fbpx
Freepik

Inovasi dan Kontribusi Kaum Milenial Dalam Program Sukses Kelola Sampah

Pandemi telah mengubah berbagai model interaksi sosial yang selama ini sudah lama berlaku, misalnya dalam hal pengelolaan sampah selama pandemi kegiatan stay at home, study from home, work from home, praying at home. Hal ini memberikan dampak signifikan terhadap peningkatan sampah mulai sampah Organik dan sampah Anorganik. Memasuki awal tahun 2022, di media sosial kita semua dihebohkan dengan berita bencana alam berupa banjir yang diakibatkan tumpukan sampah. Sampah selama ini dinilai masyarakat sesuatu yang sausah untuk dikelola, menjijikan dan membahayakan.

Menurut Menteri Lingkungkan Hidup dan Kehutanan (LHK) yang dimuat dalam news.detik.com Selasa, 09 Juni 2020 jumlah timbunan sampah di Indonesia saat ini sangat besar kira-kira 67,8 juta ton pada tahun 2020. Kelihatanya akan terus bertambah seiring pertumbuhan jumlah penduduk dan dengan semakin membaiknya tingkat kesejahteraan. Maka hal ini perlu adanya upaya pencegahan, sosialisasi, edukasi, pembelajaran, pemahaman dan akhirnya membangun kesadaran masyarakat, akan hal pentingnya menjaga lingkungan.

Namun dalam tulisan kali ini penulis ingin berbagai pengalaman selama pandemi Covid-19 dalam kegiatan positif bagi kalangan milenial anak muda yaitu sukses mengelola sampah di tengah pandemi yang dipromotori oleh Karang Taruna RW 09 yang dinamai dengan Tim Penggerak Sukses Kelola Sampah, latar belakang berdirinya Sukses Kelola Sampah Tahun 2020 ini adalah : Pertama, berawal dari gagasan hasil rapat musyawarah Tri Wulan warga dusun di Desa Krapyak RT016/RW09, Pakahan, Jogonalan, Klaten bahwasanya warga ingin mandiri tanpa selalu menggantungkan semuanya kepada pemerintah. Kedua, masyarakat ingin konsep ketahanan pangan tidak hanya sebuah wacana belaka namun benar-benar diwujudkan dan diimplementasikan secara riil. Ketiga, dalam pengelolaan program sukses kelola sampah sesuai kesepakatan musyawarah bersama (mubes) perlu melibatkan peran anak muda, karena anak muda adalah agen of changes nya masyarakat atau lidahnya masyarakat.

Pamflet Sukses Kelola Sampah RW 09

Maka demikian penulis sebagai seorang mahasiswa akademisi sekaligus sebagai ketua karang taruna RW 09 dan penulis di berbagai media platform ibtimes, islam santun, rahma.id, koran solo pos, suara aisyiyah penulis buku gyfra publishing mood boster menulisku, buku chapter KKN, jendelahukum, facebook, instagram dan lain sebagainya, harus merespon cepat ide gagasan masyarakat ini.

Program ini tentunya tidak hanya dijalankan oleh pemuda semata namun dibantu dari dosen Fisika UIN Sunan Kalijaga Bp. Frida Agung Rakhmadi, S.Si., M.Sc, yang kebetulah tinggal dan berdomisili di Krapyak, Pakahan, Jogonalan, Klaten kemudian dibantu juga oleh RT/RW, Ibu PKK dan sejumlah relawan mahasiswa yang tergabung di Tim Penggerak Sukses Kelola Sampah di dusun Krapyak.

Dengan berbekal keyakinan dari buku Manajemen Proyek Konsep dan Implementasi, buku karangan Budi Santoso Dosen UGM kami dapat memulai program sukses kelola sampah dan sekaligus dapat membantu mengurangi jumlah sampah di wilayah Klaten, khususnya di Dukuh Krapyak, Pakahan, Jogonalan, Klaten.

