fbpx
Sosialisasi alat pendeteksi gas bocor kepada SMKN 02 Tarakan

MENGGALI POTENSI INTERNET OF THINGS (IoT) MENJADI ALAT PENDETEKSI GAS DALAM KURIKULUM MERDEKA UNTUK SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN (SMK) NEGERI 2 KOTA TARAKAN KALIMANTAN UTARA

Dalam era digital saat ini, Internet of Things (IoT) telah menjadi salah satu teknologi yang mengubah paradigma dalam berbagai sektor, termasuk industri, pertanian, kesehatan, dan infrastruktur kota. Mengintegrasikan konsep dan aplikasi IoT ke dalam kurikulum pendidikan di Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) Negeri 2 Kota Tarakan merupakan langkah progresif untuk mempersiapkan siswa dengan keterampilan yang relevan di pasar kerja yang semakin terhubung. Munculnya teknologi 5.0 yang menjanjikan konektifitas lebih besar antara manusia dan mesin, serta mesin dan mesin (Sukarno, 2020). Teknologi 5.0 yang sedang berkembang salah satunya adalah Internet of Things (IoT). Internet of Things (IoT) adalah interkoneksi perangkat sensor dan aktuator yang memiliki kemampuan berbagi (sharing) informasi antar platform melalui framework yang terintegrasi (Prabowo, 2019).

Salah satu pendekatan yang efektif adalah melibatkan siswa dalam proyek kolaboratif yang melibatkan penerapan teknologi IoT dalam kehidupan sehari-hari atau dalam konteks industri. Dalam hal ini dapat dilihat Pulau Tarakan  yang merupakan pusat penting dalam industri energi, terutama dalam sumber daya alam seperti gas alam dan minyak bumi. Sekitar 1.400 sumur minyak dan gas di Kota Tarakan telah memberikan kontribusi besar terhadap pasokan energi nasional. Namun, kehadiran sumber daya ini juga membawa resiko terhadap potensi kebocoran gas alam yang dapat menyebabkan bahaya bagi masyarakat dan lingkungan. Sebanyak 32.000 masyarakat menjadi konsumen aktif terhadap jaringan gas untuk kehidupan sehari-hari. Ketergantungan masyarakat terhadap gas alam sebagai sumber energi utama menegaskan urgensi perlu adanya tindakan. Kehadiran alat IoT Pendeteksi KebocoranGas menjadi hal penting.

Pemanfaatan teknologi Internet of Things (IoT), sebagai alat pendeteksi kebocoran gas dapat menjadi inovasi yang solutif yang canggih serta responsif terhadap tantangan keamanan sepanjang jaringan gas alam di Kota Tarakan. Melalui penerapan sensor pada IoT yang sensitif dan terkoneksi, alat ini dapat memberikan kemampuan untuk mendeteksi kebocoran gas secara real-time, sehingga memungkinkan kita untuk mengambil tindakan cepat dan tepat guna untuk mengatasi potensi bahaya kebocoran gas (Jurnal Jupiter, 2023).

Dalam mata pelajaran teknik elektronika, siswa dapat belajar tentang bagaimana komponen alat sensor bekerja dan bagaiman aplikasi IoT dijalankan. Mereka dapat merancang alat pendeteksi gas ini dan menjadikannya nilai jual. Mata pelajaran ini dapat di terapkan di SMK Negeri 02 Tarakan sebagai sekolah dengan satu-satunya jurusan teknik elektronika di Kalimantan Utara serta menjadikan sekolah ini menjadi sekolah Pusat pengembangan Teknologi Tepat Guna di Kalimantan Utara.

Kejelasan Prosedur Pembuatan Produk

1.Melakukan Identifikasi Masalah

Identifikasi masalah dilakukan untuk memperoleh data konsumen pengguna jaringan gas serta resiko kebakaran yang pernah terjadi sebagai dasar untuk merancang inovasi.

2. Analisis Permasalahan

Melihat potensi dan data dari hasil observasi, terdapat resiko ataupun bencana kebakaran yang terjadi disebabkan oleh kebocoran gas.

3. Pembuatan Skematik Rangkaian Alat

Pembuatan skematik rangkaian dilakukan dengan menggunakan platform fritzing dan wokwi (Platform penggambaran skematik) untuk memeriksa kompatibilitas komponen.

4.Pembuatan Prototype

Proses pembuatan dilakukan dengan cara menghubungkan sensor ke pin analog dan alarm ke pin digital menggunakan breadboard (board khusus prototype) serta melakukan kalibrasi terhadap sensor.

5.Pembuatan Aplikasi

Proses pembuatan aplikasi menggunakan firebase dan aplikasi mit app inventor dan mengkoneksikan aplikasi ke alat IoT Gas Detector.

6.Pengujian Laboratorium

Pengujian laboratorium berguna untuk melihat kesiapan alat dan juga konektifitas aplikasi ke alat IoT Gas Detector.

