Rizki Putra Dewantoro Jurnalis 0shares Wujudkan Majalengka Langkung Sae, PC Tidar Majalengka Gelar Rapat Konsolidasi dan Pelatihan Tunas 1 dan 2 Read More Jiwa Terbarukan Wisata Berkelanjutan Belajar dari Taman Pintar Bumi tempat semua makhluk berpijak harus dijaga kelestariannya. Kerusakan lingkungan hidup yang terjadi di sekitar kita menjadi tanggung jawab bersama. Oleh karena itu perlu kesadaran akan pentingnya menjaga alam. Pencemaran lingkungan, polusi, dan pemanasan global bukan hanya isu nasional tapi juga internasional. Sudah bukan rahasia lagi berbagai fenomena yang mempengaruhi hidup penduduk bumi seperti naiknya suhu, permukaan laut, mencairnya es di kutub, pesisir hancur, abrasi tak terkendali, hingga pencemaran lingkungan dengan maraknya sampah di lautan. Kekacauan ini mengancam kehidupan, sudah jamak lagi ikan-ikan raksasa seperti paus terdampar dan menghembuskan nafas terakhirnya. Lalu, fakta yang mencengangkan di dalam tubuh paus itu penuh sesak dengan sampah plastik. Edukasi menjadi kunci dalam menghasilkan kehidupan baik dan berkelanjutan. Era milenium kedua dengan kemajuan teknologi ini begitu melesat turut menimbulkan masalah. Maka, komitmen untuk mewujudkan Pembangunan Berkelanjutan perlu menjadi mainstream (arus utama) dalam menjaga keberlangsungan hidup seraya memberikan peningkatan kesejahteraan masyarakat dengan tidak memberikan dampak buruk pada bumi pertiwi. Sementara itu, Riset Snapcart (2020) menunjukkan berwisata atau liburan merupakan sektor di urutan ketiga yang berpengaruh dalam kehidupan masyarakat. Terlebih di masa pandemi Covid-19, sektor pariwisata menjadi area yang paling terdampak setelah kehidupan sosial dan pekerjaan atau karier. Sementara itu, US Travel Association baru-baru ini juga turut merilis survei yang menunjukkan wisata domestik atau lokal diproyeksikan menjadi pilihan utama: 48% akan membatalkan perjalanan, 44% mengurangi perjalanan, 25% mengubah destinasi yang dapat dijangkau lebih mudah, dan 12% mengganti perjalanan internasional ke domestik. Maka, sudah saatnya mewujudkan wisata berkelanjutan. Tujuan Pembangungan Berkelanjutan (TPB) atau Sustainable Development Goals (SDGs) bisa tercapai dengan lebih masif melalui wisata berkelanjutan. Salah satu wahana wisata yang telah memprakarsai penyebaran praktik baik berkelanjutan adalah Taman Pintar. Sebagai destinasi wisata unggulan di Yogyakarta, Taman Pintar turut mambangun pariwisata berkelanjutan (sustainable tourism) yang berfokus pada lingkup sosial, ekonomi dan lingkungan. Taman Pintar sebagai wahana wisata edukasi memiliki perhatian khusus dalam menumbuhkan kesadaran hidup yang ramah lingkungan. Melalui Eco Management adalah salah satu implementasi pengelolaan Taman Pintar yang lebih ramah lingkungan. Sejak awal tahun 2019 institusi di lingkungan Pemerintah Kota Yogyakarta ini berupaya untuk mengelola Taman Pintar dengan konsep ramah lingkungan. Menurut Kepala Bidang Pengelolaan Taman Pintar, Afia Rosdiana terdapat tiga program utama dalam pengelolaan Taman Pintar Eco Management, yaitu: konservasi air, konservasi energi listrik dan program pengelolaan sampah mandiri. Konservasi Air Idenya adalah bagaimana pengelolaan Taman pintar dengan mengambil air tanah sekecil-kecilnya serta pengolahan kembali air yang telah diambil. Taman Pintar memiliki masjid di mana dalam satu hari penggunaan air bisa mencapai 6000 liter untuk orang berwudu. Kemudian air disaring dan digunakan lagi (reuse) untuk wahana bahari. Seperti pemanfaatan air untuk akuarium, dalam seminggu dua kali akuarium dikuras agar ikannya bisa terus hidup dan sehat. Air dari akuarium dikeluarkan kemudian di-filter dan ditampung lalu digunakan lagi. Pengelolaan air juga bisa dilakukan melalui sumur resapan dari bekas penggunaan air dan penampungan air hujan. Ketika musim kemarau datang, sumur menjadi kering, tetapi bisa menyiasatinya dengan memanen air dari sumur resapan. Selain itu, air dari penampungan bisa digunakan untuk menyiram tanaman yang ada di berbagai titik. Koservasi Energi Listrik Program ini meliputi dua hal yaitu penghematan penggunaan energi listrik dan penggantian peralatan listrik yang hemat energi. Taman Pintar menggaungkan penghematan listrik seperti penggunaan pendingin ruangan sesuai suhu idealnya serta penggunaan berbagai perangkat dengan teknologi terbaru yang ramah lingkungan. Teknologi baru adalah kunci solusi yang inovatif untuk kehidupan berkelanjutan. Kemudian penghematan listrik dengan melakukan retroviting peralatan, upgrade atau juga memodifikasi. Misalnya ketika masuk ke kamar mandi di Taman Pintar kemudian keluar lupa untuk mematikan lampu. Jangan