Langkah-langkah yang kita lakukan selama menjalankan program sukses kelola sampah adalah melakukan proses identifikasi dengan terjun langsung kelapangan (field research), mencari data jenis-jenis sampah, mengidentifikasi keluhan-keluhan masyarakat mengenai pengelolaan sampah dan memberikan tawaran apakah mau bergabung dalam bagian sukses pengelolaan sampah di Desa Krapyak, Pakahan, Jogonalan, Klaten. Kemudian dari hasil identifikasi tersebut dapat dirumuskan kegiatan atau program selanjutnya yang akan dilakukan dengan menggunakan analisis SWOT. Strengths (kekuataan), Weaknesses (kelemahan), Opportunities (peluang) dan Threats (ancaman)

Maka dari analisis tersebut kami bisa melakukan langkah yang ditempuh selanjutnya yaitu memanfaatkan Strength (kekuatan), kekuatan dari internal maupun eksternal. Misalnya kekuatan internal dalam yaitu dari data hasil identifikasi rumah perumah menunjukan bahwa warga mau ikut serta dalam mengelola sampahnya, bahkan ada yang sudah mengelola sampahnya sendiri sedangkan kekuatan eksternal dari luar kegiatan sukses kelola sampah ini didukung oleh pemerintah dan dinas lingkukan hidup.
Langkah selanjutnya memanfaatkan Weaknesses (kelemahan) dari data hasil identifikasi kelemahan warga yaitu tidak mengetahui bagimana cara mengelola sampah yang baik dan benar, tidak mempunyai lahan untuk pengelolaan sampah maka dapat kita temukan bahwa kegiatan yang perlu dilakukan adalah memberikan sosialisasi dan edukasi di masyarakat, dengan tujuan agar masyarakat mendapatkan solusi.

Kemudian memanfaatkan Opportunities (peluang), dari hasil proses identifikasi peluangnya adalah program sukses kelola sampah ini ternyata mendapat sambutan yang begitu luar biasa respon masyarakat dalam mengsuksekan pengelolaan sampah sangat semangat sekali, selain itu peluang dana program sukses kelola sampah ini dibantu dari dana aspirasi pemerintah daerah.
Dan yang terakhir memanfaatkan Threats (ancaman), ternyata dalam identifikasi ada ancaman yaitu ketua pemuda didesa kami tidak menyetujui program sukses kelola sampah ini, namun hal itu tidak menyurutkan semangat kami dalam mengelola program ini, karena program ini hasil musyawarah bersama jalan keluarnya ketua RT/RW dapat melakukan komunikasi kepada ketua pemuda.

Dari hasil analisis SWOT kita dapat melakukan kegiatan Pertama, Sosialisasi dan Edukasi di masyarakat terkati dalam pengelolaan sampah di tengah pandemi, maka kami membuat pamflet yang isinya mari melakukan 5R yaitu Reduce, mengurangi pemakaian produk atau aktivitas yang menghasilkan sampah. Refuse, menolak suatu produk atau aktivitas yang menghasilkan sampah. Reuse, menggunakan kembali barang-barang yang masih bisa dipakai. Recycle, mendaur ulang barang bekas menjadi sesuatu yang lebih bernilai. Rot, melakukan pembusukan untuk sampah Organik (kompos).

Selain itu pamflet berisi bagaimana membedakan antara sampah Organik dan Anorganik, sampah Organik adalah jenis sampah yang mudah membusuk misalnya : sisa makanan, sayuran, dedaunan dan lainnya. Sedangkan sampah Anorganik sampah yang laku dijual, sampah yang saat ini kami kelola, jenis sampahnya adalah : kertas, kardus, botol plastik, besi, botol berwarna, kaleng dan lainnya.

