Tantriana Yolanda 0shares AKSI NYATA TOPIK 4. PERSPEKTIF SOSIOKULTURAL DALAM PENDIDIKAN INDONESIA Read More TOPIK 1 – KONEKSI ANTAR MATERI Nama : Tantriana YolandaMata Kuliah : Filosofi Pendidikan Indonesia A. Kesimpulan Penguasaan Materi ‘Perjalanan Pendidikan Nasional’Perjalanan Pendidikan di Indonesia berjalan tidak semulus jalan tol, justru sebaliknya. Terdapat beberapa hambatan yang ditemukan di dalamnya, seperti halnya pada sarana dan prasarana yang kurang memadai, sistem pendidikan yang hanya fokus pada kaum kolonial dan bangsawan, jumlah guru yang terbatas, serta sekolah yang diperuntukkan hanya untuk Eropa sedangkan pribumi diperbolehkan sekolah namun hanya mendapatkan pelajaran baca, tulis, hitung (saat sebelum kemerdekaan). Lalu setelah kemerdekaan, praktik pendidikan tetap mengalami hambatan misal pada kurikulum yang terlalu kaku, ujian nasional, dan pembelajaran yang tidak memperhatikan minat dan bakat siswa. Bahkan sampai saat ini pun pendidikan di negara kita ini masih mengalami hambatan, yaitu dengan kurikulum yang baru. Pergantian kurikulum menyebabkan guru dan peserta didik harus beradaptasi dengan perubahan sistem. Kurikulum yang baru, yaitu Kurikulum Merdeka, bisa dikatakan belum tersebar secara merata di lembaga-lembaga pendidikan khususnya sekolah, karena penerapan kurikulum ini tergantung dengan persiapan pada sekolahnya masing-masing. Penerapan kurikulum baru sebenarnya mengalami pro dan kontra, namun jika dilihat secara seksama khususnya untuk kurikulum merdeka ini baik adanya jika seluruh lembaga pendidikan menerapkannya. Dimana kurikulum merdeka memberikan kebebasan kepada guru dan peserta didik untuk menentukan tujuan, materi, metode, dan evaluasi pembelajaran sesuai dengan potensi, minat, dan kebutuhan mereka. Kurikulum ini juga mengacu pada profil pelajar pancasila, yang mengembangkan nilai, etika, estetika, logika, dan kinestetika. Transformasi pendidikan melalui kurikulum merdeka diharapkan dapat mengimplementasikan hakekat dan tujuan pendidikan nasional. Visi Pendidikan Indonesia 2045: membangun rakyat Indonesia untuk menjadi pembelajar seumur hidup yang unggul, terus berkembang, sejahtera, dan berakhlak mulia dengan menumbuhkan nilai-nilai budaya Indonesia dan Pancasila. Kurikulum Merdeka Belajar merupakan gerakan transformasi Program Merdeka Belajar KHD. Gerakan Transformasi Pendidikan KHD pada dasarnya memberikan kemerdekaan bagi peserta didik, guru, dan sekolah dalam melaksanakan proses pendidikan yang bertujuan untuk membimbing peserta didik agar dapat menjalani dan memaknai kehidupannya. Transformasi pendidikan merujuk pada konsep dan pemikiran KHD yakni tujuan pendidikan yang memerdekakan dan bermakna yang harus dicapai oleh preserta didik: kemampuan untuk dapat hidup secara mandiri, hidup secara bermakna dan kemampuan untuk hidup dengan mengembangkan kehidupan. Tujuan pendidikan ini belum berhasil dijawab oleh sistem pendidikan nasional kita. Bila dilihat lebih jauh, gerakan transformasi pendidikan KHD adalah bagaimana pendidikan yang memerdekakan dan bermakna diatas dapat terwujud dalam proses pendidikan kita yang bertransformasi dalam Kurikulum Merdeka untuk membangkitkan jiwa merdeka, serta pembangunan pendidikan yang berbasis kebudayaan. Disisi lain, dengan menerapkan kurikulum merdeka yang baru saja disahkan per Februari 2022 kemarin, itu artinya lembaga pendidikan mengikuti perkembangan zaman. Dalam sistem pendidikan, mengikuti perkembangan zaman adalah hal yang memang harus dilakukan, baik oleh lembaga pendidikannya, tenaga pendidiknya, dan seluruh masyarakat yang ada di dalamnya. Selain itu, penting untuk menerapkan sistem pendidikan sesuai dengan tuntutan perkembangan zaman agar terciptanya keunikan tersendiri dalam kegiatan pembelajaran tersebut karena didesain sedikit tidaknya sesuai dengan zamannya. Namun untuk dapat menciptakan sistem pendidikan yang seperti itu, para guru diharapkan bisa tahu dan bisa mengikuti apa yang sedang terjadi di zaman tersebut dan dengan begitu kemudian dapat membuat metode pembelajaran yang unik dan membuat siswa bisa enjoy dalam kegiatan pembelajaran. B. Refleksi DiriMateri ‘Perjalanan Pendidikan Nasional’ pada mata kuliah Filosofi Pendidikan ini memberikan saya banyak sekali pemahaman baru yang sebelumnya tidak pernah saya ketahui, bahkan sama sekali tidak pernah terbesit dalam pikiran saya. Jadi kalau boleh jujur saya merasa sangat beruntung bisa mendapatkan pendidikan ini, khususnya pada materi tersebut. Pada tahap awal pembelajaran saya diberikan sedikit demi sedikit gambaran mengenai pendidikan yang mungkin sudah terjadi, sedang terjadi, atau seharusnya terjadi di negara kita tercinta ini. Jadi sebisa mungkin saya berusaha untuk meletakkan hati saya sepenuhnya untuk belajar dan berharap kelak dapat menuangkannya ke lapangan saat sudah menjadi guru, dan saya juga meyakini diri saya bahwa saya mampu untuk melakukan perubahan positif serta membawa perubahan tersebut ketika saya mengabdi di lapangan. Namun dalam mencapai tujuan tersebut saya akan mulai dari diri saya terlebih dahulu. Saya akan meyakini diri saya 100% bahwa saya mampu, dan saya harus membuktikannya. Sebelum saya membuktikan tentu saya harus mempunyai modal untuk menjadi pegangan saya, yang dimana dapat saya peroleh dari ilmu-ilmu selama saya menjalani pendidikan ini, pengalaman yang akan saya dapatkan baik di kampus maupun di sekolah, dan nasehat-nasehat dari dosen maupun guru-guru. Jadi sebisa mungkin saya akan menjalani semua ini dengan sepenuh hati agar saya dapat menyerap semuanya.