Reza Nur A'idah Founder of Anemoi Candle 0shares Menyusun Arah Kedaulatan Pangan yang Berkelanjutan dan Berakar pada Budaya Lokal Read More “Bersama, kita dapat mewujudkan UNSOED menjadi pusat pengembangan sumber daya perdesaan dan kearifan lokal yang diakui dunia,” ujar pimpinan UNSOED pada saat orientasi mahasiswa baru. Pada saat itu, saya belum tahu bagaimana saya sebagai mahasiswa dapat berkontribusi pada isu lingkungan. Mengapa lingkungan? Lingkungan yang kita harapkan memenuhi standar kesehatan seperti bebas dari pencemar, nyatanya sudah tercemar. Mayoritas pencemar lingkungan bersumber dari limbah rumah tangga dan industri salah satunya berasal dari minyak jelantah. Permasalahan yang selama ini terjadi yaitu minyak jelantah langsung dibuang ke saluran air atau permukaan tanah tanpa melewati proses pengolahan limbah. Limbah minyak jelantah yang dibuang langsung ke lingkungan terutama saluran air dapat mengakibatkan adanya lapisan minyak dalam air dan mempengaruhi kandungan mineral dalam air bersih (Kusumaningtyas et al., 2018). (Gambar 1. Pemberian Modul Pengolaan Minyak Jelantah Hasil Penelitian Tim PKM-Riset Sosial Humaniora UNSOED kepada Pusat Daur Ulang (PDU) Pasir Wetan, Banyumas) Lalu, apa yang dapat dilakukan untuk mencegah limbah minyak jelantah mencemari lingkungan? Sebagian besar sumber daya di akhir masa pakainya berakhir di tempat pembuangan termasuk limbah minyak jelantah. Apabila mengimplementasikan ekonomi sirkular, sumber daya ini bisa digunakan kembali melalui desain ulang, penggunaan kembali, perbaikan, perbaikan, produksi ulang, atau daur ulang. Kegiatan tersebut lebih diutamakan daripada sekadar membuang limbah langsung. Selain itu, ekonomi sirkular dapat menciptakan lebih banyak lapangan kerja dibandingkan ekonomi linier. Terlebih, pekerjaan tersebut bersifat lokal dan bermakna. Bagaimana menerapkan ekonomi sirkular ke bisnis? (Gambar 2. Anemoi Candle Mengolah Minyak Jelantah menjadi Lilin Aromaterapi dan Bekerjasama dengan Bruwun Alas Ecoprint Banyumas) Model bisnis pada ekonomi sirkular mencakup merancang barang agar tahan lebih lama, membuat barang dapat digunakan kembali, membuat barang memiliki kemampuan perbaikan lebih baik, mendukung pertumbuhan industri remanufaktur, atau memungkinkan pemulihan material secara efisien ketika suatu barang tersebut pada akhirnya didaur ulang. (Gambar 3. Penyerahan Produk Anemoi Candle dari Tim PKM-Kewirausahaan Unsoed kepada Bupati Banyumas) Pada SDGs No 12, praktik sirkular yang relevan misalnya pengelolaan limbah, produk dan jasa berkelanjutan, rantai pasok berkelanjutan serta sinergi dengan energi terbarukan. Praktik ekonomi sirkular dapat mengurangi polusi industri terhadap air dan tanah. Prinsip sirkular yang memikirkan kembali, mengurangi, mendesain ulang, menggunakan kembali, memperbaiki, memperbaharui, memproduksi ulang, mendaur ulang, dan menggunakan kembali adalah prinsip penting sirkular. Lalu, mengapa ekonomi sirkular sangat diperlukan untuk keberlanjutan kehidupan di bumi yang lebih baik? (Gambar 5. Lokakarya Program Kepemimpinan SDG Angkatan 5) Menarik! Saya memperoleh ilmu ini saat mengikuti Lokakarya Program Kepemimpinan SDG Angkatan 5. Ekonomi Sirkular sangat diperlukan untuk keberlanjutan kehidupan di bumi yang baik karena adanya urgensi menjaga keberlanjutan kehidupan di bumi itu sendiri. Menurut World Economic Forum Global Risk Perception Survey 2022-2023, terdapat 10 risiko paling tinggi dalam skala global selama 10 tahun mendatang yang 6 dari 10 risiko tersebut berasal dari aspek lingkungan. Risiko lingkungan tersebut terdiri atas : Kegagalan mitigasi perubahan iklim, Kegagalan adaptasi perubahan iklim, Peristiwa bencana alam dan cuaca ekstrim, Hilangnya keanekaragaman hayati dan kehancuran ekosistem, Krisis sumber daya alam, dan Insiden kerusakan lingkungan skala besar Risiko-risiko tersebut berpotensi terjadi bahkan lebih parah, terlebih saat ini seluruh dunia mengalami Triple Planetary Crisis. Triple Planetary Crisis merupakan tiga masalah utama yang saling terkait yang dihadapi umat manusia saat ini: perubahan iklim, polusi, dan hilangnya keanekaragaman hayati. Setiap masalah ini mempunyai sebab dan akibat masing-masing dan setiap masalah perlu diselesaikan jika kita ingin memiliki masa depan yang baik di planet ini (UNCC, 2022). Sehingga, kita sebagai manusia perlu turut andil dalam meaningful participation dan bertanggung jawab untuk mencegah hal tersebut. Penerapan ekonomi sirkular menjadi salah satu langkah pencegahannya untuk menggantikan penerapan ekonomi linier yang menjadi salah satu faktor penyebab memburuknya kondisi lingkungan dan krisis sumber daya alam. Hal ini dikarenakan ekonomi sirkular menerapkan 9R yang dapat mengurangi kebutuhan sumber daya alam tekanan lingkungan. Sehingga, melalui transisi dari Ekonomi Linier ke Ekonomi Sirkular dapat menjaga keberlangsungan kehidupan di bumi yang lebih baik. Poin menarik pada bahasan ini untuk kita diskusikan lebih lanjut yaitu, “Bagaimana kita sebagai manusia turut andil dan mengambil peran secara meaningful participation terhadap permasalahan lingkungan?” “Apakah harus menjadi seseorang tertentu atau membuat sesuatu dahulu agar dapat berkontribusi?” Kita memiliki peran dan tanggung jawab masing-masing pada permasalahan lingkungan. Kita bisa memulai dengan membiasakan menerapkan ekonomi sirkular pada kehidupan sehari-hari. Mulai dengan menggunakan listrik dan air secara bijak itu menjadi langkah awal yang baik selagi kita berproses untuk bertumbuh dalam isu sirkular. #TumbuhBertumbuh Referensi: Kusumaningtyas, R. D,dkk. 2019. Penerapan Teknologi Pengolahan Limbah Minyak Goreng Bekas menjadi Sabun Cuci Piring untuk Pengendalian Pencemaran dan Pemberdayaan Masyarakat. Jurnal Abdimas. 22(2): 201-208. United Nations. 2022. What is the Triple Planetary Crisis? https://unfccc.int/news/what-is-the-triple-planetary-crisis World Economic Forum. 2023. Global Risks Report 2023. https://www.weforum.org/publications/global-risks-report-2023/ Anemoi Candle https://www.instagram.com/anemoi.candle/