Kompetisi MenulisAplikasi Care-Food: Sebagai Solusi All in One Pemerintah dalam Menanggulangi Food Waste untuk Mendukung Ketahanan PanganAdmin·Desember 4, 2023·dibaca normal 5 menit Admin Beranda Inspirasi 0shares Jangan Takut Bicara: Mendukung Korban Kekerasan Seksual Read More Semenjak tahun 2015, masalah food loss waste telah menjadi perhatian dunia. Hal ini ditunjukkan dengan salah satu komitmen SDGs yaitu (SDG 12) konsumsi dan produksi yang bertanggung jawab. Pada komitmen ini diharapkan pada tahun 2030, terjadi pengurangan limbah pangan per kapita global hingga setengahnya di tingkat ritel dan konsumen dan mengurangi kehilangan makanan sepanjang rantai produksi dan pasokan termasuk kehilangan saat pasca panen. “Food Loss Waste (FLW) mengacu pada penurunan kuantitas atau kualitas makanan akibat tindakan ritel, penyedia layanan makanan, dan konsumen. Food waste sendiri mengacu pada pembuangan makanan baik yang layak untuk dikonsumsi atau makanan yang tidak layak dikonsumsi akibat sudah rusak atau kadaluarsa yang disebabkan oleh perilaku ekonomi, manajemen stok yang buruk atau kelalaian.” Menurut FAO (2014) UNEP Food Waste Index Report 2021 memperkirakan pada tahun 2019, dunia telah menghasilkan 17% limbah makanan. Proporsi tingginya limbah makanan terdiri dari 61% berasal dari rumah tangga, 26% dari layanan makanan, dan 13% dari ritel. Hal ini menunjukkan angka paling tinggi food waste berasal dari rumah tangga. Permasalahan FLW selalu menimbulkan dilema pasalnya di sisi lain antara 720 – 811 juta orang di dunia menghadapi kelaparan pada tahun 2020 (UNICEF, 2021). Di Indonesia permasalahan FLW dan kelaparan angkanya cukup tinggi. Pada tahun 2019 di Asia Tenggara, Indonesia menjadi penyumbang sampah makanan rumah tangga terbesar ke-1 dengan jumlah 20.938.252 ton/tahun (UNEP, 2021). Padahal Indonesia mempunyai permasalahan gizi buruk pada anak sebesar 17,7% dan masalah wanita usia subur kekurangan energy kronis 14.5% (Riskesdas,2018). Daripada membuang-buang makanan, sumber daya ini seharusnya dapat dimanfaatkan untuk memberi makan orang-orang yang kelaparan dan meningkatkan efisiensi penggunaan makanan. Perubahan tersebut diyakini akan meningkatkan akses terhadap makanan bergizi di kalangan rumah tangga rentan (Buzby, 2012). Food waste dapat mempengaruhi ketahanan pangan, krisis perubahan iklim, hilangnya keanekaragaman hayati, serta polusi dan limbah (UNEP, 2021). Jika diukur FLW mampu mencetak kerugian 213-551 triliun rupiah pertahun pada tahun 2000-2019. Dari sisi lingkungan kerugian emisi yang ditimbulkan FLW 2000-2019 adalah rata-rata kontribusi per tahun 7.29% emisi GRK Indonesia. Sedangkan, jumlah orang yang dapat diberi makan dari hilangnya kandungan gizi FLW yaitu 29-47% populasi Indonesia (Bappenas,2021). Oleh karena itu, masalah food waste memang sangat penting untuk diselesaikan dari sudut pandang mengurangi kerugian, mengurangi angka kelaparan. dan perbaikan lingkungan melalui pengurangan emisi karbon dan penggunaan tempat pembuangan sampah (Rachman, 2020). Menurut Bappenas terdapat 5 penyebab dan pendorong terjadinya FLW di Indonesia : Kurangnya implementasi Good Handling Practice (GHP), Kualitas ruang penyimpanan yang kurang optimal, Standar kualitas pasar dan preferensi konsumen, Kurangnya informasi /edukasi pekerja pangan dan konsumen, Kelebihan porsi dan perilaku konsumen. Berdasarkan penyebab tersebut Bappenas sendiri telah menentukan arah kebijakan dan strategi pengelolaan FLW di Indonesia yaitu : Perubahan