Melva Bintang Student 0shares MENYULUT ENERGI HIJAU DARI EMAS CAIR: PERAN STRATEGIS KELAPA SAWIT DALAM PEMBANGUNAN BERKELANJUTAN Read More Pariwisata adalah salah satu penggerak perekonomian di dunia yang di dalamnya saling berkaitan satu dengan yang lainnya, seperti: jasa pelayanan wisata, sosial, ekonomi, budaya, politik, keamanan, dan lingkungan. Hubungan yang terdapat didalamnya sangat kompleks dan saling mempengaruhi satu sama lainnya akan membawa dampak terhadap pariwisata tersebut. Dampak tersebut diharapkan dapat meningkatkan jumlah kunjungan wisatawan dan membawa dampak positif lainnya bagi daerah tersebut. Sebagai salah satu perekonomian kreatif, pariwisata merupakan salah satu industry unggulan yang memiliki pertumbuhan ekonomi yang cepat. Namun, dibalik pertumbuhan ekonomi yang cepat, hal ini juga membawa dampak positif maupun negative bagi keberlangsungan hidup alam dan sosial budaya yang sudah ada didalamnya. Potensi keindahan alam membuat setiap orang yang mengunjunginya akan mendapat ketenangan, namun ada juga yang datang untuk mengeksploitasi alam. Eksploitasi alam yang tidak memperhatikan aturan-aturan akan membahayakan alam serta flora dan fauna yang ada didalamnya. Pengelolaan alam serta penerapan kebijakan yang tepat sangat diperlukan agar tidak terjadi eksploitasi alam. Partisipasi aktif masyarakat local sangat diperlukan untuk menjaga, mengelola dan mengembangkan destinasi wisata. Penyebaran wabah COVID-19 pada tahun 2020 membawa dampak yang nyata di masyarakat. Hal ini menjadi perhatian serius bagi pemerintah dan sektor kesehatan menjadi prioritas nasional. Sektor industry pariwisata menjadi salah satu sektor yang paling terpukul akibat pemberlakuan peraturan yang dilakukan oleh pemerintah dalam upaya mencegah penyebaran COVID-19 lebih luas lagi. Imbasnya adalah kegiatan operasional berhenti dan membuat ekonomi kreatif menurun secara signifikan. Narasi bahwa Indonesia akan mengalami pandemi hingga bulan Juni 2020 tetap hanya akan menjadi narasi karena pandemi masih berlanjut hingga saat ini. Kerugian bagi industry pariwisata sangat bisa dirasakan dampaknya selama pemberlakuan kebijakan Pembatasan Sosial Berskala Besar. Dibalik dampak yang sangat signifikan, momen pandemi COVID-19 menjadi waktu paling baik bagi alam untuk bisa memperbaiki tubuhnya dan beristirahat. Hal ini mendorong pemerintah untuk mempercepat penerapan konsep pariwisata berkelanjutan di Indonesia sebuah isu klasik yang sudah lama bertengger di perencanaan. Sebuah survey mengatakan bahwa pasca pandemi nantinya kebanyakan orang akan memilih slow tourism karena masih takut bepergian jauh dan akhirnya memilih melakukan wisata domestic dan staycation. Pilihan tersebut tentu saja mendapat perhatian serius karena tentu saja pilihan itu membutuhkan jaminan kesehatan, keamanan, kenyamanan, fleksibilitas dan keberlanjutan. Nilai-nilai ini nantinya akan menambahkan kualitas dari sebuah tempat pariwisata. Apabila kualitas tempat pariwisata meningkat maka ini akan membawa dampak yang besar bagi perekenomian di daerah maupun pusat. Ada lima hal yang harus diperhatikan dalam pariwisata berkelanjutan, yakni : pertumbuhan ekonomi yang sehat, kesejahteraan masyarakat local, melindungi sumber daya alam, kebudayaan masyarakat yang tumbuh secara sehat dan memaksimalkan kepuasan wisatawan dengan memberikan pelayanan yang baik. Hal-hal tersebut menjadi urgensi dalam perubahan untuk pariwisata dan membutuhkan perencanaan strategis agar tidak mudah terdistraksi dengan masalah-masalah lainnya. Pemanfaatan teknologi secara maksimal menjadi sebuah solusi untuk masalah tersebut. Pemanfaatan teknologi informasi dalam industry pariwisata di Indonesia masih berkutat di bagian promosi tempat hingga pemasaran produknya. Potensi dari teknologi informasi apabila di manfaatkan semaksimal mungkin dapat mendukung pariwisata berkelanjutan di Indonesia. Semisal metode virtual tour guide yang sangat marak selama pandemi dapat memberikan pengalaman wisata baik budaya, sejarah dan daya tarik wisata lain secara interaktif tanpa menganggu alam tersebut serta menjadi solusi pariwisata virtual saat ini. Metode ini juga disambut baik dan mendapat antusiasme dari masyarakat. Dalam bukunya Ali dan Frew (2014) mengindikasikan teknologi informasi dapat membantu implementasi pariwisata berkelanjutan baik dari elemen lingkungan, sosial, dan ekonomi. Ada beberapa aplikasi berbasis teknologi yang berpotensi dalam mendukung konsep pariwisata dan jenis penerapannya. Computer simulation adalah salah satu aplikasi paling umum di pariwisata Indonesia. Aplikasi ini akan memberikan scenario dari variabel-variabel yang digunakan seperti variabel praktek pariwisata berkelanjutan serta peraturan protokol kesehatan di masa pandemi COVID-19 dan scenario tersebut dapat menjadi evaluasi agar bisa menyesuaikan indicator tujuan pariwisata berkelanjutan dan penerapan protokol