fbpx

KAMIS NUSANTARA, IMPLEMENTASI PENDIDIKAN INKLUSI BAGI ANAK-ANAK PEKERJA MIGRAN INDONESIA

“ Education is the most powerful weapon which you can use to change the world”- Nelson Mandela

Seperti halnya Nelson Mandela saya juga meyakini bahwa pendidikan merupakan tombak perubahan kearah masa depan yang lebih baik. Pendidikan merupakan salah satu kebutuhan dasar bagi setiap insan manusia. Pendidikan juga menjadi indikator keberhasilan suatu bangsa. Semakin tinggi kualitas pendidikan suatu bagsa maka bangsa tersebut akan semakin maju. Sebaliknya jika pendidikan di suatu negara berkualitas rendah maka negara tersebut akan jauh tertinggal.

Indonesia sebagai negara yang besar telah mengatur tentang hak setiap warga negara untuk memperoleh Pendidikan pada UUD 1945 pasal 31 ayat satu (1). Hal ini menjadi indikator bahwa pendidikan yang layak hjuga merupakan hak setiap warga negara, tanpa kecuali termasuk bagi anak-anak Pekerja Imigran Indonesia (PMI). Kurang tersedianya lapangan pekerjaan di Indonesia merupakan salah satu pendorong masyarakat untuk berbondong-bondong menjadi pekerja imigran. Namun sayangnya banyak warga negara yang masuk melalui jalur illegal yang tidak berdokumen resmi. Selain itu larangan PMI membawa keluarga juga masih banyak ditemukan pelangaran. Hal ini menimbulkan permasalahan baru terkait keberlangsungan pendidikan anak-anak PMI illegal.

Negara Malaysia yang merupakan salah satu negara tujuan PMI merupakan gambaran kongkrit bagaimana anak-anak PMI illegal sulit memperoleh pendidikan. Tidak adanya dokumen resmi status kependudukan, akta lahir yang merupakan syarat menempuh pendidikan secara formal di negara tersebut tidak dapat dipenuhi.  Menurut Duta Besar Indonesia dibawah kepemimpinan Herman Prayitno menyebutkan bahwa terdapat 53.000 anak PMI illegal di Semenjung Malaysia, dimana lebih dari separuh dari jumlah anak tersebut belum mendapatkab akses Pendidikan.

Malaysia yang merupakan negara tujuan pekerja imigran Indonesia setidaknya terdapat 300.000-400.000 orang yang bekerja secara illegal, hal ini menyebabkan anak-anaknya tidak dapat menempuh pendidikan secara formal serta legal di negara tersebut. Latas bagaimaana upaya pemerintah saat ini dalam mengatasi permasalah diatas?

Upaya pemerintah Indonesia dalam memberikan layanan pendidikan

Pemerintah Indonesia tentunya tak lepas tangan dalam membantu para anak imigran undocumented untuk memperoleh Pendidikan secara inklusi. Di Negeri Sarawak Sejak tahun 2014 pemerinatah telah berupaya untuk mendaptakan izin penerapan Community learning Center (CLC), setelah perjuanganya selama kurang lebih dua tahun pemerintah baru mendapatkan izin oleh Jabatan Pendidikan Negeri Serawak serta membangun kurang lebih 16 unit CLC namun hanya 8 unit yang susah lolos diverifikasi oleh Kementrian Pendidikan Malaysia. Hadirnya Community learning Center merupakan bentuk kongkrit upaya pemenuhan pendidikan yang inklusi bagi seluruh warga negara Indonesia. Dalam perjalananya CLC memiliki tantangan dalam menjalankan program Pendidikan, diantaranya yaitu:

  1. Ketersediaan sarana dan prasarana Pendidikan seperti bangunan, sanitasi, perpustakaan dan komputer.
  2. Belum adanya surat izin operasional baik dari Menteri Pendidikan dan kebudayaan RI dan Pemerintah Malaysia berkaitan dengan perluasan izin layanan Pendidikan bagi anak-anak pekerja migran Indonesia.
  3. Layananan Pendidikan yang belum bisa diakses bagi seluruh anak-anak pekerja imigran usia sekolah, dikarenakan keterbatasan dokumen pribadi anak seperti akta kelahiran serta dokumen resmi kependudukan.

