Franklin Solano Sinaga 0shares Cipta, Karya, Karsa: Menempatkan Industri Kreatif Sebagai New Engine of Economic Growth Read More Pendahuluan Pendidikan merupakan fondasi utama dalam membangun dan mengembangkan sumber daya manusia yang berkelanjutan. Pendidikan merupakan faktor penting dalam investasi sumber daya manusia (Wahyuni, R. N. T., & Monika, A. K., 2017). Indonesia mencakup beribu-ribu pulau dan beribu-ribu permasalahan, seperti ketimpangan dalam hal pendidikan. Sebagai langkah awal menuju pengembangan sumber daya manusia, tentunya pendidikan harus menjangkau seluruh lapisan masyarakat. Ketua Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) Puan Maharani menyatakan, bahwa salah satu tantangan utama pendidikan di Indonesia adalah ketimpangan pendidikan di perkotaan dan perdesaan. Pendidikan di kota memang sangat berbeda dibandingkan dengan di desa, dimana kota banyaknya terdapat informasi yang ada, dan juga adanya internet yangmendunia saat ini (Yuliani, M., 2019). Ketimpangan pendidikan sangat terlihat perbedaannya dipedesaan dan perkotaan. Perbedaan tersebut seperti akses pembelajaran, fasilitas belajar dan teknologi. Perbedaan tersebut membuat beberapa anak di pedesaan tidak menempuh pendidikan, terutama di daerah 3T (Terdepan, tertinggal dan terluar). Pendidikan pada dasarnya adalah hak semua anak bangsa tanpa terkecuali (Anita, A., & Astuti, S. I., 2022). Akses seseorang dalam menempuh pendidikan dapat dipengeruhi oleh banyak hal, salah satunya adalah perekonomian. Di era globalisasi ini membuat biaya biaya pendidikan meningkat, terutapa di daerang pedesaan yang bisa dikatakan memiliki ketersediaan lapangan kerja yang kecil. Implementasi kebijakan aksesibilitas pendidikan masih menjadi agenda utama yang harus segera di selesaikan oleh pemerintah (Anwar, M. S., 2022). Kebijakan pemerintah harus segera diimplementasikan agar permasalahan ketimpangan ini tidak semakin memburuk kedepannya. Isi Apa Itu Pendidikan yang Menyeluruh? Pendidikan yang menyeluruh merujuk pada penyediaan kesempatan belajar yang sama atau setara pada tiap lapisan masyarakat, tanpa adanya pengecualian. Tentunya untuk mencapai kata “Pendidikan yang Menyeluruh”, diperlukan fasilitas pendidikan yang memadai, guru yang berkualitas dalam mengajar, kurikulum yang relevan, dan lingkungan belajar yang mendukung. Melalui pendidikan yang menyeluruh merujuk pada pengurangan angka kemiskinan, mendorong pertumbuhan ekonomi secara perlahan, dan meningkatkan kesehatan masyarakat. Pendidikan yang menyeluruh dapat membantu seseorang dalam menggali potensi dalam dirinya dan berusaha dalam mengebangkannya. Ketimpangan Pendidikan di Indonesia Melalui pernyataan ketua Dewan Perwakilan Rakyat (DPR), yaitu Puan Maharani dapat menjelaskan perbedaan pendidikan antara daerah pedesaan dan perkotaan, serta keberadaan kalangan ekonomi atas dan bawah. Sekolah di daerah pedesaan sering kali mengalami kekurangan fasilitas dalam pembelajaran, seperti buku, kursi, dan meja belajar. Selain itu, di daerah pedesaan kualitas pengajar atau guru ssering kali kurang, bahkan ada daerah yang tidak memiliki tenaga pengajar. Dibenadingkang dengan daerah perkotaan yang sebagian besar memiliki kualitas dasar pembelajaran dan tenaga pendidik yang memadai. Pada fenomena sosial, yaitu sebagian besar anak-anak dari keluarga miskin harus bekerja dalam membantu perekonomian keluarga, sehingga mengurangi kesempatan anak-anak tersebut untuk belajar. Strategi Mengatasi Ketimpangan Pendidikan Dalam mengatasi ketimpangan pendidikan di Indonesia memerlukan cara yang berkelanjutan, dikarenakan Indonesia memiliki banyak daerah dan diperluka pendekatan yang komprehensif dalam mengatasinya. Beberapa langkah yang dapat diambil, yaitu: Pengembangan kualitas guru: program pelatihan dan pengembangan kualitas tenaga pendidik harus diperlua, terutama untuk guru di dareah terpencil. Investasi infrastruktur pendidikan: pemerintah berinvertasii dalam membangun dan memperbaiki infastruktur pendidikan, terutama di daerah terpencil dan miskin Program beasiswa dan bantuan keuangan: memberikan beasiswa dan bantuan keuangan kepada siswa dari keluarga kurang mampu agar mereka terus melanjutkan pendidikan. Pemberdayaan Komunitas: Melibatkan komunitas dalam proses pendidikan dan pengambilan keputusan dapat membantu memastikan bahwa kebijakan pendidikan sesuai dengan kebutuhan lokal. Peningkatan Akses Teknologi: Penggunaan teknologi dalam pendidikan, seperti e-learning dan kelas daring, dapat membantu mengurangi ketimpangan akses informasi dan sumber belajar Penutup Pendidikan yang menyeluruh dan merata adalah fondasi bagi pembangunan masa depan yang berkelanjutan dan adil. Dengan mengatasi ketimpangan pendidikan, kita dapat menciptakan masyarakat yang lebih inklusif, sejahtera, dan berdaya saing. Ini bukan hanya tanggung jawab pemerintah, tetapi juga seluruh elemen masyarakat, termasuk sektor swasta dan organisasi non-pemerintah. Melalui kolaborasi dan komitmen bersama, kita dapat memastikan bahwa setiap anak memiliki kesempatan untuk meraih pendidikan berkualitas, yang pada gilirannya akan membentuk masa depan yang lebih cerah dan berkelanjutan bagi semua. Anita, A., & Astuti, S. I. (2022). Digitalisasi dan ketimpangan pendidikan: studi kasus terhadap guru sekolah dasar di Kecamatan Baraka. Jurnal Pendidikan Dan Kebudayaan, 7(1), 1-12. Anwar, M. S. (2022). Ketimpangan aksesibilitas pendidikan dalam perpsektif pendidikan multikultural. Foundasia, 13(1), 1-15. Wahyuni, R. N. T., & Monika, A. K. (2017). Pengaruh pendidikan terhadap ketimpangan pendapatan tenaga kerja di Indonesia. Jurnal Kependudukan Indonesia, 11(1), 15-28. Yuliani, M. (2019). Ketimpangan Pendidikan di Era Globalisasi.