Parno Sumanro Mahulae 0shares AKSI NYATA TOPIK 4. PERSPEKTIF SOSIOKULTURAL DALAM PENDIDIKAN INDONESIA Read More Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (Sustainable Development Goals/SDGs), yang diluncurkan pada tahun 2015, telah memberikan dampak yang signifikan pada pembangunan global. Di Indonesia, dampak ini terasa luas, mencakup wilayah kepulauan yang beragam. Proyek-proyek SDGs berhasil menangani berbagai tantangan global yang mendesak dan mendorong pembangunan, yang pada akhirnya meningkatkan kesejahteraan jutaan masyarakat Indonesia. Sumber daya manusia (SDM) memainkan peran kunci dalam mencapai tujuan pembangunan ini. SDM tidak hanya menyumbangkan tenaga, bakat, kreativitas, dan usahanya untuk berbagai kegiatan organisasi, tetapi juga menjadi faktor penting dalam pengelolaan dan pemanfaatan sumber daya lainnya. Tanpa kehadiran SDM yang kompeten, sumber daya lain seperti modal, teknologi, dan bahan mentah akan menjadi kurang efektif dalam mencapai tujuan organisasi atau pembangunan. SDM yang unggul memiliki kemampuan lebih dari sekadar mengelola aset fisik. Mereka mampu menciptakan nilai tambah melalui inovasi dan pemanfaatan kecerdasan intelektual, kreativitas, serta imajinasi. Mereka tidak hanya mengandalkan sumber energi fisik atau bahan baku, tetapi juga potensi mental dan intelektual yang mereka miliki. Dengan demikian, istilah “sumber daya manusia” harus dipahami sebagai manusia yang memiliki potensi yang dapat terus ditingkatkan, dan menjadi kekuatan bagi organisasi atau negara. Peningkatan kualitas SDM ini sangat relevan untuk menghadapi puncak bonus demografi yang diprediksi akan terjadi pada tahun 2030. Pendidikan Berkualitas dan Literasi sebagai Fondasi SDM Unggul Pendidikan berkualitas adalah kunci dalam membentuk SDM unggul. SDM yang unggul adalah salah satu elemen utama dalam mendorong pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan. Pendidikan yang baik menghasilkan generasi yang produktif dan siap memanfaatkan bonus demografi dengan optimal. Salah satu cara paling efektif untuk mempersiapkan SDM unggul adalah dengan meningkatkan literasi, yang tidak hanya mencakup kemampuan membaca dan menulis, tetapi juga kemampuan dalam berbicara, menghitung, dan memecahkan masalah. Literasi juga meliputi keterampilan yang diperlukan untuk berfungsi secara efektif dalam kehidupan sehari-hari. Di era globalisasi dan kemajuan teknologi informasi saat ini, kemampuan untuk menguasai dan memproses informasi secara cepat menjadi sangat penting. Literasi numerasi, sains, teknologi informasi, finansial, budaya, dan kewarganegaraan kini menjadi keterampilan mendasar yang harus dimiliki generasi muda untuk bersaing secara global. Jika generasi milenial tidak memiliki literasi yang mumpuni, mereka akan kesulitan bertahan di tengah perubahan zaman yang cepat. Literasi sebagai Kekuatan Ekonomi: Pelajaran dari Jepang Pentingnya literasi dalam mendorong kemajuan ekonomi dapat dilihat dari negara maju seperti Jepang. Jepang telah lama menjadikan literasi sebagai fondasi keberhasilannya di bidang industri. Negara ini tidak mencapai kemajuan dengan instan; mereka memulainya sejak seabad yang lalu dengan menanamkan kebiasaan membaca yang kuat. Kebiasaan ini dimulai dari sekolah, di mana para siswa diwajibkan membaca selama 10 menit sebelum memulai pelajaran. Kebijakan ini telah diterapkan selama lebih dari 30 tahun dan terbukti efektif dalam menciptakan generasi yang haus akan pengetahuan. Kebijakan literasi di Jepang menunjukkan hasil yang mengesankan. Jepang kini dikenal sebagai salah satu negara dengan tingkat literasi tertinggi di dunia, dan ini berkontribusi besar terhadap kemajuan industri dan ekonominya. Di sisi lain, Indonesia menghadapi tantangan serius dalam hal literasi. Dalam studi The World’s Most Literate Nations 2016, Indonesia menempati peringkat ke-60 dari 61 negara, hanya lebih baik dari Botswana. Survei UNESCO juga menunjukkan bahwa hanya satu dari seribu penduduk Indonesia yang memiliki kebiasaan membaca yang tinggi. Untuk meningkatkan kualitas literasi di Indonesia, pemerintah melalui Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) telah mengeluarkan kebijakan wajib membaca selama 15 menit sebelum pelajaran dimulai di sekolah. Kebijakan ini merupakan langkah positif yang meniru kebijakan serupa di Jepang dan diharapkan dapat membantu meningkatkan budaya literasi di kalangan masyarakat Indonesia. Pendidikan dan SDM Unggul untuk Pertumbuhan Ekonomi Pendidikan berkualitas merupakan kunci utama untuk menciptakan SDM unggul yang dapat mendorong pertumbuhan ekonomi. SDM yang unggul akan melahirkan individu yang siap menghadapi tantangan global dan berkontribusi pada kemajuan bangsa. Untuk mencapai hal ini, pendidikan harus menjadi prioritas, bukan hanya di sekolah tetapi juga dalam lingkungan keluarga dan masyarakat. Ki Hajar Dewantara, tokoh pendidikan Indonesia, menekankan pentingnya “tri sentra” pendidikan, yaitu keluarga, sekolah, dan masyarakat. Ketiga elemen ini harus bekerja sama untuk menciptakan ekosistem pendidikan yang mendukung pengembangan karakter dan prestasi anak. Keterlibatan keluarga dalam pendidikan anak juga terbukti dapat meningkatkan prestasi belajar dan membentuk generasi yang berkualitas. Dengan SDM yang unggul, Indonesia dapat meraih pertumbuhan ekonomi yang lebih kuat dan stabil. Pendidikan berkualitas tidak hanya membentuk individu yang siap menghadapi tantangan global, tetapi juga memberikan kontribusi nyata terhadap peningkatan daya saing ekonomi negara. Sebagai negara dengan potensi bonus demografi yang besar, Indonesia harus fokus pada peningkatan kualitas pendidikan untuk memastikan bahwa generasi mendatang mampu membawa kemajuan bagi bangsa. SDGs, pendidikan berkualitas, dan literasi yang kuat adalah elemen-elemen kunci dalam menciptakan SDM unggul. Dengan SDM yang unggul, Indonesia dapat meningkatkan produktivitas, inovasi, dan pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan. Upaya peningkatan kualitas pendidikan dan literasi harus menjadi prioritas nasional untuk menciptakan generasi yang kompeten dan mampu bersaing di era global.