kesehatan. Aplikasi seperti GIS (Geographical Information System) yang berfnugsi untuk memetakan sumber daya alam dan ilmu kebumian dapat dimanfaatkan apabila ingin mengembangkan suatu wilayah destinasi. Informasi dari GIS juga akan membantu dalam menjaga sumber daya alam dari eksploitasi berlebihan atau rombakan yang berlebihan. Aplikasi GPS (Global positioning System) sangat penting untuk membaca lokasi keramaian, pasar wisatawan serta menciptakan jalur wisata di suatu kawasan. Informasi ini akan sangat membantu promosi produk yang relevan dengan tempat tersebut. Aplikasi carbon calculator serta pedulilindungi memiliki fungsi yang hampir sama yaitu identifikasi jejak seseorang kemana dia bepergian. Perbedaaannya adalah carbon calculator mengidentifikasi jumlah emisi serta energy yang digunakan dan dikenal sebagai “carbon footprint”sementara pedulilindungi berfungsi sebagai untuk melindungi diri kita serta orang disekitar. Aplikasi ini dapat melakukan tracing, tracking dan fencing melalui infrastruktur, system dan aplikasi telekomunikasi. Perpaduan kedua aplikasi ini sangat membantu sektor pariwisata untuk mencegah penularan COVID-19 sekaligus dapat membantu untuk melihat jejak karbon karbon dari para wisatawan. Sebagai system informasi, teknologi tersebut dapat membantu dalam kampanye protokol kesehatan, ramah lingkungan serta pencerdasasan mengenai sustainability dalam dunia pariwisata. Pengerjaan konsep pariwisata berkelanjutan tidak hanya mengandalkan sektor pariwisata tersebut, namun membutuhkan kolaborasi dari banyak sektor. Perbaikan tidak hanya dilakukan dari segi infrastruktur maupun system informasi, namun pembangunna pariwisata juga mengedepankan pengalaman yang didapatkan wisatawan, serta perlu pemberdayaan masyarakat local agar kebudayaan asli masyarakat setempat tidak digerus secara bertahap oleh budaya dari wisatawan. Pemberdayaan masyarakat local menjadi hal yang sering dilupakan mengingat hal ini sangat sulit dilaksanakan karena dilakukan secara holistic dan terus menerus untuk digali dan diberdayakan mulai dari anak-anak hingga dewasa. Tantangan untuk mewujudkannya adalah memerlukan pemberdayaan masyarakat yang penuh komitmen dan dilakukan oleh, dari dan untuk masyarakat secara partisipatif muncul sebagai alternative terhadap pendekatan pembangunan. Sehubungan dengan tantangan tersebut maka sangat penting dilakukan kajian pemberdayaan masyarakat dengan masyarakat local yang sedang berupaya mewujudkan pariwisata berkelanjutan baik secara ekonomi, lingkungan maupun sosiokultural. Pengembangan pariwisata berkelanjutan yang berbasis teknologi sangat bergantung pada pemberdayaan masyarakat yang baik. Keterlibatan masyarakat local dalam pemberdayaan guna terwujudnya kemandirian, integrasi masyarakat dengan lingkungan sosialkultural dan alam sekitarnya. Beberapa hal yang sering dilakukan adalah pemanfaatan media intervensi, pendidikan dan pelatihan dengan tujuan meningkatkan kesadaran, ketrampilan, dan sikap-sikap masyarakat agar memiliki kemampuan memecahkan masalah terkait dengan pariwisata. Selain itu, pengikutsertaan masyarakat local dalam pengelolaan pariwisata dapat meningkatkan inisiatif serta peran aktif masyarakat. Membuka dialog bersama masyarakat dapat meningkatkan kepedulian, pengetahuan serta rasa bertanggung-jawab masyarakat dan pemerintah dalam pengembangan daerah wisata tersebut. Tantangan serta solusi untuk mengatasi pemberdayaan masyarakat juga harus mendapat dukungan penuh dari kebijakan pemerintah. Peranan pemerintah di antaranya adalah pemberdayaan ekonomi, pendidikan, sosial budaya, psikologi dan politik. Tujuan dari komponen-komponen tersebut adalah supaya masyarakat memiliki kekuatan. Selain itu, kebijakan pemerintah bisa menjadi batasan agar tidak terjadi penyelewengan di antara masyarakat serta mobilisasi masyarakat dapat dilakukan sesuai dengan tujuan. Apabila hal ini mendapat dukungan penuh dari pemerintah serta kebijakan yang diimplementasikan dengan baik akan mewujudkan pemberdayaan masyarakat yang tinggi. Hal ini akan sangat membantu dalam mewujudkan pariwisata bersifat teknologi di era pandemi COVID-19. Referensi : Akbar MD. Teknologi Informasi Menunjang Pariwisata Berkelanjutan Di Masa Pandemi COVID-19 [Internet]. Available from: https://journals.itb.ac.id/index.php/wpar/article/view/16068/5244%0A Simatupang V, Sukmadi. Analisis Kebijakan Pembangunan Pariwisata Berkelanjutan Di Kota Bandung Selama Pandemi Covid 19. Media Bina Ilm. 2021;15(6):4669–80. Dane N. Kebijakan Pembangunan Pariwisata Berkelanjutan Di Kabupaten Buleleng Selama Pandemi Covid-19. CULTOURE Cult Tour Relig. 2021;2.1(1):61–72. Ketut IG, Pranata I, Ni D, Rai M. Pemulihan Fungsi Alam Pariwisata Ditengah Pandemi Covid-19 Covid-19. Khasanah Ilmu J Pariwisata Dan Budaya. 2020;11(2):101–8.
MENYULUT ENERGI HIJAU DARI EMAS CAIR: PERAN STRATEGIS KELAPA SAWIT DALAM PEMBANGUNAN BERKELANJUTAN Read More