fbpx
jpnn.com https://www.jpnn.com/news/5-kiat-mudik-lebaran-mengendarai-mobil-listrik-silakan-baca-nomor-3-penting

Generasi Muda dalam Transisi Indonesia ke Mobilitas Listrik: Mendorong Perubahan dan Percepatan Ekosistem Kendaraan Listrik

Mobil listrik semakin sering terlihat di berbagai jalan di Indonesia, sebuah fenomena yang mencerminkan pergeseran signifikan dalam preferensi konsumen dan kebijakan pemerintah terkait dengan kendaraan ramah lingkungan. Kehadiran yang makin meningkat ini tidak hanya menandakan perubahan dalam pilihan konsumen, tetapi juga menunjukkan dukungan pemerintah melalui berbagai insentif dan regulasi yang mendukung pertumbuhan industri kendaraan listrik.

Di berbagai kota besar di Indonesia, seperti Jakarta, Surabaya, dan Bandung, infrastruktur pendukung, seperti stasiun pengisian daya listrik, mulai dibangun dan ditingkatkan untuk menunjang penggunaan kendaraan listrik. Kebijakan pemerintah yang mendukung melalui pengurangan pajak dan subsidi harga beli, juga menjadi faktor pendorong bagi konsumen untuk mempertimbangkan pembelian mobil listrik sebagai alternatif yang lebih ramah lingkungan dan ekonomis dalam jangka panjang. Selain itu, peningkatan kesadaran terhadap isu lingkungan, seperti pencemaran udara dan perubahan iklim, turut mendorong masyarakat untuk beralih ke kendaraan yang lebih bersih dan lebih hijau.

Berdasarkan data dari Gabungan Industri Kendaraan Bermotor Indonesia (GAIKINDO), penjualan mobil listrik di Indonesia mengalami peningkatan signifikan selama dua tahun terakhir, dari hanya 3.193 unit pada tahun 2021 menjadi 23.154 unit pada paruh pertama tahun 2023. Lonjakan ini sejalan dengan suksesnya kebijakan pemerintah yang mendorong akselerasi penggunaan kendaraan listrik melalui Peraturan Presiden Nomor 55 Tahun 2019, termasuk melalui pemberian subsidi untuk pembelian motor dan mobil listrik yang diberlakukan sejak Maret 2023.

Peningkatan kesadaran generasi muda tentang isu lingkungan dan keberlanjutan juga memainkan peran penting dalam pertumbuhan ini. Generasi muda ini merupakan segmen pasar kunci yang diperkirakan akan mempengaruhi pasar kendaraan listrik di masa depan, baik secara langsung atau melalui influens mereka terhadap keputusan keluarga.

Meskipun fenomena ini membuka peluang bagi berbagai merek otomotif untuk menawarkan produk mereka di Indonesia, jumlah mobil listrik yang beroperasi masih sangat jauh dari target pemerintah sebanyak 600 ribu unit pada tahun 2030. Survei yang dilakukan oleh platform Jajak Pendapat (JakPat) menunjukkan bahwa semakin banyak generasi muda Indonesia yang sadar lingkungan, sekitar 56,2% yang bersedia membeli produk ramah lingkungan. Sisanya lebih memilih untuk melakukan tindakan nyata lainnya seperti menggunakan tas belanja yang dapat digunakan kembali, mendaur ulang, dan membeli produk isi ulang. Artinya, tidak semua generasi muda yang peduli lingkungan memutuskan untuk membeli produk ramah lingkungan seperti mobil listrik. Oleh karena itu, sangat penting untuk mengidentifikasi motivasi lain yang bisa mendorong generasi muda untuk membeli mobil listrik, selain hanya karena kepedulian terhadap lingkungan.

Penelitian dari Widya Pramita (2023) melibatkan survei daring kepada 260 responden berusia 25-40 tahun untuk menggali motivasi generasi milenial dan Gen Z dalam membeli kendaraan listrik. Hasilnya menunjukkan bahwa motivasi mereka tidak hanya didasari oleh kepedulian lingkungan. Terdapat beberapa motivasi dasar yang mempengaruhi perilaku manusia, seperti: (1) perlindungan diri, (2) kepedulian terhadap keluarga dan kerabat, (3) mencari pasangan hidup, (4) mempertahankan pasangan, (5) mendapatkan status sosial atau gengsi, dan (6) keinginan untuk berkelompok dan berafiliasi. Studi ini menemukan bahwa persepsi terhadap ancaman dapat menjadi pendorong kuat dalam niat pembelian produk. Motivasi perlindungan diri dan kepedulian terhadap keluarga mendorong generasi muda untuk memiliki keinginan membeli mobil listrik. Hal ini sejalan dengan meningkatnya kesadaran akan dampak perubahan iklim dan kerusakan lingkungan yang mengancam kesehatan serta keberlanjutan kehidupan manusia. Dengan demikian, mobil listrik dianggap sebagai solusi yang efektif untuk mengatasi isu kerusakan dan pencemaran lingkungan.