Dari permasalahan diatas diperlukan adanya upaya baik dalam mendukung program yang berjalan di CLC. Salah satunya adalah penyediaan sarana dalam menunjang aktifitas pembelajaran yakni e-book sebagai penunjang peningkatan literasi dan wawasan kebangsaan.

Kamis Nusantara implementasi Kurikulum Merdeka, wujud dari Pendidikan Inklusi bagi anak pekerja Migran Indonesia

Kamis Nusantara merupakan ide dalam implementasi kurikulum Merdeka yang berkolaborasi tenaga pendidik communitas learning center dan juga mahasiswa yang magang. Dalam pelaksanaannya Kamis Nusantara berfokus pada peningkatan literasi bagi peserta didik. Program Kamis Nusantara, bertujuan untuk meningkatan daya kritis peserta didik dan juga meningkatkan kecintaan peserta didik terhadap bangsa Indonesia. Untuk mendukung hal tersebut tentunya diperlukan sumber literasi bagi para peserta didik, salah satu cara agar peserta didik dapat mengkases sumber literasi adalah menggunakan e-book.

Dalam implementasi Kamis Nusantara terdapat beberapa Langkah yang harus ditempuh oleh pihak-pihak yang berwenang yaitu:

  1. Kolaborasi antara pihak KBRI selaku penanggung jawab Community learning Center dengan Universitas di Indonesia mengenai program mangang. Tujuan dari kolaborasi ini adalah untuk memperoleh tenaga pendidik secara professional untuk membantu dalam pelaksanaan program.
  2. Membuat alur pembelajaran yang sesuai dengan kebutuhan Community learning Center.
  3. Pembuatan e-book interaktif, sebagai bahan penunjang pembelajaran yang dapat diakses dimanapun.
  4. Proses pembelajaran Kamis Nusantara sebagai implementasi kurikulum merdeka.

 

Ditengah kemajuan teknologi e-book merupakan salah satu produk digital unggulan untuk mempermudah pendidikan inklusif. E-book memiliki keunggulan dalam beberapa segi seperti efesien dalam ruang, dapat diakses diseluruh tempat, meningkatkan kepuasan siswa dan mengakomodasi kebiasaan belajar generasi milenial. Hal ini yang mendasari pengunaan e-book dalam program Kamis Nusantara.

Rancangan e-book Bumi Nusantara, sebagai sumber literasi peserta didik:

                   

 

Bumi Nusantara merupakan e-book yang dapat digunakan dalam pembelajaran Kamis Nusantara. E-book ini dilengkapi dengan tokoh Nusa dan Tara yang akan mengajak peserta didik belajar secara interaktif serta terdapat quis yang mampu membantu meningkatkan kognitif peserta didik. E-book Bumi Nusantara juga dapat diakses oleh seluruh siswa baik secara online dan offline untuk memudahkan siswa yang terkendala dengan sinyal. Dengan adanya program Kamis Nusantara dan e-book ini diharapkan mampu mendorong pendidikan yang inklusi serta bermutu.

Referensi :

Azizah, A., & Permana, H. (2022). Peran Community Learning Center Dalam Meningkatkan Budaya Literasi di Taman Bacaan Masyarakat Kolong Ciputat. Jurnal Pendidikan 6 (1).

Effendi, T., Rahmi, A., Muhammadiyah, U., & Utara, S. (2024). Maslahah Jurnal Pengabdian Masyarakat Pemenuhan Hak Pendidikan Bagi Anak Pekerja Migran Indonesia di Klang Lama, Malaysia. https://creativecommons.org/licenses/by-sa/4.0/

Hariyani, N. (2022). Implemetasi Community Learning Center (CLC) Dalam Menangani Permasalahan Pendidikan Anak Buruh Migran Indonesia Di Sabah. EJournal Ilmu Hubungan Internasional, 9(4)