Setelah itu pamflet yang isinya memberikan edukasi pemahaman kepada masyarakat kita tempelkan rumah perumah, sekalian memberikan karung (sak) karena dalam pengelolaan sukses kelola sampah ini kami secara mandiri, maka dari itu kami berinisiatif hasil sampah setiap 2 minggu sekali, sampah yang laku dijul (Anorganik) nantinya juga akan kita gunakan 1/3 biaya oprasional 1/3 di infaq untuk membantu saudara kita yang terdampak virus corona, hal ini sudah kita lakukan dengan memberikan berupa sembako untuk 10 janda di Dukuh Krapyak, Pakahan, Jogonalan Klaten, 1/3 digunakan untuk pembelian tempat sampah, setiker dan lainnya sebagainya. Dalam melakukan sosialisai dan edukasi kita tetap memperhatikan protokol kesehatan yang dianjurkan pemerintah misalnya menggunakan masker, mencuci tangan dan menjaga jarak.

Sesuai dengan table diatas sebenarnya kita tim penggerak sukses kelola sampah mempunyai agenda yaitu melakukan study banding ke Dukuh Gridih, Desa Kahuman, Kec. Polanharjo, Pusat Studi Lingkungan Universitas Gadjah Mada dan Dinas Lingkungan hidup dengan tujuan untuk menimba ilmu dan mengupdate soft skill ataupun hard skill kita dalam pengelolaan sampah. Dikarenakan wabah belum berakhir maka kegiatan tersebut kita tunda dengan pertimbangan kita mengutamakan kemaslahatan kita bersama.

Selain itu dalam waktu dekat ini kami Tim Penggerak Sukses Kelola Sampah juga akan mengelola sampah yang mudah busuk Organik pascalnya saat ini kita juga sudah mempunyai tempat pembuangan sampah (TPS) untuk nantinya pengelolaan sampah bukan hanya sampah Anorganik saja melainkan jenis sampah Organik juga akan kita kelola kedepannya.

Demikan harapan kami kedepannya kegiatan pengelolaan sampah ini memberikan kearifan lokal budaya nusantara masyarakat agar masyarakat lebih memperhatikan dan mencintai lingkungan sekitar. Selain itu harapannya kegiatan ini juga ditiru oleh para milenial anak muda kedepannya, sehingga problem sampah di Indonesia agar segera teratasi bersana mengingat dalam skala global pada tahun 2015 sendiri tercatat kurang lebih 574 laporan kejadian bencana akibat kerusakan lingkungan yang telah menewaskan 32,550 jiwa mempengaruhi hidup 108 juta jiwa dan menimbulkan kerugian sebesar 70, 3 milyar dolar Amerika. Tidak heran jika dalam laporan yang dirilis oleh forum ekonomi dunia yang bertajuk 2016 Global Risk Report, permasalahan lingkungan dan perubahan cuaca menempati posisi teratas dan dipandang sebagai permasalahan terberat dunia.

Maka demikian penulis mengajak seluruh lapisan masyarakat untuk menjaga alam semesta ini dari kerusakan-kerusakan dan sehingga menjadi sebaik-baik manusia “khairunnas anfa’uhum linnas”. Selain itu dalam tinjauan Fiqh, kegiatan Sukses Kelola Sampah merupakan upaya pengamalan maqashid Al-Syari’ah yakni hifz al-alam (menjaga lingkungan) dan hifz nafs (menjaga jiwa).

Maka demikian penulis hanya dapat mampu berbagi pengalaman sedikit mengenai program sukses kelola sampah, kami rasa program ini belum begitu sempurna maka dari itu perlu kami dukungan motil, saran dan masukan dari kalian semua agar program ini berjalan dengan lancar dan mampu memberikan contoh baik di kalangan masyarakat, sekaligus menjadi wasilah dan amalan sholeh kita nanti.

Semoga wabah virus corona ini segera berakhir. Semoga dengan kita mengimplementasikan nilai-nilai islam dalam kehidupan kita, hidup kita menjadi lebih baik dan maju. Semoga kualitas dan kuantitas keimanan kita meningkat. Semoga perbuatan aktivitas dunia yang kita lakukan di dunia ini bernilai ibadah di sisi Allah dan mendapatkan balasan surganya. Aamin
Saya sebagai penulis memohon maaf sebesar-besarnya apabila dalam penulisan ada kata yang tidak berkenaan dihati, semoga karya ini bermanfaat bagi anak, cucu generaqsi penerus bangsa khususnya pegiat sukses pengelola sampah.