fbpx
Freepik

UPAYA MEMPERLAMBAT PEMANASAN GLOBAL AGAR TERJADI KESTABILAN KONDISI IKLIM DAN OKSIGEN YANG BAIK DI BUMI

“Suhu di bumi meningkat, seluruh kehidupan di bumi akan terancam!!!.”
Apa Itu Global Warming Atau Pemanasan Global?

Global warming atau pemanasan global adalah suatu keadaan di mana meningkatnya suhu rata-rata atmosfer, laut, dan dataran bumi. Panas matahari yang seharusnya dikeluarkan kembali ke angkasa terhambat oleh beberapa senyawa dan gas seperti CO2 (karbon dioksida), NO (Nitrogen Monoksida), dan CFC (Kloroflourokarbon) yang dihasilkan oleh pembakaran bahan bakar fosil pada kendaraan bermotor (CO2), pabrik-pabrik modern, peternakan, pupuk pertanian (NO), pendingin ruangan atau kulkas (CFC), serta pembangkit tenaga listrik yang memenuhi langit bumi sehingga mengakibatkan panas matahari terperangkap di bumi dan bumi menjadi panas. Bisa kita bayangkan, saat kita mengalami sakit demam dan suhu tubuh kita melebihi batas rata-rata suhu normal pada tubuh manusia misalnya 37.8°C, maka orang tersebut akan sakit dan bahkan sampai ada yang terkena kejang akibat suhu tubuh yang terlalu tinggi, lalu bagaimana apabila kenaikan suhu tersebut terjadi pada bumi ini?

Sudah dipastikan kondisi bumi akan jauh dari kata baik-baik saja, dan jika bumi sudah panas tentunya akan berdampak pada kestabilan iklim dan cuaca dunia.

Tahun 2020 tercatat sebagai tahun terpanas kedua dalam sejarah. Kenaikan suhu di bumi tercatat naik semenjak revolusi industri. IPCC (Intergovernmental Panel Climate Change) telah merekam data hasil kenaikan suhu di bumi dari tahun 1850 hingga sekarang bahwa suhu di bumi naik mencapai 1.09°C .

Kenaikan suhu tersebut dianggap terlalu cepat dan jauh dari perkiraan, sementara tahun 2030 masih 8 tahun lagi. Kenaikan suhu di bumi sudah mendekati ambang batas, bahkan kenaikan suhu di bumi selalu lebih tinggi disetiap dekadenya, padahal upaya penekanan agar suhu di bumi tidak mencapai 1.5°C sudah diupayakan sejak perjanjian Paris agar tidak terjadi dampak yang sangat membahayakan. BMKG juga memberikan laporan mengenai kenaikan suhu yang terjadi di kota-kota besar yang ada di Indonesia, salah satunya adalah Jakarta yang dalam periode 100 tahun suhu kota Jakarta naik mencapai 1.4°C.

Selain itu, di beberapa wilayah industri di Indonesia ada yang mengalami kenaikan suhu sebanyak 0.7°C-0.9°C hanya dalam kurun waktu 30 tahun. Hal tersebut terdengar sangat menakutkan bagi diri saya pribadi, dengan naiknya suhu di bumi, maka kehidupan di bumi akan terancam dan kita mau tidak mau harus mau menerima bencana apa yang akan terjadi dan menimpa diri kita jika suhu di bumi terus naik disetiap dekade bahkan setiap tahunnya.

Apa Saja Penyebab Terjadinya Pemanasan Global?
Penyebab utama dari kondisi ini adalah terjadinya peningkatan efek emisi rumah kaca, khususnya karbondioksida (CO2) dan methane (CH4). Rata-rata emisi rumah kaca saat ini berada pada level 50 gt/tahun (Ritchie dan Roser, 11 May 2020). Emisi ini diserap dan tersimpan oleh bumi. Akumulasi emisi carbon dalam periode waktu yang lama, berkelanjutan, dan dalam kuantitas yang meningkat secara masif akan menimbulkan panas. Kenaikan suhu di bumi juga dipicu oleh berbagai faktor, seperti pembakaran fosil, angka deforestasi yang tinggi, kerusakan ekosistem laut, eksploitasi lahan, asap kendaraan bermotor, dan masih banyak faktor lainnya yang mengakibatkan suhu di bumi naik.