khawatir karena sudah dibuat otomatis. Jadi masuk sudah menyala, pas keluar lampunya mati sendiri dengan menggunakan sensor gerak. Penggunaan listrik dengan usaha minimal bisa mengurangi pengurangan karbon. Serta tentunya dapat meminimalkan cost operasional. Kepedulian dalam mengubah kebiasaan hemat energi dalam kehidupan sehari-hari ini perlu digalakkan di kalangan generasi muda. Pengolahan Sampah Sebagai sebuah science center, Taman Pintar dalam mengelola sampah tidak hanya bertujuan untuk mengolah sampah yang dihasilkan, namun juga ditujukan sebagai edukasi bagi masyarakat, yaitu dengan dikembangkannya wahana Zona Pengolahan Sampah serta kegiatan edukasi berupa workshop tentang pengelolaan dan pengolahan sampah. Di samping mengolah sampah mandiri, Taman Pintar juga memberikan edukasi ke masyarakat tentang pentingnya dan bagaimana cara mengolah sampah secara mandiri. Sekitar 80 persen sampah di Taman Pintar saat ini sudah dapat diolah di sumbernya. Dengan demikian, maka yang dulunya 100% sampah dibuang ke Tempat Pembuangan Akhir (TPA), saat ini hanya tinggal 20% residu yang dibuang ke sana sehingga ikut mengurangi beban TPA Piyungan. Masyarakat bisa melihat, belajar untuk memilah dan membuang sampah sesuai dengan jenisnya. Taman Pintar memiliki zona pengolahan sampah mandiri, sampah anorganik seperti plastik, botol-botol disalurkan melalui bank sampah bekerjasama dengan Dinas Lingkungan Hidup (DLH). Kemudian sampah organiknya baik itu sampah daun, sisa sampah makanan semua dijadikan kompos dengan metode yang bervariasi. Dalam melaksankan pengelolaan sampah, Taman Pintar menggunakan beberapa metode dengan maksud agar masyarakat dapat melihat secara langsung dan memahami bahwa ada beberapa cara yang dapat dilakukan dalam mengelola sampah sesuai dengan tujuan dan klasifikasinya. Adapun metode yang dikembangkan adalah biopori, komposter komunal, cacing tanah untuk mengolah sampah daun dan metode lalat hitam atau Black Soldier Fly (BSF) yang diperuntukan untuk mengolah sisa makanan. Hasil dari pengolahan sampah ini berupa pupuk dan media tanam yang dapat langsung dimanfaatkan. Metode BSF sangat mungkin dilaksanakan di sekolah-sekolah, di mana sampah sisa makan dari kantin sekolah dapat diolah sekaligus memberikan edukasi bagi siswa-siswi untuk terbiasa memilah sampah, disamping juga mengembangkan gerakan “beberes sendiri”. Upaya seperti ini dapat membentuk kebiasaan para siswa yang pada akhirnya dapat menjadi budaya dalam mendorong kemandirian dan kedisiplinan. Saat ini, Taman Pintar membuka program bimbingan teknis dan pendampingan bagi sekolah yang tertarik untuk mengembangkan program pengolahan sampah mandiri di sekolah. Taman Pintar membuka sepenuhnya peluang kerjasama dengan sekolah maupun komunitas yang berkeinginan untuk mengembangkan program pengolahan sampah di sekolah maupun di lingkungannya. Dengan program tersebut, diharapkan semakin banyak masyarakat peduli dan beraksi nyata untuk menjaga lingkungan. Taman Pintar Eco Management, menjadikannya bagian dari upaya menjaga lingkungan, dengan moto Awareness, Action, dan Agent. Awarenes yaitu mencoba menumbuhkan kesadaran dan kewaspadaan kepada masyarakat bahwa bumi yang sudah kita tinggali ini kalau bukan kita yang merawat siapa lagi. Action, mari ketika kita sudah sadar, apa yang akan kita lakukan, contohnya telah disebutkan sebelumnya seperti konservasi air, energi, dan pengolahan sampah. Agent, yaitu kita semua sebagai warga masyarkat yang beraksi mencintai lingkungan, sekecil apapun itu usahanya. Ke depan perlu ada inovasi yang lebih baik lagi. Seperti penggunaan Energi Baru Terbarukan (EBT) misalnya dengan penerapan pembangkit listrik tenaga surya. Energi surya di negeri ini sangat melimpah yang hanya saja belum dimanfaatkan secara baik karena masih kurangnya pemahaman teknologinya. Selain itu, hal lainnya yang juga penting adalah terus melakukan penghijauan dengan penanaman pohon dan tanaman yang dapat membuat lingkungan menjadi sejuk dan segar. Diharapkan masyarakat tidak hanya sadar akan pentingnya menjaga lingkungan, namun kemudian peduli, dan berbuat serta pada akhirnya dapat menjadi agen perubahan. Menjaga alam, lingkungan, dan kehidupan bisa dilakukan dari area wisata edukasi. Jangan sampai ada lagi ada makhluk hidup luar biasa seperti ikan paus yang mati karena sampah plastik. Bergandengan tangan bersama dengan kepedulian untuk melakukan konservasi yang dimulai dengan terus belajar. Termasuk mewujudkan wisata berkelanjutan sehingga terpancarlah jiwa yang terbarukan.
Wujudkan Majalengka Langkung Sae, PC Tidar Majalengka Gelar Rapat Konsolidasi dan Pelatihan Tunas 1 dan 2 Read More