Dwi Yuningsih 0shares Membangun Perlindungan Anak dari Kekerasan Seksual, Melalui Pendidikan dan Kesadaran Oleh : Suvi Elvirawati Zebua Read More SEKILAS PENDIDIKAN INDONESIAKebijakan perihal pendidikan akhir-akhir ini sedang banyak menuai sorotan. Mengkaji dan mengawal proses pendidikan adalah tugas semua pihak, baik kalangan masyarat secara umum maupun para pelaku pendidikan. Sejalan dengan implementasi kebijakan yang masih harus terus dikawal secara proses maupun pelaksanaannya. Dalam konteks tersebut, maka diperlukan alternatif yang dapat mendukung tercapainya lingkungan pendidikan yang mendukung pembangunan berkelanjutan. Salah satu dimensi penting untuk membangun pendidikan adalah membangun nalar kritis. Hal ini sejalan dengan rumusan kompetensi pelajar pancasila yang kebijakannya sudah diterapkan dalam beberapa tahun kebelakang. Kritisisme adalah proses berpikir yang perlu dibangun oleh pihak-pihak yang berada dalam lingkungan sekolah. Kritis bukan hanya perihal karakter, melainkan proses berpikir yang kompleks. Berpikir kritis juga memberikan kesempatan transformasi pengetahuan antara pendidik dan peserta didik. Hal ini lah yang secara kontinyu dapat dibangun di tiap tingkat wilayah pendidikan. Persoalan nalar dan kepekaan isu sosial khususnya gender menjadi fokus yang dapat dikembangkan dalam kerangka pembelajaran di sekolah. Gender secara definitif adalah konstruksi yang berkembang di masyarakat mengenai peran dan sikap yang dilekatkan kepada laki-laki dan perempuan. Mempertimbangkan hal ini, maka upaya untuk menggarap responsivitas gender yang dibangun dalam lingkungan sekolah akan menghasilkan pihak-pihak yang mampu menempatkan peran antara siswa laki-laki dan perempuan memiliki akses dan kesempatan yang sama dalam meraih prestasi yang setara.Alternatif yang penulis tawarkan, yaitu Kelas Siniar. Sebuah metode pembelajaran yang dapat diterapkan pada tingkat sekolah menengah atas. Kelas siniar menawarkan metode pembelajaran melalui diskusi dan dialog. Seperti namanya, siniar berarti siaran atau audio yang menjadi media antara dua pihak yang saling melakukan pertukaran pengetahuan. URGENSITAS KELAS SINIAR Pertama, Berdasarkan persoalan tersebut, gagasan mengenai kelas siniar dapat dianggap relevan untuk diterapkan. Proses dialogis yang terjadi antara pendidik dan peserta didik dalam kelas siniar dapat membangun nalar kritis secara bertahap. Hal ini sejalan dengan salah satu dimensi projek penguatan profil pelajar Pancasila. Kedua, Menciptakan kerangka pembelajaran yang peka terhadap isu gender. Metode siniar dalam diharapkan mampu memberi hasil yang positif karena didukung dengan keterlibatan siswa/i dalam melakukan proses produksi dan distribusi konten dengan mengembangkan beragam tema seputar isu sosial dan ketertarikan seputar isu terkni, Hal ini lah yang memantik berbagai cara kreatif tentang bagaimana siniar dapat meningkatkan pengalaman belajar . Ketiga, Kegiatan pembelajaran berbasis dialog akan mendukung kultur siswa yang mampu menghargai perbedaan pendapat antara satu sama lain. Menghargai pandangan dan memberikan kesempatan berpendapat dengan tidak memandang laki-laki atau perempuan akan membenuk lingkaran sosial yang kolaboratif dalam pelaksanaan pembelajaran. Namun, budaya kolaboratif ini bukan berarti melupakan sikap kompetisi secara sehat antara siswa siswi yang berada di sekolah. Secara lebih jauh, upaya kolaboratif juga perlu dilakukan antar berbagai pihak sekolah yang terlibat dalam dalam sentra pendidikan. Sehingga pelaksanaan pengembangan nalar kritis dan peningkatan kepekaan terhadap isu gender akan berlangsung secara menyeluruh dan optimal. Keempat, hasil dari siniar berpeluang untuk menjadi bahan kajian atau tambahan penilaian guru terhadap siswa. Tentunya dengan berbagai kriteria yang ditetapkan tenaga pendidik misalnya cara penyampaian pendapat yang diutarakan menarik, keaktifan siswa siswi sebagai subjek siniar, serta berbagai kriteria penilaian lainnya. Serta yang terpenting, kelas siniar masih sejalan dengan inisiatif tenaga pendidik dalam menghadirkan suasana kelas yang mampu mengembangkan kualitas pendidikan. METODE KELAS SINIAR Kelas siniar dilakukan dengan merancang tema bulanan yang dapat dipandu oleh seorang guru. Sebagai langkah awal, guru akan memberikan 3 tema acak yang harus dikembangkan narasi dan pendapatnya oleh 2 orang penyiar dan 3 orang penanggap. Adapun dalam perumusan narasi, 2 orang akan bekerjasama untuk memutuskan tema yang dipilih untuk bisa disiarkan di minggu berikutnya. Sementara 3 orang yang berperan sebagai penanggap akan mempersiapkan ide ataupun hasil analisis mereka masing-masing untuk agar bisa menanggapi 2 penyiar.Proses penilaian kelas siniar dihitung dari sikap menyampaikan gagasan, argumentasi dari hasil analisis serta peran satu sama lain dalam memberikan kesempatan akses untuk siswa/i yang lain untuk menyampaikan pendapat. Meskipun dalam kelas siniar tidak ada penentuan kalah atau menang. Program ini diharapkan berfungsi untuk mengasah rasa keingintahuan serta kemampuan analisis siswa/i di sekolah. KESIMPULANKelas siniar adalah sebuah tawaran atau gagasan alternatif yang dapat menjadi pertimbangan untuk diimplementasikan dalam jenjang sekolah menengah atas. Salah satu alasan mengapa kelas siniar menadi menarik yaitu gagasan alternatif ini dapat menjadi pertimbangan bagi pelaku pendidikan saat ini untuk menghadirkan ekosistem sekolah yang lebih peka dan awas terhadap isu gender. Metode pembelajarannya juga diharapkan mampu mendorong sekolah untuk mengembangkan tindak lanjut yang relevan dan komprehensif. Selain itu, dengan keterlibatan dari para tenaga pendidik, maka sekolah dapat menjadi tempat bertumbuh pelajar yang kritis
Membangun Perlindungan Anak dari Kekerasan Seksual, Melalui Pendidikan dan Kesadaran Oleh : Suvi Elvirawati Zebua Read More