Muhammad Rayhan Putra Guztandy Muhammad 0shares AKSI NYATA TOPIK 4. PERSPEKTIF SOSIOKULTURAL DALAM PENDIDIKAN INDONESIA Read More PENDAHULUAN Perkembangan ekonomi digital yang pesat di era modern ini menuntut masyarakat memiliki literasi keuangan yang memadai. Literasi keuangan merupakan kemampuan individu dalam memahami konsep keuangan, serta menerapkan pengetahuan dan keterampilan tersebut dalam pengambilan keputusan finansial yang efektif. Namun, hasil Survei Nasional Literasi dan Inklusi Keuangan (SNLIK) 2022 menunjukkan bahwa, indeks literasi keuangan masyarakat Indonesia masih berada di angka 49,68%, meskipun telah mengalami peningkatan dibandingkan tahun sebelumnya. Hal ini mengindikasikan bahwa masih terdapat kesenjangan yang signifikan antara kebutuhan akan literasi keuangan dengan tingkat literasi yang dimiliki masyarakat. Rendahnya tingkat literasi keuangan di Indonesia memiliki dampak yang luas, tidak hanya bagi individu, tetapi juga bagi perekonomian secara keseluruhan. Individu dengan literasi keuangan yang rendah cenderung mengalami kesulitan dalam mengelola keuangan pribadi, membuat keputusan investasi yang tepat, dan melindungi diri dari risiko keuangan. Hal ini dapat berujung pada masalah seperti tingginya tingkat hutang, rendahnya tingkat tabungan, dan kesulitan dalam mencapai tujuan finansial. Dalam skala yang lebih besar, rendahnya literasi keuangan dapat menghambat pertumbuhan ekonomi. Masyarakat yang memiliki literasi keuangan yang baik cenderung lebih aktif dalam kegiatan ekonomi, seperti berinvestasi dan memulai usaha. Hal ini dapat mendorong pertumbuhan ekonomi yang lebih inklusif dan berkelanjutan. BI-Class merupakan sebuah inovasi pendidikan yang lahir dari kolaborasi antara Bank Indonesia (BI) dan Otoritas Jasa Keuangan (OJK). Program ini bertujuan untuk meningkatkan literasi keuangan masyarakat sejak dini dengan cara mengintegrasikan mata pelajaran baru tentang keuangan ke dalam kurikulum pendidikan sekolah di Indonesia. Melalui BI-Class, diharapkan generasi muda Indonesia dapat memiliki pemahaman yang lebih baik tentang pengelolaan keuangan, sehingga dapat mengambil keputusan finansial yang cerdas dan bijaksana sejak usia dini. BI-Class: Revolusi Pembelajaran Keuangan dengan Pendekatan Inkuiri yang Mendalam BI-Class tidak terbatas hanya pada mengajarkan konsep keuangan, tetapi juga mendorong siswa untuk menjadi pembelajar aktif. Dengan pendekatan inkuiri, siswa diajak untuk bertanya, mencari tahu, dan menemukan jawabannya sendiri. Misalnya, BI-Class dapat menyediakan program Project Based Learning melalui proyek simulasi bisnis seperti Business plan, business case, dan lain sebagainya, sehingga siswa dapat belajar tentang pengelolaan keuangan perusahaan secara langsung dan dapat menerapkannya dalam kehidupan sehari-hari. Penelitian Luma (2017) menunjukkan bahwa pendekatan ini tidak hanya meningkatkan pemahaman konseptual, tetapi juga mengembangkan keterampilan berpikir kritis (Critical Thinking) dan pemecahan masalah () siswa. Menjembatani Kesenjangan Digital dengan Pembelajaran Hibrida yang Fleksibel BI-Class memahami pentingnya akses yang merata terhadap pendidikan berkualitas. Dengan mengadopsi model pembelajaran hibrida/hybrid, program ini memungkinkan siswa di daerah dengan keterbatasan infrastruktur untuk tetap dapat mengakses materi pembelajaran berkualitas tinggi. Kombinasi antara pembelajaran tatap muka dan pembelajaran online memberikan fleksibilitas bagi siswa untuk belajar sesuai dengan ritme dan gaya belajar masing-masing siswa. Hal ini sejalan dengan temuan PISA (2018) yang menunjukkan bahwa pembelajaran hibrida dapat meningkatkan kesetaraan pendidikan. Gamifikasi: Menciptakan Pembelajaran Keuangan Dengan Suasana Menyenangkan BI-Class menggunakan elemen gamifikasi untuk membuat pembelajaran keuangan menjadi lebih menarik dan interaktif. Melalui tantangan, reward, dan level, siswa dapat merasakan sensasi pencapaian saat berhasil menyelesaikan tugas-tugas yang diberikan. Penelitian Deterding et al. (2011) menunjukkan bahwa gamifikasi dapat meningkatkan motivasi intrinsik siswa, sehingga mereka lebih terdorong untuk terus belajar. Misalnya, siswa dapat berperan sebagai investor virtual dan belajar membuat keputusan investasi yang bijak melalui simulasi pasar saham. Membangun Fondasi yang Kuat untuk Masa Depan Finansial yang Cerah! Dengan meningkatkan literasi keuangan sejak dini, BI-Class memberikan kontribusi nyata bagi pembangunan masa depan yang lebih baik. Siswa yang memiliki literasi keuangan yang kuat lebih siap menghadapi tantangan finansial di masa yang akan datang, seperti mengelola hutang, merencanakan pensiun, dan membuat keputusan investasi yang bijak. Penelitian OECD (2018) menunjukkan bahwa negara-negara dengan tingkat literasi keuangan yang tinggi cenderung memiliki tingkat pertumbuhan ekonomi yang lebih tinggi dan stabilitas keuangan yang lebih baik. Kesimpulan BI-Class telah menunjukkan potensi yang sangat besar dalam meningkatkan literasi keuangan masyarakat Indonesia, terutama pada generasi muda. Dengan pendekatan pembelajaran yang inovatif, seperti inkuiri, gamifikasi, dan pembelajaran hibrida, program ini dapat berhasil membuat pembelajaran keuangan menjadi lebih menarik dan relevan dengan anak muda. Selain itu, kolaborasi yang kuat antara berbagai pemangku kepentingan, mulai dari pemerintah, lembaga pendidikan, hingga industri keuangan (Bank Indonesia & OJK), menjadi kunci keberhasilan BI-Class. Saran penulis adalah agar BI-Class dapat segera di implementasikan disekolah-sekolah di Indonesia sebagai sebuah program yang efektif dalam meningkatkan literasi keuangan. Â Source: Luma, M. (2017). Inquiry-based learning: Creating a classroom environment that fosters critical thinking. The Journal of Educational Research, 110(3), 255-269. PISA (2018). PISA 2018 Results: What Students Know and Can Do. OECD Publishing. Deterding, S., Dixon, D., Khaled, R., & Nacke, L. (2011). From game design elements to gamefulness: Defining gamification. In Proceedings of the 15th international academic mindtrek conference: Envisioning future media (pp. 9-15). ACM. OECD (2018). Financial Literacy: Towards Effective Policies. OECD Publishing. Otoritad Jasa Keuangan (2022). Infografis Hasil Survei Nasional Literasi dan Inklusi Keuangan Tahun 2022. ojk.go.idÂ