fbpx

NIHONGO ASOBI: PROGRAM BELAJAR BAHASA JEPANG MELALUI METODE INOVATIF DAN KREATIF

“Satu bahasa membuat Kamu berada di koridor kehidupan. Dua bahasa membuka setiap pintu di sepanjang jalan.” ‒ Frank Smith.

Kutipan tersebut seolah-olah seperti dorongan sigap untuk mencari panduan kiat mudah 101 berbahasa asing.  Makna bahwa mempelajari bahasa asing akan membawa seseorang untuk membuka lebih banyak peluang pada setiap kesempatan, terdengar menggiurkan.

Kurikulum Indonesia telah menerapkan bahasa asing, khususnya Bahasa Inggris sebagai mata pelajaran yang diajarkan kepada siswa sejak sekolah dasar (SD). Hal tersebut berdampak positif bagi siswa untuk menumbuhkan minat dan mempelajari bahasa asing sejak dini. Namun, tidak bisa dipungkiri bahwa ketertarikan siswa SD terhadap bahasa inggris cukup beragam; ada yang menyukainya dan ada yang tidak. Oleh karena itu, bahasa asing lain dapat menjadi alternatif bagi siswa untuk memilih opsi yang lebih sesuai dengan mereka. Salah satu bahasa asing yang bisa dipertimbangkan adalah Bahasa Jepang.

Jepang dan Indonesia memiliki hubungan diplomatik yang kuat dan telah bekerja sama di berbagai sektor. Kerja sama ini mendorong banyak perusahaan Jepang untuk beroperasi di Indonesia, begitupun sebaliknya. Oleh karena itu, kemampuan berbahasa Jepang menjadi nilai tambah yang signifikan bagi individu yang ingin meningkatkan peluang karier mereka. Seiringan dengan hal tersebut, kualitas sumber daya manusia (SDM) juga akan meningkat. Secara tidak langsung, hal ini diharapkan dapat mendukung pencapaian tujuan SDGs 8, yaitu menyediakan pekerjaan layak dan mendorong pertumbuhan ekonomi. 

Pada umumnya, bahasa Jepang mulai diperkenalkan pada jenjang SMP atau SMA dengan strategi pembelajaran yang dirancang dan diajarkan oleh tenaga pendidik. Namun, ketika bahasa Jepang diperkenalkan pada jenjang SD, diperlukan pendekatan yang berbeda karena karakteristik siswa SD yang spesifik. Oleh karena itu, diperlukan strategi pembelajaran yang inovatif dan disesuaikan dengan kebutuhan siswa SD. Salah satu contohnya adalah Nihongo Asobi, yang dirancang untuk membuat pembelajaran bahasa Jepang lebih menyenangkan dan menarik bagi anak-anak pada tingkat sekolah dasar.

Nihongo Asobi adalah program pembelajaran berbahasa Jepang untuk pemula yang dilaksanakan oleh mahasiswa Jurusan Komunikasi Digital dan Media kepada para siswa SD. Nihongo Asobi diambil dari bahasa Jepang, “Nihongo” berarti “bahasa Jepang” dan “Asobi” berarti “bermain” atau “permainan”. Secara keseluruhan, nama ini mencerminkan pembelajaran yang menggabungkan aktivitas menyenangkan untuk mempelajari bahasa Jepang. Program ini bertujuan untuk menjaga agar siswa tetap antusias dan tidak merasa jenuh selama proses pembelajaran, sehingga mereka dapat belajar bahasa Jepang dengan lebih kondusif dan menyenangkan.

Dalam proses pembelajaran Nihongo Asobi, terdapat perbedaan metode yang mencolok: pengajarnya bukanlah guru profesional, melainkan mahasiswa. Kehadiran mahasiswa sebagai pengajar memberikan suasana yang berbeda karena mereka cenderung lebih santai dan ekspresif. Hal ini membuat siswa merasa antusias selama proses pembelajaran. Mahasiswa yang menjadi pengajar telah memperoleh pengetahuan dasar tentang bahasa Jepang secara mandiri, dan mereka menggunakan pengetahuan ini untuk membuat buku pembelajaran mereka sendiri. 

Salah satu kosakata yaitu salam dan sapaan
Latihan soal berupa pengisian kalimat kosong dan pengurutan kalimat yang tepat

Selain memiliki keterampilan berbicara di depan umum, mereka juga memiliki keahlian dalam mendesain buku, sehingga buku Nihongo Asobi dirancang dengan warna cerah dan elemen kartun untuk menarik perhatian siswa. Buku Nihongo Asobi didesain agar sesuai dengan minat dan pemahaman siswa sekolah dasar. Penulisan dalam buku ini masih menggunakan abjad Latin karena ditujukan untuk pemula, dan kosakata yang disajikan adalah kata-kata sehari-hari yang mudah dipahami, seperti sapaan, makanan, hari, pekerjaan, keluarga, dan kata kerja. Di bagian akhir buku, terdapat latihan soal yang bertujuan untuk mengevaluasi pemahaman siswa terhadap bahasa Jepang.

Buku Nihongo Asobi sebagai panduan belajar bahasa Jepang untuk murid

Buku tersebut akan menjadi materi pembelajaran yang dapat dibagikan kepada siswa, sehingga para Mahasiswa Jurusan Komunikasi Digital dan Media tidak hanya menghasilkan karya, tetapi juga berperan sebagai pengajar. Ini memberikan kesempatan bagi mereka untuk belajar bahasa Jepang sambil memberikan manfaat kepada siswa. Selain itu, hal ini juga memungkinkan peluang karir mereka akan meningkat di masa depan apabila terus mengasah bahasa Jepang.

Melalui Nihongo Asobi, program ini berhasil mencapai dua dari tiga tujuan utama perguruan tinggi, yaitu Pendidikan dan Pengabdian Masyarakat. Dengan memberikan pemahaman bahasa Jepang kepada siswa sekolah dasar, program ini tidak hanya memberikan manfaat langsung kepada mereka, tetapi juga memberikan kesempatan berharga bagi mahasiswa untuk mendapatkan pengalaman langsung dalam mengajar. Ini tidak hanya akan membantu perkembangan karir mereka, tetapi juga memberikan kontribusi yang signifikan dalam memajukan pendidikan masyarakat.

Penerapan Nihongo Asobi telah dilaksanakan satu kali di SDN Bondongan 1 Kota Bogor, tepatnya pada tanggal 22 April 2024. Kegiatan pembelajaran ini ditujukan kepada siswa kelas 4 SD, semua murid terlibat secara aktif dan penuh antusias dalam proses belajar. Dukungan penuh juga diberikan oleh para guru dan kepala sekolah, berharap agar program ini dapat berlanjut dan diimplementasikan di kelas lainnya, bukan hanya sekali saja.

Dokumentasi Bersama Kepala Sekolah SDN Bpndongan 1 Kota Bogor
Antusias kepala sekolah SDN Bondongan 1 Bogor kepada program kreatif mahasiswa IPB jurusan Komunikasi Digital dan Media

Harapan untuk kelangsungan program Nihongo Asobi sangat besar, karena sejalan dengan tujuan Sustainable Development Goals (SDGs) nomor 4, yaitu pendidikan bermutu. Sebagai bagian dari cita-cita SDGs, program ini juga berkontribusi dalam menciptakan lingkungan pembelajaran yang inovatif dan kreatif bagi anak-anak. Dengan terus berlanjutnya Nihongo Asobi, diharapkan semakin banyak siswa yang merasakan manfaatnya dan semakin banyak sekolah yang tertarik untuk mengadopsi program serupa.