fbpx
omarapeti.net.nz

Proyek Kertas Kedua: Karakter Tanggung Jawab Ekosistem Sekolah dalam Pengolahan Limbah

Manusia dengan segala aktivitasnya selalu menyisakan sesuatu, entah itu manfaat ataupun mudarat. Sebut saja di lingkungan sekolah yang selain menjadi tempat untuk menimba ilmu tetapi dalam prosesnya juga menghasilkan sisa produksi atau umum disebut limbah.

Limbah menjadi perhatian khusus dunia mengiringi kekhawatiran terkait dampaknya bagi lingkungan dan kehidupan, terutama yang tidak melalui proses pengolahan dengan baik dan benar. Salah satu yang paling disoroti ialah limbah kertas yang ikut disumbang oleh kegiatan belajar-mengajar di sekolah sebagaimana penggunaan kertas atau buku digunakan hampir setiap hari di ribuan sekolah yang ada di Indonesia.

Mulai dari buku tulis hingga kertas ulangan yang digunakan setidaknya setiap kali ada ujian membuat angka limbah kertas terus meningkat tiap tahunnya bersamaan dengan jumlah anak usia sekolah yang kian mendominasi penduduk di Indonesia. 

Mengutip data dari Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan, jumlah limbah kertas mencapai 11,3% dalam komposisi sampah pada tahun 2023. Lebih lanjut, timbunan sampah pada tahun kemarin mencapai lebih dari 23 juta ton dan kertas/karton menempati urutan ketiga di bawah sisa makanan dan plastik. Namun dari angka tersebut ternyata masih meninggalkan 7,7 juta ton (33,24%) tidak terkelola.

Biasanya limbah kertas atau karton hanya dijual dengan harga rendah ataupun langsung dibuang tanpa dikelola dan tidak terkelolanya limbah ini dengan baik tentu dapat membahayakan bagi lingkungan dan manusia apalagi dalam jangka panjang.

Lalu apa yang bisa dilakukan oleh warga sekolah?

Digitalisasi Pendidikan 

Langkah awal yang dapat dilakukan adalah dengan prinsip  mengurangi (reduce) penggunaan kertas lewat digitalisasi pembelajaran seperti menggunakan e-book, ujian berbasis komputer dan sebagainya.

Projek Kertas Kedua

Program ini secara khusus menyasar seluruh unsur sekolah mulai dari siswa hingga guru untuk menjalankan sistem pengolahan daur ulang kertas atau buku bekas menjadi baru lagi, bahkan bisa menggaet pelaku usaha di bidang terkait sehingga produk yang dihasilkan dapat menyesuaikan standar industri. 

Mekanisme program ini ialah;

  1.  seluruh peserta menyumbangkan kertas atau buku bekasnya,
  2. dilakukan pengolahan mulai dari pulp hingga pengeringan menjadi produk baru oleh warga sekolah,
  3. setiap peserta mendapatkan hasil pengolahan untuk digunakan kembali.

Program ini membutuhkan alat serta bahan yang sederhana serta dapat dilakukan bahkan untuk siswa tingkat dasar dan dalam implementasinya, program ini menjadi salah satu bentuk pendidikan karakter bagi siswa seperti menanamkan nilai tanggung jawab, peduli lingkungan hingga kreatifitas sekaligus mendukung pembelajaran yang merdeka untuk ekosistem sekolah yang fokus pada stimulasi siswa melalui praktik nyata dan tidak sekedar teori saja.

Dan tidak hanya sampai mengubah limbah menjadi kertas baru, nantinya kertas baru yang dihasilkan dapat digunakan lebih lanjut untuk mendorong pendidikan yang berkualitas. Misalnya dipakai untuk mengembangkan budaya surat-menyurat, memunculkan kebiasaan menjurnal bahkan dapat menjadi buku dan subtitusi kertas hvs atau sejenisnya.

Sehingga pada akhirnya, program ini tidak hanya menjadi pendorong pendidikan yang bermutu tetapi juga menangani perubahan iklim akibat limbah serta menjaga ekosistem laut dan ekosistem darat dari ancaman limbah yang tidak dikelola dengan baik dan benar, selain itu sistem pengelolaan ini merupakan bentuk inovasi industri dan konsumsi yang bertanggung jawab. 

Referensi

Sistem Informasi Pengelolaan Sampah Nasional. (2023). SIPSN. Diambil dari https://sipsn.menlhk.go.id/sipsn/public/data/komposisi

Sustainable Development Goals. (2018). Sustainable Development Goals-Localise SDGs Indonesia. Diambil dari https://localisesdgs-indonesia.org/17-sdgs