perilaku, Pembenahan Penunjang Sistem Pangan, Penguatan Regulasi dan Optimalisasi pendanaan, Pemanfaatan FLW, Pengembangan Kajian dan Pendataan FLW (Bappenas, 2021) Salah satu upaya mengurangi FLW yang bisa dilakukan efektif adalah digitalisasi. Upaya digitalisasi dilakukan sesuai dengan perkembangan zaman pada masa ini. Digitalisasi program berupa aplikasi dapat menjadi solusi bagi pemerintah. Aplikasi ditujukan agar lebih mudah diakses oleh semua pihak dan semua turut ikut campur dalam menurunkan angka FLW dan angka kelaparan. Aplikasi ini dapat diberi nama Care-Food yang bertujuan agar seluruh komponen lebih menghargai makanannya. Berikut rincian aplikasi Care-Food dijelaskan sebagai berikut: Aplikasi ini mengusung tema 3R. Care-Food adalah aplikasi yang bisa diadaptasi bagi pemerintah untuk mencegah pemborosan makanan melalui edukasi dan berbagi makanan dengan kelompok rentan. Care-Food mudah digunakan dan memiliki beberapa menu. Menu Persiapan. Aplikasi ini dapat membantu setiap rumah tangga untuk menghitung kebutuhannya setiap hari, mingguan atau bulanan dengan cara estimasi. Selain itu, menu ini membantu mencatat bahan makanan yang akan dibeli. Menu ini diharapkan membantu rumah tangga untuk membeli makanan yang sesuai kebutuhan. Menurut Schanes yang sebagai pencegahan food waste perlu dilakukan persiapan makanan dengan menuliskan daftar belanjaan, membuat rencana makan, dan memeriksa inventaris sebelum berbelanja, Melalui Penggunaan daftar belanja ini dapat mengurangi sekitar 20% dari total sampah makanan (Schanes et al, 2018). Menu Penyimpanan. Menu ini akan membantu masyarakat menerapkan metode FIFO (first in first out). Menu ini membantu pengguna memasukkan waktu pembelian makanan yang kemungkinan akan disimpan dalam waktu lama. Menu ini membantu pengguna mengingat tanggal kadaluarsa makanan dan jika makanan tersebut tidak layak maka akan muncul notifikasi pengingat makanan. Peringatan makanan akan mengingatkan bahwa barang-barang yang mereka masukkan ke dalam penyimpanan makanan akan terbuang dalam waktu dekat. Jadi pengguna bisa menjual atau memberikan makanan di opsi transfer makanan. Menu Edukasi Berupa Video. Edukasi dibutuhkan untuk semua golongan tujuannya agar setiap kelompok mampu memanfaatkan FLW dengan baik. Menu ini dapat membantu pengguna untuk lebih sadar akan sampah makanan melalui video dan iklan edukasi. Menu ini akan menyajikan video tips tentang cara mengurangi, menggunakan kembali, dan mendaur ulang makanan yang mereka miliki. Menu Edukasi Artikel. Materi edukasi juga akan disediakan dan mudah diakses melalui aplikasi ini. Edukasi artikel merupakan menu yang dapat mengedukasi pengguna mengenai sisa makanan melalui bentuk tulisan. Berisi tips dan trik menghemat makanan dalam jangka panjang, berita sisa makanan, dan update program-program terbaru pemerintah. Menu Food transfer. Menu ini ditujukan bagi pengecer makanan, jasa makanan, dan rumah tangga yang berfungsi untuk membeli atau menjual makanan. Pangan yang masih layak dapat dijual kembali dengan harga murah dan dapat dibeli oleh semua golongan. Sedangkan, beberapa sasaran kelompok rumah tangga rentan akan mendapatkan donasi tetap dengan jangka waktu tertentu agar terhindar dari gizi buruk. Tentu saja pangan yang didonasikan harus memiliki kriteria yang baik dimakan untuk didonasikan atau dijual kembali. Untuk mendukung program tersebut, hampir seluruh elemen masyarakat perlu menggunakan aplikasi tersebut yaitu rumah tangga, pengecer makanan, dan