fbpx
Merdeka.com

COP26 Sebagai Kolaborasi Internasional Penanganan Iklim

Isu Perubahan iklim (climate change) merupakan salah satu isu yang sangat popular di masyarakat internasional. Terjadinya perubahan iklim dipengaruhi oleh pemanasan global atau kenaikan suhu atmosfer bumi. Apabila dibiarkan Pemanasan global menimbulkan terganggunya keseimbangan sistem iklim sehingga memberikan dampak yang sangat berbahaya. Pemanasan global diakibatkan meningkatnya konsentrasi gas rumah kaca di atmosfer. Semakin tinggi konsentrasi gas rumah kaca maka semakin tinggi radiasi energi matahari yang diperangkap sehingga meningkatkan suhu atmosfer.

Bahaya Perubahan Iklim

Kita tahu bahwa ancaman perubahan iklim sangat berbahaya. Kasus negara tenggelam merupakan konsekuensi dari perubahan iklim dunia. Secara tidak langsung, negara di dunia turut berkontribusi sebagai penyebab perubahan iklim dunia. Negara Vanuatu yang berada di selatan Samudera Pasifik terancam tenggelam akibat naiknya air laut. PBB menobatkan Vanuatu sebagai negara yang paling rawan bencana dan membutuhkan perlindungan (Faradiba, 2021).

Peningkatan permukaan air laut akan mengancam bagi keamanan manusia di bumi. Terjadinya pemanasan global memicu meningkatnya permukaan air laut. Tercatat sejak 1960, es di bumi berkurang hingga 10%. Ketebalan es di Kutub Utara berkurang hingga 42 % dalam 40 tahun terakhir (Eko Junaedi, 2008). Berdasarkan data IPCC dalam 100 tahun terakhir telah terjadi peningkatan permukaan air laut sekitar 10-25 cm sedangkan Greenpeace memprediksi bahwa pada tahun 2100 akan terjadi peningkatan permukaan air laut hingga 95 cm (FADLI, 2010). Peningkatan permukaan air laut hingga 1meter tersebut dapat mengancam tenggelamnya pulau dan daratan di dunia. Peningkatan permukaan air laut juga mengakibatkan daya tahan pesisir pantai berkurang sehingga pantai akan rentan erosi. Hal ini akan mengakibatkan rusaknya wilayah pemukiman penduduk dan infrastruktur di wilayah pesisir. Rusaknya wilayah pemukiman akan berdampak pada pengungsian yang meluas. Migrasi yang tidak terkontrol akan menimbulkan konflik ekonomi dan sosial di masyarakat.

Pemanasan global juga menyebabkan adanya pergantian musim yang tak terkendali dikarenakan perubahan tekanan dan suhu. Pergantian musim ekstrim akan menyebabkan masalah kekeringan dalam jangka Panjang karena berlangsungnya musim kemarau yang sangat lama. Negara negara di wilayah Afrika, Amerika Utara, Australia, dan Eropa diprediksi akan mengalami kekeringan. Selain itu curah hujan yang tinggi akan menimbulkan banjir dan tanah longsor.

 

COP26 Sebagai Kolaborasi Negara di Dunia

Negara-negara di dunia melakukan upaya “international collaboration” untuk mengatasi ancaman perubahan iklim. CONFERENCE of the Parties (COP)  hadir untuk memberikan solusi untuk mengatasi perubahan iklim. COP-26 dihadiri pemimpin negara dan membawa target ambisius mengenai perubahan iklim. COP-26 menargetkan peningkatan suhu global harus dibatasi hingga 1,5 derajat celcius melalui pengurangan emisi pada tahun 2030 dan mencapai target zero emission pada 2050 (Halimatussadiah, 2021).

Agenda sebelumnya COP-21 menargetkan beberapa upaya yaitu 1) melakukan pengurangan gas rumah kaca; 2) mendorong produksi energi terbarukan; 3) mempertahankan suhu global; 4) menghimpun dana untuk bantuan mitigasi negara miskin. COP-26 merupakan lanjutan dari COP sebelumnya. COP 26 diharapkan dapat memecahkan beberapa target yang belum diselesaikan di COP sebelumnya.

