Nadhira Rahmadina 0shares Wujudkan Majalengka Langkung Sae, PC Tidar Majalengka Gelar Rapat Konsolidasi dan Pelatihan Tunas 1 dan 2 Read More Banyak dari kita tidak menyadari bahwa terdapat permasalahan kesehatan yang bisa berdampak pada pertumbuhan dan perkembangan otak seorang anak, hingga mempengaruhi ekonomi sebuah negara. Permasalahan kesehatan tersebut adalah stunting pada anak. Stunting merupakan kondisi dimana balita (anak dibawah 5 tahun) memiliki panjang atau tinggi badan yang kurang jika dibandingkan dengan umur. Stunting termasuk masalah gizi kronik yang disebabkan oleh banyak faktor dan dapat mengganggu perkembangan fisik dan kognitif yang optimal pada anak (Kemenkes RI, 2018). Berdasarkan data Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) Kementerian Kesehatan, angka stunting di Indonesia mengalami penurunan dari 37,2% pada 2013 menjadi 30,8% pada 2018. Pada tahun 2019, angka stunting di Jawa Barat juga mengalami penurunan menjadi 26,21% (Kemenkes RI, 2019). Sementara itu di kota Bogor, angka stunting mengalami kenaikan dari 4,52% pada tahun 2019 menjadi 10,50% di tahun 2020 (LPPM IPB, 2020). Di Kecamatan Bogor Selatan, khususnya Kelurahan Muarasari juga masih terdapat beberapa anak balita yang mengalami kondisi stunting per April 2021 yaitu sebanyak 6 anak. Meski terlihat ada penurunan angka prevalensi, tetapi stunting dinilai masih menjadi permasalahan serius di Indonesia karena angka prevalensinya yang masih di atas 20%. Oleh karena itu, stunting masih menjadi permasalahan yang serius dan harus segera ditanggulangi agar angka stunting bisa mengalami penurunan dan sesuai dengan anjuran WHO (Kemen PPPA, 2020). Upaya pencegahan stunting dapat dioptimalkan dengan memperhatikan 1000 Hari Pertama Kehidupan pada anak, 1000 HPK adalah masa sejak anak berada di dalam kandungan sampai anak berusia 2 tahun. Fase ini menjadi periode emas karena pertumbuhan otak anak sangat pesat, yang mendukung seluruh proses pertumbuhan anak dengan sempurna. Kurangnya gizi pada periode 1000 HPK mengakibatkan kerusakan atau terhambatnya pertumbuhan yang sulit bahkan tidak dapat diperbaiki di masa selanjutnya. Pada periode ini, gizi ibu hamil dan menyusui sangat berpengaruh. Seorang ibu hamil harus menjaga asupan nutrisinya agar pertumbuhan dan perkembangan anak optimal. Mengingat pentingnya upaya pencegahan stunting, mahasiswa sebagai agent of change harus mampu memberikan edukasi dan informasi kepada masyarakat guna menambah wawasan dan pengetahuan masyarakat. Upaya pencegahan stunting juga erat kaitannya dengan perilaku dan praktik hidup bersih dan sehat, sehingga edukasi saja tidak cukup. Perlu adanya kerjasama dan komitmen dari berbagai pihak, mulai dari puskesmas, kader kesehatan, tokoh masyarakat, dan tokoh lainnya untuk bersama menangani stunting. Hal inilah yang mendorong tim mahasiswa FKM UI untuk melakukan Pengabdian Masyarakat di Kelurahan Muarasari, Kota Bogor. Tim mahasiswa dari Kelompok 12 PBL (Pengalaman Belajar Lapangan) FKM UI membuat program yang diberi nama ‘CENTING’ atau Cegah Stunting itu Penting. Program CENTING merupakan program edukasi yang menekankan pada pentingnya 1000 HPK, ASI Eksklusif, dan Pedoman Gizi Seimbang (PGS) ibu dan anak sebagai bentuk pencegahan terjadinya stunting. Kemudian pada hari Sabtu, 18 September 2021 Kelompok 12 PBL FKM UI melakukan kegiatan intervensi mengenai pencegahan stunting pada Wanita Usia Subur (WUS) dan Ibu yang memiliki anak usia Balita di RW 06 Kelurahan Muarasari, Kecamatan Bogor Selatan, Kabupaten Bogor. Intervensi dilaksanakan secara daring menggunakan zoom meeting. Kegiatan intervensi dilakukan dengan kerjasama antara mahasiswa dan kader dari RW 06 Kelurahan Muarasari. Intervensi yang dilakukan bertujuan untuk meningkatkan kesadaran dan pemahaman Wanita Usia Subur (WUS) dan ibu yang memiliki anak usia balita mengenai pentingnya 1000 Hari Pertama Kehidupan sebagai upaya pencegahan stunting pada anak. Dengan adanya kegiatan pengabdian masyarakat dan intervensi tersebut, diharapkan WUS dan para ibu dapat lebih mengetahui stunting dan upaya pencegahannya, guna mewujudkan generasi Indonesia yang lebih hebat dan sehat. Referensi : Kemen PPPA, 2020. PANDEMI COVID-19, STUNTING MASIH MENJADI TANTANGAN BESAR BANGSA. [online] Available at: https://www.kemenpppa.go.id/index.php/page/read/29/2929/pandemi-covid-19-stunting-masih-menjadi-tantangan-besar-bangsa Kemenkes RI. 2018. Manfaat ASI Eksklusif untuk Ibu dan Bayi. [online] Kemenkes RI. Available at: https://promkes.kemkes.go.id/manfaat-asi-eksklusif-untuk-ibu-dan-bay Kemenkes RI, 2019. Buletin: Situasi balita pendek (Stunting) di Indonesia. 1st ed. Jakarta: Pusat Data dan Informasi Kemenkes RI, pp.26-28. LPPM IPB, 2020. Guru Besar IPB University Mengabdi Temukan Penyebab Kenaikan Angka Stunting Di Kota Bogor Saat Pandemi. [online] LPPM IPB. Available at: https://lppm.ipb.ac.id/guru-besar-ipb-university-mengabdi-temukan-penyebab-kenaikan-angka-stunting-di-kota-bogor-saat-pandemi/
Wujudkan Majalengka Langkung Sae, PC Tidar Majalengka Gelar Rapat Konsolidasi dan Pelatihan Tunas 1 dan 2 Read More