Lailis Soraya 0shares AKSI NYATA TOPIK 4. PERSPEKTIF SOSIOKULTURAL DALAM PENDIDIKAN INDONESIA Read More Hai sobat PPG Salam Pendidikan Perkenalkan nama saya Lailis Soraya, saya mahasiswa PPG Prajabatan Gelombang 1 Tahun 2024 Universitas Negeri Jakarta. Pada kesempatan kali ini saya akan menyampaikan argumen kritis saya dalam meninjau ulang keseluruhan materi dari ‘Mulai dari Diri’ hingga ‘Elaborasi Pemahaman’ untuk membuat ‘Koneksi Antar Materi’ sebagai kesimpulan penguasaan materi ‘Perjalanan Pendidikan Nasional’ pada mata kuliah Filosofi Pendidikan Nasional. Saya memilih menjadi guru karena panggilan dari hati. Guru adalah sebuah profesi yang sangat mulia. Guru yang professional tidak hanya memiliki tanggung jawab mengajar namun juga memiliki tanggung jawab yang cukup besar karena guru harus mampu membimbing , mendidik, mencerdaskan, mengarahkan serta membentuk karakter anak- anak bangsa Indonesia serta mengarahkan dan membimbing agar tumbuh kembang siswa dapat sesuati dengan potensi , minat dan bakatnya. Selain itu, guru jg merupakan sosok yang menjadi panutan bagi peserta didik , karena selain memberi ilmu guru juga harus memberikan contoh perilaku yang baik terhadap peserta didik disekolah. Guru merupakan sosok pengganti orang tua disekolah. Sekecil apapun ilmu yang diberikan kepada peserta didik sangat berarti bagi anak-anak agar dapat menggiring peserta didik pada kesuksesan dimasa depan. Motivasi saya sebagai guru adalah ingin menjadi guru yang tidak hanya memberi ilmu pengetahuan terhadap peserta didik namun juga dapat membimbing dan membantu peserta didik dalam tumbuh kembang baik minat, bakat , keterampilan bagi mereka serta menjadi ladang pahala bagi saya sebagai seorang guru. Seorang guru harus memaknai bahwa Pendidikan tidak hanya proses pengajaran tentang pemberian ilmu pengetahuan saja namun juga mendidik keterampilan berfikir dan kecerdasan batin. Setelah memahami filosofi Pendidikan oleh Ki Hajar Dewantara cara pandang saya berkembang saya ingin menuntun segala kodrat yang ada pada diri murid agar mereka dapat mencapai keselamatan dan kebahagian sebagai manusia dan anggota Masyarakat. Setelah itu , Ki hajar dewantara menyampaikan bahwa Pendidikan tempat persemain segala bentuk kebudayaan yang hidup dalam Masyarakat kebangsaan yang bermaksud agar semua aspek-aspek dan unsur-unsur pendapat dan kebudayaan dapat tumbuh semakin baik dari masa ke masa. Pendidikan Nasional adalah pendidikan yang berdasarkan garis-garis bangsanya (kulturalnasional) dan ditujukan untuk keperluan perikehidupan (maatschappelijk), yang dapat mengangkat derajat negeri dan rakyatnya, sehingga bersamaan kedudukan dan pantas bekerjasama dengan lain-lain bangsa untuk kemuliaan segenap manusia di seluruh dunia. Pendidikan pada masa Belanda, konteks pendidikan dan pengajaran ini pada prinsipnya adalah untuk memenuhi kebutuhan pegawai rendahan di kantor-kantor pamong praja atau kantor-kantor yang lain untuk kepentingan Belanda, pada masa kolonial inilah di tahun 1854, lahirlah sekolah bumiputera, kemudian tahun 1912 berdirnya sekolah kartini khusus untuk wanita namun hanya kaum bangswan saja yang bisa bersekolah, sedangkan tahun 1908 berdirilah Boedi Oetomo sebagai gerbang awal kemajuan pendidikan melalui pergerakan nasional disusul dengan munculnya cita-cita untuk perubaha radikal kearah kemajuan bangsa pada tahun 1920. Ditandai dengan berdirnya Taman Siswa tahun 1922 menjadi awal dalam pergerakan pendidikan nasional setelah kemerdekaan yang ditandai dengan pendiidkan berlandaskan Pancasila yakni pada tahun 1945-1966 adanya sekolah-sekolah setara dengan SD, SMP, SMA dan Kejuruan, Pada masa pergerakan nasional ini pendidikan di Indonesia berfokus pada sikap berpikir kritis, pemecahan masalah, kecakapan komunikasi, kretaivitas, serta kolaborasi. Dan saat ini Pendidikan di Indonesia menggunakan kurikulim Merdeka dengan semboyan Merdeka Belajar. Dengan kurikulum Merdeka pembelajaran lebih maju mengedepan kan karakteristik peserta didik , kreativitas, serta peserta didik dapat mengembangkan potensi , minat , bakat sesuai kemampuan masing-masing. Refleksi diri Setelah saya mempelajari topik 1 pada mata kuliah Filosofi Pendidikan, saya memperoleh banyak pengetahuan baru dan terdapat beberapa perubahan yang saya rasakan, sebagai berikut: Saya dapat mengetahui tentang Perjalanan Pendidikan di Indonesia. Ketika saya menjadi seorang guru suatu saat nanti , saya akan menerapkan prinsip kemerdekaan belajar atau merdeka belajar dengan cara memberikan kebebasan kepada setiap peserta didik untuk mengembangkan minat dan potensi yang ada di dalam dirinya. Pendidikan Ki Hajar dewantara menciptakan 3 semboyan yaitu Ing Ngarso Sing Tuladha, Ing Madya Mangun Karso dan Tut Wuri Handayani yang bermakna di depan memberi teladan, ditengah membangun semangat dan dibelakang memberi dorongan. guru sejatinya bukan sekedar mengajar, namun harus menjadi teladan, membangun cita-cita, dan memberi dukungan kepada peserta didik.