Salah satu faktor yang sering saya temui dikehidupan sehari-hari adalah begitu banyak pengguna kendaraan yang menimbulkan polusi udara dan gas berbahaya seperti CO2. Selain itu, deforestasi lahan juga sering terjadi di Indonesia. Data pada beberapa tahun terakhir yang bersumber dari data resmi  KLHK menujukkan bahwa pada tahun 2013 sampai 2014 deforestasi menurun di angka 0,4 juta hektar yang mana tahun sebelumnya pada angka 0, 73 juta hektar per tahunnya. Selanjutnya di tahun 2014-2015 tingkat deforestasi kembali naik menjadi 1,09 juta hektar, lalu tahun 2015-2016 kembali turun yang berada pada angka 0,63 juta hektar setiap tahunnya, dan kembali turun pada tahun 2016-2017 dengan angka 0,48 hektar pertahun. Dari data tersebut saya dapat menyimpulkan bahwa meskipun tingkat deforestasi lahan tidak stabil atau selalu naik dan turun, tetapi deforestasi lahan selalu terjadi disetiap tahunnya. Dengan banyaknya deforestasi lahan yang terjadi setiap tahun, mengakibatkan kandung O2 di bumi semakin berkurang dan memicu terjadinya pemanasan global.

Apalagi jika tingkat pencemaran terhadap ekosistem laut meningkat, sudah dipastikan kita akan sulit bernafas, karena sebagaian besar O2 di bumi ini dihasilkan dari hasil fotosintesis oleh makhluk hidup di laut seperti fitoplankton.

Dampak Yang Akan Terjadi Jika Suhu Di Bumi Memanas

  1. Apabila suhu di bumi terus naik, maka akan mempengaruhi perubahan iklim yang terjadi secara ekstrem dan global. Dengan adanya perubahan iklim yang terjadi secara ekstrem juga maka akan menyebabkan munculnya beberapa penyakit dan virus.
  2. Sumber pangan bagi manusia akan terancam dan berkurang akibat terjadi kekeringan yang berkepanjangan,
  3. Kebakaran hutan yang terjadi secara besar-besaran yang akan memakan kerugian yang besar bagi negara,
  4. Terjadinya bencana alam yang terjadi secara berkelanjutan,
  5. Terancamnya seluruh kehidupan seluruh makhluk hidup di bumi karena kerusakan ekosistem,
  6. Mencairnya es di kutub dan meningkatnya volume air,
  7. Manusia akan sulit bernafas karena kekurangan oksigen.

Jika Sudah Terjadi, Apa Yang Bisa Kita Lakukan?
Pemansan global memang sedang terjadi saat ini, selain itu pemanasan global juga tidak bisa kita hentikan, namun kita bisa memperlambatnya dengan aksi bersama yang dilakukan secara konsisten dan berkelanjutan. Menurut pendapat saya ada beberapa cara sederhana yang berdampak besar yang bisa kita lakukan dan pemerintah lakukan, seperti :