7. Peningkatan Kualitas dan Inovasi Produk

Alat ini akan dirancang dengan beberapa model dan spesifikasi produk yaitu :

  1. Vol 1 : Alat ini dilengkapi dengan sensor dan juga alarm untuk memberikan peringatan bahaya.
  2. Vol 2 : Alat ini akan ditambahkan daya cadangan dari baterai dan memiliki indikator berupa lampu LED (Light Emitting Diode) berwarna hijau, kuning, dan merah untuk level bahaya dari gas yang terdeteksi.
  3. Vol 3 : Alat ini akan ditambahkan 3 sensor baru yang berguna untuk mendeteksi api, asap, dan juga suhu agar dapat mendeteksi kebakaran sejak dini.

Proses pembuatan produk ini melalui beberapa tahapan yang sistematis dan terukur, sebagai berikut:

1.      Gambar Design atau Rancangan Alat 

Gambar Rancangan Flowchart

Gambaran alat ini merupakan skema rangkaian gambaran prototype yang terdiri dari komponen sensor dan microcontroller yang di rangkai pada gambar di bawah ini. Dimana jalur kelistrikan alat ini akan tetap menerima daya listrik dan akan tetap berfungsi walaupun arus listrik komersial padam, alat ini memiliki daya cadang dari baterai 18650. 3 (tiga) produk ini dapat membaca kadar gas pada lingkungan sekitar yang kemudian mengirimkan data tersebut ke aplikasi melalui jaringan internet dan dapat di monitoring secara real-time, alat ini akan tetap berfungsi meskipun tidak ada daya listrik yang masuk. Baterai yang berfungsi menjadi daya cadangan energi akan mengalirkan arus listrik agar alat terus berfungsi dan membaca kadar gas di lingkungan sekitar.

Gambar Skematik Kelistrikan

2.  Desain Penggunaan Produk

 

Gambar Desain Posisi Penggunaan Alat Gas Detector pada Jaringan Gas dan Tabung Gas LPG

 

Gambar Desain Posisi Penggunaan Alat Gas Detector pada sumur migas

Alat Pendeteksi Kebocoran Gas ini diciptakan untuk memberikan peringatan secara real-time kepada pengguna jaringan gas alam serta operator jaringan gas dan sumur migas. Adapun keunggulan dari alat ini yaitu memanfaatkan daya cadang (Baterai) agar dapat selalu mendeteksi kebocoran gas sewaktu waktu meskipun dengan keadaan listrik sedang padam, keakuratan sensor alat ini akan mencapai 100% dengan jarak 50 cm dari kompor. Alat ini diletakkan di sekitar selang kompor gas guna mendeteksi kebocoran gas yang lebih akurat dan memberikan kadar gas yang valid untuk memberikan peringatan bahaya kepada pengguna apabila terjadi kebocoran gas pada rumah. Kemudian untuk sumur migas alat pendeteksi ini akan diposisikan dengan jarak 50 cm dari titik sumur migas

Kesimpulan :

Integrasi konsep dan aplikasi IoT dalam Kurikulum Merdeka untuk SMK merupakan langkah penting untuk mempersiapkan siswa dengan keterampilan yang relevan di era digital yang semakin terhubung. Dengan memberikan siswa kesempatan untuk belajar dan berkolaborasi dalam proyek-proyek yang melibatkan IoT. Hal ini membantu siswa mempersiapkan diri untuk menghadapi tantangan di era digital dan Industri 5.0 yang semakin berkembang.

Penggunaan teknologi dalam pembelajaran P5 juga membantu siswa mengembangkan keterampilan digital yang penting untuk sukses di era digital saat ini. Mereka belajar tidak hanya tentang nilai-nilai Pancasila, tetapi juga tentang bagaimana menggunakan teknologi dengan bijak dan bertanggung jawab dalam kehidupan sehari-hari. Dengan memanfaatkan teknologi secara efektif, penerapan Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan dalam Kurikulum Merdeka dapat menjadi lebih dinamis, inklusif, dan relevan dengan kebutuhan dan tuntutan zaman. Ini akan membantu menciptakan generasi muda yang tidak hanya cerdas secara teknologi, tetapi juga memiliki kesadaran moral, etika, dan kewarganegaraan yang tinggi hal ini juga sesuai dengan capaian SDGs tujuan 4 pendidikan berkualitas.

Referensi :

Antara (30 Juni 2023). Polisi duga penyebab kebakaran di Tarakan dari kompor gas https://kaltara.antaranews.com/berita/502854/polisi-duga-penyebab-kebakaran-di- tarakan-dari-kompor-gas

Benuanta (2024,31 Maret). Pj Wali Kota Tinjau Lokasi Semburan Gas di Asrama Transit Haji. https://benuanta.co.id/index.php/2024/03/31/pj-wali-kota-tinjau-lokasi-semburan-gas- di-asrama-transit-haji/139121/21/22/27/

Jurnal Jupiter, Vol. 15 No. 1 Bulan April, Tahun 2023, Hal. 682 – 690