fbpx
Freepik/jcomp

Menggerakan Ekonomi Rakyat Melalui Wisata Kebun Kopi Bersejarah

Pandemi Covid-19 membawa dampak signifikan di bidang multisektoral, salah satunya ekonomi. Pada kuartal 2020 pertumbuhan ekonomi menunjukkan adanya kemunduran sebesar -5,32%. Upaya pemerintah dalam menanggulngi pandemi ini yaitu dengan mengalokasikan dana pemerintah yang ditujukan untuk Penanganan Covid-19 dan Program Pemulihan Ekonomi Nasional (PEN) sebesar Rp 744,75 triliun (Kompas, 2021).

Strategi Pemulihan Ekonomi

Rektor UI, Prof. Ari Kuncoro, S.E., M.A., Ph.D. menyampaikan bahwa salah satu strategi dalam pembangunan ekonomi adalah pemulihan sektor wisata secara bertahap yang memfokuskan pada wisatawan nusantara dalam rangka mendorong pariwisata dan ekonomi kreatif (Universitas Indonesia, 2021). Karena itu, memanfaatkan pariwisata dapat menjadi pilihan yang berpotensi besar dalam mengembalikan ekonomi Indonesia.

Inklusifitas Pariwisata

Saat ini, Kementrian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif menetapkan Bali sebagai pilot project untuk mendorong pengelola usaha pariwisata sebagai strategi mempercepat pemulihan sektor pariwisata dan ekonomi kreatif (Kementrian Luar Negeri, 2020). Kebijakan ini tentu sangat menarik dalam pemulihan pasca pandemi, mengingat Bali adalah salah satu wajah pariwisata di Indonesia. Akan tetapi, untuk mendukung kemajuan ekonomi dibutuhkan inklusifitas dalam pemerataan pariwisata tentu dengan menerapkan protokol kesehatan. Salah satu cara mencapai inklusifitas adalah dengan mengangkat pariwisata di daerah lain yang jarang diketahui masyarakat. Salah satunya yaitu Perkebunan Kopi Kawisari Wlingi Amazing Blitar yang terletak di lereng Gunung Kelud Desa Semen, Kecamatan Gandusari, Kabupaten Blitar, Jawa Timur.

Perkebunan kopi tertua di Jawa Timur ini merupakan peninggalan pemerintah kolonial Belanda pada tahun 1850 sekaligus menjadi salah satu bukti sejarah perkembangan kopi di Indonesia. Hingga kini, perkebunan seluas 850 hektar tersebut dikelola oleh penduduk setempat yang masih kental akan peninggalan tradisi dan spiritual selama ratusan tahun. Bahkan, sejarah yang dipercaya yaitu, perkebunan ini dulunya adalah lokasi kerajaan Lembusuro dan Mahesosuro yang diyakini merupakan perhentian terakhir para raja dan pangeran sebelum mencapai tempat meditasi di Gunung Kawi. Melalui perkebunan ini pengunjung dapat ikut melihat, memetik, sekaligus mengetahui proses pembuatan kopi secara langsung. Menurut Richard Wardhana selaku Public Relation Perkebunan Kawisari, kopi arabica dan robusta merupakan dua contoh jenis kopi yang ditanam, dipilih dan dipanggang menggunakan metode tradisional yang otentik dengan alat kuno zaman Belanda. Selain menawarkan coffee tour, pengunjung juga dapat merasakan sensasi kopi asli nusantara.

sumber: foto milik pribadi

Melihat kembali pada abad ke-17, kopi menjadi rekam jejak sejarah kelam pada masa kolonial Belanda. Seperti yang tertuang dalam buku “Max Havelaar” yang menceritakan bagaimana lelang kopi pada saat itu. Sayangnya, hingga saat ini dengan maraknya kedai kopi tidak terbukti adanya efisiensi dalam meningkatkan kesejahteraan petani lokal. Seharusnya, melalui tiap cangkir kopi atau tiap butir biji kopi dapat mengingatkan generasi muda akan perjuangan panjang Indonesia mencapai kesetaraan ekonomi. Kopi bak primadona yang menjadi saksi bisu pahitnya masa kolonialisme Belanda dalam monpooli perdagangan yang berdampak pada kesengsaraan rakyat. Dahulu, kopi hanya dapat dikonsumsi oleh kaum bangsawan, bahkan masyarakat harus melakukan berbagai cara agar dapat menikmatinya (Regi Suryo, 2019). Belum lagi maraknya pengusaha yang menebang dengan tren minum kopi ada dimana-mana terutama coffee latte dengan esens, tidak membuat banyak masyarakat mengetahui proses kopi yang dapat menonjolkan aroma dan cita rasa kopi Indonesia misalnya pengaruh varietas kopi dan kualitas. Bahkan, Indonesia yang merupakan penghasil kopi terbaik dari waktu ke waktu masih menjadi negara yangtergolong rendah dalam mengonsumsi kopi nusantara. Oleh karena itu, pengembangan sektor pariwisata ini memiliki dampak berkelanjutan di berbagai sektor.