layanan makanan yang sebagian besar memiliki limbah makanan akan menggunakan Care-Food sebagai pencegahan limbah makanan. Mereka juga akan didorong untuk menjual atau memberikan makanan mereka yang dapat dimakan kepada rumah tangga berpendapatan rendah. Dan pemerintah sebagai pengambil kebijakan mengawasi masyarakat untuk menggunakan aplikasi tersebut dan selalu mengevaluasi dan mengembangkan aplikasi tersebut. Dalam melakukan optimalisasi aplikasi perlu campur tangan beberapa unsur diantaranya: Pemerintah sebagai pemangku kebijakan, sosialisasikan aplikasi, koordinasikan tiap provinsi, dan ajak masyarakat mengoptimalkan aplikasi. Rumah tangga mengoptimalkan aplikasi untuk penggunaan sehari-hari, memberikan feedback terhadap aplikasi, dan siap mengoptimalkan menu makanan transfer untuk berbagi dan menjual makanan kepada orang lain. Layanan makanan dan pengecer makanan mengoptimalkan aplikasi untuk mencegah pemborosan makanan dan siap mengoptimalkan menu makanan transfer untuk berbagi dan menjual makanan untuk rumah tangga rentan. Pengembang aplikasi dan perguruan tinggi mengimplementasikan dan mengambangakan ide dan meningkatkan kebermanfaatan dan fungsi aplikasi. Media meliputi berita, media sosial dan iklan mempromosikan kepada masyarakat cara menggunakan aplikasi. Rumah tangga rentan sebagai target utama menurunkan angka kelaparan. Rumah tangga ini dapat mengoptimalkan aplikasi untuk membeli bahan pangan atau menjadi penerima donasi. Upaya mengurangi limbah makanan dan optimalisasi penggunaan pangan ini dapat membantu ketahanan pangan. Tindakan terpadu mulai dari peningkatan produksi pangan dan pengurangan limbah pangan merupakan kunci ketahanan pangan berkelanjutan. Pemerintah dan masyarakat dapat berperan untuk membantu Indonesia mengurangi sampah makanan dengan proses reduce, reuse dan recycle. Melalui digitalisasi program Care-Food dapat membantu pemerintah mengurangi kehilangan pangan dan meningkatkan akses terhadap makanan bergizi di kalangan rumah tangga rentan. Diperlukan sistem yang terintegrasi antara pemerintah, masyarakat, swasta, dan perguruan tinggi agar lebih efektif dalam mencapai ketahanan pangan berkelanjutan. Daftar Pustaka Bappenas. (2021). Ringkasan Bagi Pembuat Kebijakan Food Loss and Waste di Indonesia. Dalam Rangka Mendukung Penerapan Ekonomi Sirkular dan Pembangunan Rendah Karbon. Kementrian Perencanaan Pembangunan Nasional.https://lcdi-indonesia.id/wp-content/uploads/2021/06/Executive-Summary- FLW-VER1-FINAL-REV2.pdf Buzby, J.C.; Hyman, J. (2012). Total and per capita value of food loss in the United States. Food Policy, 37 (5), 561–570. (FAO) Food and Agriculture Organization of the United Nation. (2011). Food Loss and Food Waste. http://www.fao.org/food-loss-and-food-waste/flw-data. Kementrian Kesehatan. (2018). Riset Kesehatan Dasar (RISKESDAS). Rachman, I and Septiana, A I. (2020). Food Waste Control Recommendations In Indonesia Based On Public Opinion Related To The Target SDGS. Journal of Community-Based Environmental Engineering and Management 2020, 4 (1), 25-30. Schanes, K et al. (2018). Food Waste matters – A Systematic Review of Household Food Waste Practices and Their Policy Implications. Journalof Cleaner Production, 182, 978 – 991. UNICEF. (2021). The State of Food Security and Nutrition in the World (SOFI) United Nations Environment Program. (2021). Food Waste Index Report 2021. Nairobi. Artikel ditulis oleh : Athifah Azmi Taqiyyah, Pemenang Kompetisi Menulis Beranda Inspirasi ke 9