fbpx
Shutterstock/Bagaskara Lazuardi

Akses Pariwisata yang Merata Dengan Tetap Memperhatikan Protokol Kesehatan

Ketika membicarakan tentang sektor pariwisata, menurutku sektor pariwisata menjadi suatu topik pembahasan yang sangat menarik untuk diikuti oleh semua kalangan masyarakat. Harus diakui bahwa sektor pariwisata memiliki manfaat yang cukup besar bagi suatu Daerah maupun Negara. Sektor pariwisata sangat potensial untuk dikembangkan menjadi besar karena memberikan pengaruh pada peningkatan ekonomi.

Namun akibat hadirnya pandemi Covid-19 dalam kehidupan, menimbulkan permasalahan yang cukup besar pada sektor pariwisata. Kunjungan masyarakat pada tempat pariwisata menjadi menurun, masyarakat merasa takut akan ancaman Covid-19 jika tetap memaksakan diri berkunjung ke tempat pariwisata. Apalagi kita tahu salah satu upaya yang dilakukan Pemerintah Indonesia untuk menurunkan jumlah angka masyarakat yang terpapar Covid-19 adalah dengan menutup sementara tempat pariwisata.

Memang langkah yang dilakukan Pemerintah terbukti jitu untuk menekan penyebaran Covid-19. Namun kebijakan yang ditetapkan Pemerintah pada sektor pariwisata nyatanya menimbulkan suatu permasalahan lain. Pukulan telak harus dialami sektor pariwisata, ekonomi menjadi menurun sangat drastis akibat adanya pandemi Covid-19. Tidak hanya pemilik tempat wisata, faktanya Pemerintah Daerah, jasa transportasi, jasa penginapan, tempat makan, para pelaku UMKM dan karyawan tempat wisata juga ikut terkena imbas dari adanya pandemi.

Tentunya ini merupakan persoalan besar yang perlu untuk diselesaikan Pemerintah Indonesia. Pemerintah perlu menciptakan solusi terbaik yang dapat mengatasi segala permasalahan yang terjadi. Harapan utamaku semoga para pihak yang terkait dengan sektor pariwisata tidak terjatuh dalam permasalahan ekonomi yang semakin dalam. Sudah waktunya permasalahan sektor pariwisata diselesaikan dan ekonomi menjadi stabil seperti dahulu sebelum adanya Covid-19.

Faktanya masyarakat Indonesia juga terkena dampak dari adanya kebijakan penutupan sementara tempat wisata. Masyarakat sudah sangat ingin untuk bisa merasakan kembali berwisata, mereka sudah bosan dengan adanya pembatasan dalam beraktivitas. Hal ini terbukti dengan adanya survei yang dilakukan oleh Marketplace OpenTripID kepada 1005 responden tentang rencana besar yang akan dilakukan masyarakat pasca pandemi. Hasil survei menunjukkan bahwa 73 persen masyarakat mengaku memiliki rencana untuk bisa kembali berwisata (beritasatu.com).

Langkah Terbaik yang Dapat Dilakukan Oleh Pemerintah Indonesia

Rasanya tidak ada pilihan lain bagi Pemerintah selain membuka kembali akses pariwisata di Negara Indonesia. Aku pribadi merasa bahwa ini merupakan langkah terbaik untuk mengatasi permasalahan yang sudah terjadi. Pemerintah memiliki kewajiban untuk membuka tempat pariwisata setelah Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat berakhir.

Aku berani memberikan jaminan bahwa banyak pihak akan merasa senang ketika Pemerintah memutuskan untuk membuka kembali tempat wisata. Banyak keuntungan yang didapatkan suatu Daerah maupun Negara ketika sektor pariwisata kembali berjalan. Risiko besar yaitu gulung tikar pada pihak yang terkait sektor pariwisata menjadi bisa terhindarkan.

Meskipun tempat wisata kembali dibuka, semua pihak terkait sektor pariwisata memiliki kewajiban untuk menjalankan protokol kesehatan. Aku merasa bahwa menjalankan protokol kesehatan sangatlah penting untuk menghindari penyebaran Covid-19 yang sangat mudah dan cepat. Perlu adanya sanksi yang tegas kepada pihak yang tidak memperhatikan protokol kesehatan dengan baik.