Dampak Berkelanjutan

Peran generasi kini termasuk masyarakat dan pemerintah tidak hanya bertujuan untuk negara, namun juga generasi mendatang selaku penerus bangsa. Pembangunan beriringan pada pariwisata edukatif ini berperan tidak hanya menaikkan PDB namun juga meningkatkan pengetahuan anak bangsa. Sebagai wujud Pembukaan UUD 1945 alinea keempat yaitu mencerdaskan kehidupan bangsa. Artinya, gebrakan baru ini juga ikut membantu pemerintah dalam mewujudkan Sustainable Development Goals (SDGs). Pertama, aspek edukasi sektor pariwisata merupakan cara pembelajaran yang efektif dan menyenangkan. Kedua, pengembangan pariwisata merupakan solusi dalam mendukung pembangunan manusia danpengurangan kemiskinan. Ketiga, peningkatan sektor lapangan kerja sebagai

foto milik pibadi

bentuk tujuan pekerjaan layak dan pertumbuhan ekonomi.  The United Nations Development Programme (UNDP) menyebutkan bahwa ranking menunjukkan adanya korelasi antara total peningkatan revenue dari pariwisata dengan Indeks Pembangunan Manusia (IMP). Menurut data World Trade Organization (WTO) pada tahun 2018, sekitar 9 miliar perjalanan wisata domestik dilakukan di seluruh dunia – enam kali lipat jumlah kedatangan wisatawan internasional (1,4 miliar pada tahun 2018). Hal ini menunjukkan bahwa wisata domestik dapat menjadi langkah pertama, mengignat pasca Covid-19 membutuhkan berbagai tahap sebelum pembukaan wisata internasional. Selanjutnya, diharapkan sektor pariwisata dapat berinteraksi lebih baik dengan sumber daya alam dan ekosistem sehingga menciptakan sektor pariwisata yang lebih tangguh, hemat sumber daya, dan netral karbon. Selain itu Menparekraf melalui penerapan 3G dalam strategi pemulihan ini yaitu gerak cepat (gercep) , gerak bersama (geber), dan garap semua potensi lapangan kerja (gaspol). Dengan melirik sektor pariwisata yang belum diangkat merupakan bentuk dari penerapan prinsip yang ketiga dalam aspek menggarap potensi lapangan kerja. Dengan mengangkat wisata domestik yang ditargetkan pada wisatawan nusantara, tentu akan meningkatkan ekonomi negara terutama masyarakat sekitar. Selain itu tujuan dapat dicapai dengan memanfaatkan sumber daya manusia melalui masyarakat setempat yang ada. Misalnya,m,elalui kunjungan wisatawan maka masyarakat setempat dapat terlibat yaitu melalui pendatang yang menginap di rumah warga sembari menikmati pariwisata.

Mengingat kita masih hidup berdampingan dengan Covid-19, penerapan protocol keshatan menjadi hal penting. Hal ini memerlukan satu cara yaitu edukasi dan promosi yang massif. Era digital memudahkan penyebaran informasi, oleh karena itu sektor yang terkait dapat secara berkala membuat inforgrafis, memberi arahan secara langsung baik pada pemilik pariwisata maupun pengunjung agar tercipta pemerataan informasi. Pemerintah sudah memberikan regulasi melalui Keputusan Menteri Kesehatan No. HK.01.07/MENKES/382/2020, tentang Protokol Kesehatan Bagi Masyarakat yaitu dengan pembersihan berkala, disinfeksi area, sarana, dan peralatan. Seperti halnya di negara maju yang sudah mulai membuka wisata bagi turis, pengelola dapat membatasi jumlah pendatang setiap harinya. Segala informasi terkait pariwisata harus diinformasikan melalui media sosial untuk memudahkan pendatang maupun pendataan oleh pengelola. Berikutnya, tugas pemilik pariwisata atau pengelola adalah memastikn pekerja pariwisata mengetahui protocol kesehatan yang diberlakukan oleh pemerintah. Tak kalah penting, peran pengunjung untuk memastikan Kesehatan dan kondisi sebelum berkunjung. Tidak lupa, untuk tetap menerapkan memakai masker, menjaga jarak, mencuci tangan (3M) sesuai anjuran pemerintah sejak adanya virus Covid-19.