  1. Target Emisi bersih dan suhu 1,5 derajat

Negara-negara diminta untuk turut serta dalam target pengurangan emisi 2030. Langkah-langkah yang perlu dilakukan yaitu: (1) mempercepat penghapusan batubara, 40 negara di dunia setuju untuk menghentikan penggunaan tenaga batu bara dan berkomitmen (2) Mengurangi deforestasi, hal ini bertujuan untuk melestarikan dan memulihkan hutan selama dekade berikutnya dan memfasilitasi kebijakan untuk menjaga kenaikan suhu global; 3) Investasi energi terbarukan; (4) Mempercepat peralihan kendaraan listrik (Duggal, 2021)

  1. Beradaptasi untuk melindungi masyarakat dan habitat alami

COP26 mengharuskan Kerjasama untuk mendorong negara negara yang terkena dampak perubahan iklim dimulai dari melindungi dan memulihkan ekosistem serta membangun pertahanan, sistem peringatan, infrastruktur dan pertanian untuk menghindari hilangnya mata pencaharian

  1. Memobilisasi keuangan untuk mendukung target

Untuk memenuhi dua tujuan COP26, negara-negara maju harus memenuhi janji mereka untuk memobilisasi setidaknya $100 miliar dalam pendanaan iklim per tahun pada tahun 2020 (COP26, 2021). Dana tersebut akan digunakan untuk membiayai upaya mitigasi iklim di negara yang kurang dalam segi anggaran iklimnya.

  1. Bekerja sama dengan semua pihak

COP26 mengharuskan negara dan masyarakat Indonesia untuk menyelesaikan Paris Rulebook dan mempercepat tindakan untuk mengatasi krisis iklim melalui kolaborasi antara pemerintah, swasta bisnis, dan masyarakat sipil.

 

Peran Indonesia dalam COP26 sebagai target SDGs

Indonesia merupakan salah satu negara yang mengikuti COP26. Indonesia telah menargetkan pengurangan emisi 29 % dengan upaya sendiri dan 41 % dengan dukungan internasional. Indonesia juga memiliki scenario Low carbon Compatible Agreement dan mengurangi penggunaan batu bara secara bertahap di tahun 2050 (kementerianlhk, 2021)

Visi Pemerintah dan Pembangunan jangka Panjang nasional Indonesia telah diperbarui dengan menambahkan subyek baru yaitu memasukkan laut, mangrove, lahan gambut, dan Kawasan masyarakat. Di bidang kehutanan, Indonesia telah menyiapkan rencana penanaman dan rehabilitasi mangrove selama periode 2021-2024. Indonesia juga telah menerapkan mekanisme Carbon Emission Trading (jual beli emisi) dan juga Pajak karbon demi mencapai target zero emission.

Kesimpulan: COP26, Apakah menyelesaikan perubahan iklim?

Perubahan iklim memang tidak bisa dihindari. Aktivitas negara-negara di dunia sangat berkontribusi dalam dampak perubahan iklim. Proses industrialisasi, produksi plastik berlebih, sampah rumah tangga, penggunaan transportasi bahan bakar, perilaku penduduk juga berkontribusi dalam perubahan iklim. COP 26 hanya salah satu cara untuk menghimpun kerja sama negara-negara untuk lebih waspada dan berkolaborasi dalam penanganan iklim. Negara maju yang stabil dalam perekonomian dapat memberikan sejumlah dana untuk keperluan mitigasi negara berkembang. COP26 memberikan kemudahan dalam kerja sama antar negara untuk mengurangi dampak perubahan iklim. Hasil yang didapatkan tetap tergantung pada keseriusan negara, masyarakat, dan sektor bisnis untuk mendukung target dalam COP. Dapat disimpulkan COP26 merupakan Langkah yang mendukung proses kerja sama penanganan iklim. Dengan adanya COP26 negara di dunia dapat berkolaborasi dan memberikan perannya dalam menangani perubahan iklim. Target yang ditetapkan di COP26 sangat ambisius untuk mencegah adanya konsekuensi lebih buruk akan perubahan iklim. Untuk mendukung target tersebut diperlukan Tindakan nyata untuk mengurangi perubahan iklim.

 

Referensi

COP26. (2021). COP26 Goals. Retrieved 12 21, 2021, from https://ukcop26.org/cop26-goals/

Duggal, H. (2021, November 14). Infographic: What has your country pledged at COP26? Retrieved 12 21, 2021, from Aljazeera: https://www.aljazeera.com/news/2021/11/14/infographic-what-has-your-country-pledged-at-cop26

Eko Junaedi, D. P. (2008). Dampak Perubahan Iklim. Retrieved from http://www.dml.or.id/dml5 /climate_change/

FADLI, S. N. (2010). SKEMA PERDAGANGAN KARBON DALAM PROTOKOL KYOTO.

Faradiba, N. (2021, 11 26). Kompas.com. Retrieved from 5 Negara ini Terancam Tenggelam Akibat Pemanasan Global: https://www.kompas.com/sains/read/2021/11/16/173100823/5-negara-ini-terancam-tenggelam-akibat-pemanasan-global

Halimatussadiah, A. (2021, November 15). Hasil dan Implikasi COP-26 pada Penanggulangan Perubahan Iklim di RI. Retrieved from https://www.feb.ui.ac.id/blog/2021/11/15/alin-halimatussadiah-hasil-dan-implikasi-cop-26-pada-penanggulangan-perubahan-iklim-di-ri/