Reni Kusmiati 0shares AKSI NYATA TOPIK 4. PERSPEKTIF SOSIOKULTURAL DALAM PENDIDIKAN INDONESIA Read More Pada mata kuliah Perspektif Sosio-kultural dalam Pendidikan Indonesia terdiri dari 6 topik yang akan dipelajari. Berikut adalah topik-topik yang akan pelajari pada mata kuliah ini, antara lain: Topik 1: Pengantar Perspektif Sosial, Budaya, Ekonomi, dan Politik dalam Pendidikan Indonesia Topik 2: Konsep Dasar Perspektif Sosio-kultural dalam Pendidikan Indonesia Topik 3: Perspektif Sosial, Budaya, Ekonomi, dan Politik dalam Pembelajaran Topik 4: Pembelajaran pada ‘Zone Of Proximal Development (ZPD)’ Topik 5: Pendekatan, Strategi, Metode, dan Teknik Pembelajaran yang diterapkan sebagai Scaffolding pada ZPD Topik 6: Isu-isu Penyelenggaraan Pendidikan dan Pembelajaran di Sekolah dalam Perspektif Sosial, Budaya, Ekonomi, dan Politik Pada kesempatan ini saya akan melakukan refleksi pembelajaran pada Topik 4 yaitu Pembelajaran pada ‘Zone Of Proximal Development (ZPD)’. Berdasarkan judul pada Topik 4, hal yang saya pikirkan adalah pada topik ini saya akan mempelajari tentang pembelajaran pada ZPD, dimana guru memberikan bimbingan dan arahan kepada peserta didik untuk mencapai tujuan pembelajaran dengan maksimal. Pembelajaran dimulai dari mengamati sebuah video kisah pejuang pendidikan di Alor Nusa Tenggara Timur. Pada video menunjukan pendidikan yang tidak merata di tanah Alor, sebuah desa dengan bangunan pendidikan dari anyaman bambu. Seorang guru mengabdikan untuk tetap memberikan pendidikan yang layak untuk anak-anak desa dengan keterbatasan sumber daya, sarana dan prasarana, fasilitas, dan atau kendala budaya serta akses yang jauh dari perkotaan. Setelah mengamati video tersebut, saya memberikan pandangan saya terhadap kondisi yang tejadi dan melakukan refleksi awal tentang pembelajaran pada Zone Of Proximal Development (ZPD). Pada topik ini menjelaskan pada Zone Of Proximal Development (ZPD) berfokus pada hubungan kolaborasi antara manusia yang dipahami dalam konteks sosial, budaya, dan latar belakangnya. Dalam pembelajaran pada ZPD memiliki peran besar pada proses dan capaian hasil belajar peserta didik. Guru memahami dan mempertimbangkan latar belakang, karakter, kebutuhan, perkembangan, dan pemahaman peserta didik, sehingga dapat menyusun tujuan yang ingin dicapai peserta didik selama proses pembelajaran. Guru memberikan bimbingan dan arahan kepada peserta didik dalam tingkatan pemahaman aktual (tingkat pemahaman peserta didik) hingga mencapai pemahaman yang diinginkan. Dengan demikian kolaborasi antara peserta didik dan guru yang baik dan positif sangat diperlukan untuk meningkatkan potensi peserta didik. Berdasarkan pemaparan di atas, saya mempelajari bahwa pembelajaran pada ZPD juga memperhatikan karakteristik peserta didik dalam sehingga dapat menciptakan pembelajaran yang memenuhi kebutuhan dan berpusat pada peserta didik dengan bimbingan ahli (pendidik). Dalam ruang kolaborasi saya telah berdiskusi dan mempelajari lebih lanjut bersama teman-teman kelompok saya tentang pandangan masing-masing terkait pembelajaran pada Zone Of Proximal Development (ZPD) dalam kegiatan pembelajaran. Melalui kegiatan tersebut, membantu saya mengetahui ZPD dengan sudut pandang yang berbeda-beda. Hasil diskusi disajikan dan dipresentasikan dalam bentuk yang menarik, lebih lanjut diskusi dilakukan bersama dosen dan teman-teman kelas pada tahap demonstrasi kontekstual. Melalui tahap ini saya lebih memahami bahwa pembelajaran dalam ZPD juga mempertimbangkan latar belakang peserta didik agar menciptakan pembelajaran yang lebih efektif. Selain itu dalam memberikan bimbingan dan arahan kepada peserta didik yang sedang dalam tahap belajar, guru harus memiliki keterampilan sosial emosional seperti kesabaran, empati, dan ketekunan. Berdasarkan yang sudah saya pahami pada topik ini, saya menjadi lebih memahami bahwa pembelajaran yang berpusat pada peserta didik tidak hanya memberikan kebebasan dalam belajar namun dalam pembelajaran peserta didik tetap diberikan arahan, bimbingan, dan pelatihan oleh guru. Selain itu dengan memahami perkembangan pemahaman peserta didik, guru harus memastikan bahwa tantangan belajar yang diberikan berada di dalam ZPD peserta didik yang sedang belajar, yaitu berada pada tahap maksimal pemahaman peserta didik. Tantangan yang tepat memungkinkan peningkatan potensi dan keterampilan peserta didik, sementara jika terlalu sulit akan menyebabkan kelelahan dan stres. Hal yang ingin saya pelajari lebih lanjut adalah bagaiman penerapan pembelajaran pada Zone of Proximal Development (ZPD) tidak memberikan dampak ketergantungan peserta didik terhadap bimbingan dan arahan dari guru. Hal yang sudah saya pelajari pada koneksi antar materi pada mata kuliah ini dengan mata kuliah lain adalah penerapan ZPD dalam pembelajaran dengan mempertimbangkan karakteristik peserta didik yang meliputi latar belakang, pemahaman, kebutuhan, dan lainnya. Pada koneksi antara materi, saya juga mengaitkan beberapa mata kuliah yang saling berkaitan dengan pemahaman peserta didik dan pembelajaran. Saya memahami bahwa materi ini berkaitan dengan materi filosofi pendidikan, pemahaman peserta didik dan pembelajarannya, serta prinsip pembelajaran dan asesmen yang efektif. Keterkaitan materi tersebut bahwa memahami karakteristik peserta didik menjadi acuan dalam menyusun strategi pembelajaran yang memenuhi kebutuhan dan berpusat pada peserta didik. Manfaat mempelajari perspektif sosiokultural membantu saya memahami pentingnya pembelajaran pada ZPD dengan berfokus pada pemberian bimbingan dan arahan kepada peserta didik berdasarkan karakteristik mereka. Kesiapan saya saat ini berada pada skala 8 dari 10. Karena saya menyadari bahwa pembelajaran pada ZPD membutuhkan pemahaman lebih lanjut tentang ZPD itu sendiri serta perlu membangun hubungan yang baik dan positif dengan peserta didik. Hal yang perlu saya persiapkan lebih lanjut untuk menerapkan dengan optimal pembelajaran pada ZPD adalah mengidentifikasi kebutuhan belajar peserta sehingga dapat memberikan bimbingan dan arahan yang tepat untuk meningkatkan potensi setiap peserta didik. Selain itu, menyusun strategi pembelajaran yang dapat memenuhi kebutuhan dan berpusat pada peserta didik sehingga terciptanya pembelajaran yang efektif dan bermakna.