Pengembangan Ekosistem Baterai Listrik untuk Mendukung Industri Kendaraan Listrik di Indonesia

Pengembangan ekosistem baterai listrik di Indonesia tidak hanya penting untuk mendukung ekosistem kendaraan listrik yang berkelanjutan, tetapi juga krusial dalam memanfaatkan sumber daya alam yang melimpah. Langkah pertama dalam strategi ini adalah optimalisasi penggunaan bahan baku utama, seperti nikel, yang digunakan dalam produksi baterai lithium-ion. Pemerintah Indonesia telah mengambil langkah konkret dengan mendukung pembangunan pabrik baterai listrik pertama oleh PT Hyundai LG Indonesia Green Power di Karawang, Jawa Barat. Fasilitas ini merupakan tonggak penting dalam upaya memperkuat kapasitas produksi domestik dan mengurangi ketergantungan pada impor baterai. 

Langkah pertama yang harus terus dilakukan adalah meningkatkan pengembangan sumber bahan baku, terutama nikel, yang merupakan komponen kunci dalam produksi baterai lithium-ion. Pemerintah perlu mempromosikan investasi dalam penambangan dan pemurnian nikel dengan teknologi yang lebih ramah lingkungan. Selanjutnya, penting untuk memperluas fasilitas manufaktur baterai dalam negeri, yang bisa didukung dengan insentif fiskal untuk menarik investor.

Inisiatif riset dan pengembangan juga harus ditingkatkan melalui kolaborasi antara universitas, lembaga riset, dan industri untuk menciptakan inovasi dalam teknologi baterai. Regulasi yang mendukung produksi dan penggunaan baterai listrik juga harus diperkuat, termasuk menetapkan standar keamanan baterai dan menyediakan insentif bagi pengguna kendaraan listrik. Selain itu, menjalin kerjasama internasional akan membantu Indonesia mendapatkan akses ke teknologi terbaru dan memperluas pasar ekspor.

Pengembangan infrastruktur pengisian yang cepat dan efisien di seluruh wilayah Indonesia juga krusial untuk mempercepat adopsi kendaraan listrik. Pemerintah dapat berperan aktif atau mendorong sektor swasta untuk membangun dan mengelola stasiun pengisian. Terakhir, meningkatkan pendidikan dan kesadaran publik tentang manfaat kendaraan listrik dan teknologi baterai akan membantu meningkatkan penerimaan masyarakat.

Kontribusi Generasi Muda dalam Mengakselerasi Transisi Mobilitas Listrik di Indonesia

Indonesia, sebagai salah satu pemain utama dalam industri otomotif Asia Tenggara, berada di ambang sebuah transformasi signifikan. Sektor transportasi di negara ini memiliki peran kritis dalam menyumbang emisi global, terutama CO2, yang menegaskan pentingnya sebuah kebijakan transformatif yang berfokus pada keberlanjutan. Dengan proyeksi peningkatan aktivitas transportasi dan kepemilikan kendaraan, baik elektrik dua roda (E2W) maupun empat roda (E4W), urgensi untuk beralih ke mobilitas yang lebih hijau menjadi semakin jelas.

Khususnya, generasi muda Indonesia menunjukkan minat yang besar terhadap kendaraan elektrik (EV). Kesadaran mereka yang tinggi terhadap isu-isu lingkungan, dikombinasikan dengan keinginan untuk mengadopsi gaya hidup yang lebih berkelanjutan, menjadikan mereka katalis penting dalam mendorong permintaan pasar terhadap EV. Ini sejalan dengan posisi strategis Indonesia yang ditandai dengan dominasinya dalam permintaan kendaraan roda dua, serta kontribusi signifikan dalam produksi kendaraan roda empat, menonjolkan potensinya untuk memimpin pergeseran menuju EV.

Peralihan ke mobilitas listrik, khususnya melalui elektrifikasi E2W dan E4W, tidak hanya mengurangi ketergantungan pada bahan bakar fosil tetapi juga membantu mendekarbonisasi sektor transportasi. Dengan cadangan nikel yang kaya, Indonesia memiliki kesempatan untuk mengembangkan ekosistem baterai listrik yang efektif, mendukung ambisi nasionalnya untuk adopsi EV dan memperkuat posisinya sebagai pemimpin regional di pasar EV.

Namun, mewujudkan potensi ini membutuhkan penanganan berbagai tantangan. Ini termasuk mengurangi ketergantungan pada teknologi pencemaran tinggi dan memperbarui kebijakan bahan bakar yang sudah ketinggalan zaman. Peningkatan infrastruktur pengisian EV juga sangat penting. Dukungan pemerintah melalui insentif fiskal dan kebijakan yang mempromosikan manufaktur dan adopsi EV, bersama dengan upaya untuk mengembangkan jaringan pengisian EV yang komprehensif, akan menjadi langkah penting dalam mendukung ini.

Selain itu, mengutamakan pengembangan sektor E2W bisa menjadi langkah strategis yang efektif. Mengingat potensi penetrasi pasar yang luas dan kesesuaiannya dengan pola transportasi saat ini di Indonesia, ini bisa menjadi cara yang cepat untuk mempercepat adopsi EV di negara ini. Oleh karena itu, peran generasi muda sebagai konsumen yang berpengetahuan dan peduli lingkungan akan sangat menentukan dalam mendorong pergeseran ini dan berkontribusi pada upaya global untuk mitigasi perubahan iklim