Langkah terbaik yang dapat dilakukan oleh pihak pariwisata untuk menghindari penyebaran Covid-19 adalah dengan menetapkan kebijakan seperti menjual tiket secara online, melakukan pembersihan tempat wisata secara berkala, seluruh karyawan wajib melaksanakan protokol kesehatan, menyediakan tempat cuci tangan, melakukan pengecekan suhu tubuh pengunjung, menyediakan media informasi yang berkaitan dengan Covid-19, melakukan himbauan kepada para pengunjung untuk tidak berkerumun serta melakukan pengawasan ketat kepada para pengunjung.

Sedangkan para pengunjung juga memiliki kewajiban untuk menerapkan protokol kesehatan seperti menggunakan masker, sering mencuci tangan, tidak lupa membawa hand sanitizer, menghindari menyentuh area wajah, menghindari kontak langsung dan tetap menjaga jarak dengan orang lain, sering membersihkan benda yang dibawa berwisata dan memastikan berada dalam kondisi yang sehat.

Selain kebijakan yang telah aku paparkan diatas, pihak pariwisata juga harus memastikan para pengunjung dalam kondisi kesehatan yang baik. Cara terbaik yang dapat dilakukan adalah menetapkan persyaratan yaitu pengunjung harus sudah mendapatkan vaksin. Pengunjung juga harus menunjukkan hasil Rapid Test, Swab atau PCR dengan hasil negatif untuk membuktikan bahwa pengunjung benar-benar dalam kondisi yang sehat.

Penerapan Protokol Kesehatan Menjadi Kunci Untuk Sektor Pariwisata yang Berkelanjutan dan Inklusif

Sungguh penerapan protokol kesehatan sangat penting bagi sektor pariwisata di era Covid-19. Penerapan protokol kesehatan menjadi kunci utama untuk sektor pariwisata dapat berjalan secara berkelanjutan dan inklusif. Mungkin ada diantara kalian yang kesulitan memahami pernyataanku tentang peranan protokol kesehatan guna menciptakan sektor pariwisata yang berkelanjutan dan inklusif. Teruntuk kalian semua yang merasa kebingungan, tenang saja karena disini aku akan mencoba memberikan gambaran singkatnya kepada kalian semua.

Ketika adanya penerapan protokol kesehatan, membuat sektor pariwisata bisa beroperasi kembali. Upaya untuk menciptakan sektor pariwisata yang berkelanjutan menjadi lebih mudah untuk bisa diwujudkan. Risiko permasalahan ekonomi bahkan sampai gulung tikar menjadi bisa terhindarkan, dengan dibukanya sektor pariwisata akan membuat ekonomi menjadi bisa kembali stabil. Sektor pariwisata memang memberikan dampak yang besar pada ekonomi Daerah dan Negara.

Pemasukan besar akan didapatkan pihak pariwisata jika nantinya tempat wisata memang kembali dibuka. Ekonomi berkelanjutan akan benar-benar terwujud, ekonomi yang baik tidak hanya didapatkan saat ini tetapi juga dalam jangka panjang. Percayalah teman-teman bahwa dengan dibukanya kembali tempat wisata, akan memberikan dampak besar tidak hanya sekarang tetapi juga di masa depan.

Selain itu kewajiban penerapan protokol kesehatan akan membuat para pengunjung menjadi lebih memperhatikan aspek kesehatan, keamanan, kenyamanan dan kelestarian alam. Setelah menghadapi permasalahan panjang terkait pandemi Covid-19, aku memiliki keyakinan bahwa semua pihak akan lebih peduli untuk menjaga kelestarian lingkungan. Mereka akan berupaya semaksimal mungkin untuk membuat lingkungan tempat wisata berkualitas baik sekarang maupun di masa depan.

Percayalah bahwa penerapan protokol kesehatan juga akan berpengaruh pada sektor pariwisata yang inklusif. Penerapan protokol kesehatan akan membuat tempat wisata dapat dinikmati oleh semua orang, tanpa ada yang tertinggal. Tempat wisata tidak hanya dapat dikunjungi masyarakat sekitar, tetapi juga dapat dikunjungi oleh wisatawan luar Daerah atau bahkan luar Negeri. Syarat utama mereka harus bisa menunjukkan bukti telah melaksanakan vaksin dan hasil negatif Covid-19.

Teman-teman, satu hal yang harus kalian tahu bahwa berkunjung ke tempat wisata merupakan hak semua orang. Meskipun dalam keadaan pandemi seperti ini, tempat pariwisata tidak boleh sampai berpihak kepada kalangan tertentu. Pihak pariwisata tidak boleh memprioritaskan beberapa kalangan yang dapat menikmati tempat wisata, namun melarang kalangan lain untuk menikmatinya. Ketika wisatawan bisa memenuhi persyaratan terkait bebas Covid-19, mereka memiliki hak untuk menikmati destinasi tempat wisata.