  1. Pemerintah harus memberlakukan pembatasan terhadap pembelian kendaraan bermotor, misalnya 5 tahun sekali untuk mengurangi jumlah pembelian kendaraan pribadi dan penggunaan kendaraan bermotor.
  2. Pemerintah mewajibkan kepada seluruh masyarakat Indonesia untuk menggunakan kendaraan umum seperti angkot, bus, kereta, atau angdes untuk mengurangi jumlah penggunaan kendaraan secara berlebihan yang berisiko meningkatkan gas CO2 di udara.
  3. Pemerintah juga bisa membuat kartu elektronik untuk pengguna kendaraan umum agar mereka dapat dengan mudah mengakses kendaraan umum.
  4. Pemerintah membuat peraturan bagi setiap daerah di Indonesia agar disetiap daerah minimal memiliki hutan lindung minimal 70% untuk tetap menjaga kestabilan oksigen dan memperlambat pemanasan global.
  5. Mewajibkan setiap sekolah untuk memiliki taman kecil yang terdiri dari tumbuhan hijau agar mereka sejak dini diajarkan untuk merawat dan mencintai lingkungan tempat mereka tinggal. Guru di sekolah juga bisa membuat kegiatan di hari-hari kosong untuk mengajak siswanya merawat tanaman dan membersihkan lingkungan.
  6. Membiasakan diri untuk membuang sampah pada tempatnya, selalu membiasakan diri untuk berjalan kaki, menggunakan produk yang ramah lingkungan, dan mengurangi penggunaan kertas secara berlebihan.
  7. Menindak tegas orang-orang yang melakukan penebangan liar dan menghukumnya dengan adil, Melakukan tebang pilih dan pembatasan pembukaan lahan industri.

7 cara sederhana tersebut saya rasa akan berdampak besar dalam memperlambat pemasan global dan dalam menjaga kestabilan iklim, apalagi jika kita melakukannya secara sustainable dan terbiasa maka akan berdampak besar pada kehidupan kita sendiri. Dari cara-cara tersebut ada beberapa yang sudah saya terapkan dalam diri saya sejak kecil, seperti membawa botol minum sendiri, membiasakan diri untuk berjalan kaki, dan menggunakan produk yang ramah lingkungan dan dapat di daur ulang. Di sekolah SMA saya dulu juga tepatnya SMA Negeri 3 Kuningan saya diajarkan bagaimana cara kita merawat dan menjaga lingkungan. Selama di sekolah SMA para guru dan petugas kebersihkan selalu mengajak kita untuk mencintai lingkungan dan merawatnya agar kehidupan kita sehat dan bumi pun ikut sehat. Apalagi di sekolah tempat kita menimba ilmu, SMA 3 Kuningan selalu memperhatikan kebersihan lingkungan, kenyamanan saat belajar, dan menciptakan udara yang segar dan kaya akan O2 di lingkungan sekolah. Selain itu, di sekolah SMA saya dulu juga terdapat mesin air yang dapat langsung diminum untuk mengurangi sampah botol plastik bekas minuman. Hal tersebut memang aksi yang tidak terlalu besar, tetapi itu merupakan suatu upaya dalam memperlambat pemanasan global dan menjaga agar alam tetap terjaga. Bisa jadi hal yang kita lakukan di sekolah dan dari hal kecil dapat membuka kesadaran seluruh manusia untuk senantiasa menjaga keseimbangan alam dan merawatnya agar tidak terjadi bencan.

Guru saya pernah mengatakan
“Apa yang kita tanam, maka itulah yang akan kita tuai”
Kata tersebut bermakna apa yang kamu dapatkan sekarang merupakan hasil dari perbuatan kamu sendiri yang kamu lakukan secara terus menerus seperti layaknya kamu sedang menanam tanaman yang nantinya akan kau panen hasilnya. Hidup adalah serangkaian pembalasan, sekecil apapun hal yang kita kerjakan baik itu hal baik ataupun hal buruk pasti akan ada balasannya. Hal tersebut berlaku pada bumi tempat kita tinggal sekarang ini, masalah yang timbul saat ini tak lain dan tak bukan merupakan hasil dari perbuatan manusia yang dilakukan secara terus menerus, maka rawatlah bumi dengan baik agar kita juga dapat hidup dengan baik.

Sumber data :
Wahyuni, Herpita dan Suranto. 2021. Dampak Deforestasi Hutan Skala Besar Terhadap Pemanasan Global Di Indonesia. Jurnal Ilmiah Ilmu Pemerintahan Universitas Muhammadiyah Yogyakarta
Liputan6.com, 2021.
Kompas.com, 2021.