki dampak signifikan. Misalnya, menginitegrasikan pedidikan tentang pengolahan sampah plastik ke dalam kurikulum pendidikan, seperti yang dilakukan Jejak Literasi Bali dan memanfaatkan Produk dari Rumah Plastik Mandiri sebagai bahan ajar, dapat memberikan manfaat ganda. Ini tidak hanya mengedukasi masyarakat tentang pentingnya pengelolaan sampah tetapi juga menciptakan peluang ekonomi baru melalui produk yang dihasilkan. Kemudian menggabungkan konsep pembayaran sampah dari Jejak Literasi Bali dan memanfaatkan konsep daur ulang dari Rumah Plastik Mandiri untuk mengolah sampah tersebut sebagai sebuah produk. Ketika kedua inisiatif tersebut diterapkan di berbagai wilayah Indonesia, hasilnya dapat sangat positif. Pendidikan yang berkualitas dapat meningkatkan keterampilan masyarakat dan mempersiapkan mereka untuk menjadi pemimpin masa depan, sementara inovasi dalam pengelolaan sampah plastik dapat mengurangi dampak lingkungan dan menciptakan lapangan kerja baru. Kolaborasi dari kedua pendekatan ini akan memperkuat upaya mencapai SDGs dan membangun masa depan yang lebih inklusif dan berkelanjutan. Kisah inspiratif Andika dan Eka adalah contoh nyata bagaimana visi yang kuat dan komitmen dapat membawa perubahan signifikan. Dengan menggabungkan pendidikan dan inovasi, kita dapat mencapai SDGs dan menciptakan dampak positif yang berkelanjutan. Ini adalah panggilan untuk beraksi, mengintegrasikan kedua pendekatan ini, dan bekerja sama membangun dunia yang lebih baik untuk semua. Saya percaya bahwa pengalaman saya selama di Bali dan pelajaran yang saya dapatkan dari Andika dan Eka akan terus memotivasi saya untuk berkontribusi dalam menciptakan masa depan yang lebih baik. Pendidikan berkualitas bukan hanya tentang apa yang kita pelajari, tetapi juga tentang bagaimana kita menerapkan pengetahuan tersebut untuk membuat perubahan nyata di dunia ini.