Berikutnya, pengembangan edukasi kopi melalui pariwisata juga dapat menjaga iklim di masa depan yaitu melalui pengunjung yang mengetahui proses tanam sampai harvesting. Dapat disimpulkan bahwa wisata ini dapat menjadi bentuk pleasure untuk hiburan dan edukasi.

Referensi:

Internet

Covid-19. Pengelola dan Pengunjung Wisata Wajib Menerapkan Protokol Kesehatan Selama Pandemi COVID-19 https://covid19.go.id/p/berita/pengelola-dan-pengunjung-wisata-wajib-menerapkan-protokol-kesehatan-selama-pandemi-covid-19. Diakses 28 September 2021.

Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia. UI Sampaikan Rekomendasi Strategi Pemulihan Ekonomi ke Pemerintah. https://www.feb.ui.ac.id/blog/2021/06/10/ui-sampaikan-rekomendasi-strategi-pemulihan-ekonomi-ke-pemerintah/. Diakses 28 September 2021.

Kemenparekraf. Siaran Pers: Menparekraf Paparkan Strategi Pemulihan Sektor Parekraf Pascapandemi COVID-19. https://kemenparekraf.go.id/berita/Siaran-Pers:-Menparekraf-Paparkan-Strategi-Pemulihan-Sektor-Parekraf-Pascapandemi-COVID_19. Diakses 28 September 2021.

Kemlu, “Webinar Strategi Pemulihan Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Pasca Covid-19.” https://kemlu.go.id/islamabad/id/news/6948/webinar-strategi-pemulihan-pariwisata-dan-ekonomi-kreatif-pasca-covid-19. Diakses 28 Septermber 2021. Diakses 28 September 2021.

Kompaspedia. Ekonomi Dunia di Masa Pandemi Covid-19: dari Dampak hingga Proyeksi Pertumbuhan 2021-2022. https://kompaspedia.kompas.id/baca/paparan-topik/ekonomi-dunia-di-masa-pandemi-covid-19-dari-dampak-hingga-proyeksi-pertumbuhan-2021-2022. Diakses 28 September 2021.

Kompas, “Seperti Apa Peluang dan Tantangan Pemulihan Ekonomi ASEAN Pasca-pandemi?” https://money.kompas.com/read/2021/02/16/095000826/seperti-apa-peluang-dan-tantangan-pemulihan-ekonomi-asean-pasca-pandemi?page=all. Diakses 28 September 2021.

Times Indonesia. Perkebunan Kopi Kawisari Amazing Blitar Hasilkan Kopi Arabika dan Robusta https://www.timesindonesia.co.id/read/news/220851/perkebunan-kopi-kawisari-amazing-blitar-hasilkan-kopi-arabika-dan-robusta Diakses 28 September 2021.

UNWTO. UNWTO Highlights Potential of Domestic Tourism To Help Drive Economic Recovery In Destinations Worldwide. https://www.unwto.org/news/unwto-highlights-potential-of-domestic-tourism-to-help-drive-economic-recovery-in-destinations-worldwide. Diakses 28 September 2021.

World Trade Organization. COVID-19 and Green Economic Recovery: What Roles for Sustainable Tourism? https://www.wto.org/english/tratop_e/envir_e/webinar_22june21_e.htm. Diakses 28 September 2021.

Jurnal

Jucan, Nicolae Cornel., et. al. Travel and Tourism as a Driver of Economic Recovery. International Economic Conference of Sibiu 2013 Post Crisis Economy: Challenges and Opportunities, IECS 2013. (Procedia Economics and Finance 6 ( 2013 ) 81 – 88. DOI: 10.1016/S2212-5671(13)00117-2.

Buku

Max Havelaar. Multatuli. (Edinburgh, 1868)

Suryo, Regi. Journey of Joe Catatan Perjalanan Kopi Nusantara Menjadi Warisan Dunia. (Jakara, 2019: Agro Media Pustaka)