Tempat Wisata Gunung Bromo Menjadi Contoh Nyata Dalam Penerapan Protokol Kesehatan Ketat

Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) memang menjadi bencana bagi seluruh tempat wisata. Tempat wisata terpaksa tutup akibat adanya kenaikan penderita Covid-19 yang cukup signifikan, salah satu tempat wisata yang terkena imbas dari PPKM adalah tempat wisata Gunung Bromo. Akibat ditutupnya tempat wisata Gunung Bromo, membuat semua pihak terkait harus mendapatkan kerugian yang cukup besar terutama pada masyarakat sekitar.

Namun pihak tempat wisata Gunung Bromo dapat bernafas lega karena berdasarkan ketentuan Pemerintah yaitu Daerah yang memasuki level 2 dapat membuka kembali kegiatan pariwisata. Tempat wisata Gunung Bromo kembali dibuka dengan jalur Kabupaten Pasuruan dan Kabupaten Probolinggo karena Kabupaten ini sudah memasuki level 2, sedangkan jalur yang lain seperti Kabupaten Malang dan Kabupaten Lumajang belum dibuka kembali karena masih berada diatas level 2 (Republika.co.id).

Objek wisata yang dibuka kembali di kawasan Gunung Bromo adalah Penanjakan, Bukit Kadaluh, Bukit Cinta, wilayah Mentigen dan Savana Teletubbies. Meskipun telah dibuka kembali, tempat pariwisata Gunung Bromo memiliki kebijakan baru yaitu penerapan protokol kesehatan yang sangat ketat.

Pengunjung Gunung Bromo memiliki kewajiban untuk menjaga kebersihan seperti tidak membuang sampah dan masker sembarangan. Kapasitas pengunjung maksimal 25%, pengunjung juga harus sudah melakukan vaksinasi minimal dosis pertama dan menggunakan Aplikasi PeduliLindungi. Terkait tiket dijual hanya secara online melalui situs resmi Booking Online Wisata Bromo.

Tentunya kebijakan baru yang telah ditetapkan pihak tempat wisata Gunung Bromo memiliki manfaat untuk menciptakan sektor pariwisata yang berkelanjutan dan inklusif. Sektor ekonomi dan lingkungan akan berjalan dengan baik dan berkelanjutan berkat adanya keputusan pembukaan tempat wisata yang menerapkan protokol kesehatan ketat. Selain itu adanya syarat vaksinasi minimal dosis pertama dan menggunakan Aplikasi PeduliLindungi, membuat tindakan diskriminasi dan keberpihakan pada pengunjung tertentu dapat terhindarkan.

Mari Berkontribusi Membangkitkan Sektor Pariwisata Dengan Cara Menerapkan Protokol Kesehatan

Harus diakui bahwa protokol kesehatan memiliki peranan yang sangat penting dalam membangkitkan sektor pariwisata di Negara Indonesia. Kunci utama untuk membuat tempat wisata menjadi aman dan nyaman adalah dengan menerapkan protokol kesehatan. Aku memiliki keyakinan bahwa sektor pariwisata bisa kembali berjaya jika masyarakat Indonesia secara keseluruhan memiliki pemahaman yang baik dalam menerapkan protokol kesehatan di tempat pariwisata.

Menyikapi hal ini, kita memiliki kewajiban untuk ikut serta dalam menerapkan protokol kesehatan di tempat pariwisata. Kita juga harus berkontribusi dalam memberikan edukasi akan pentingnya penerapan protokol kesehatan di tempat wisata kepada masyarakat lain. Percayalah bahwa kontribusi kecil yang kita berikan saat ini, akan memberikan dampak kemajuan pada sektor pariwisata. Protokol kesehatan yang baik akan membuat sektor pariwisata dapat berjalan secara berkelanjutan dan inklusif meskipun dalam keadaan pandemi Covid-19.

Referensi :

Chairul Fikri (Berita Satu), 73 Persen Masyarakat Sudah Ngebet Ingin Berwisata, Diakses pada tanggal 16 September 2021, https://www.beritasatu.com/gaya-hidup/660881/73-persen-masyarakat-sudah-ngebet-ingin-berwisata

Wilda Fizriyani (Republika.co.id), Kawasan Bromo Dibuka Simak Syarat Untuk Wisatawan, Diakses pada tanggal 17 September 2021, https://republika.co.id/berita/qz6kku282/kawasan-bromo-dibuka-simak-syarat-untuk-wisatawan