fbpx
dokumen pribadi

Indonesia Maju 2045 Dimulai dari Kelas: Memperbaiki Pendidikan dan Inovasi untuk Membangun Ekonomi Berkelanjutan

Masalah pendidikan di Indonesia dari tahun ke tahun belum sepenuhnya teratasi dengan baik. Padahal, penguatan fundamental pendidikan dapat berimplikasi terhadap bidang-bidang lainnya, khususnya bidang ekonomi. Hal ini sesuai dengan yang dikatakan oleh revolusioner antiapartheid, Nelson Mandela.

Pendidikan adalah senjata yang paling ampuh yang dapat Anda gunakan untuk mengubah dunia.

Berkaca pada negara maju saat ini, negara-negara tersebut tidak terlepas dari keseriusannya dalam meningkatkan kualitas pendidikan yang lebih baik dan merata bagi setiap warganya. Sementara itu, pendidikan di Indonesia masih menghadapi tantangan signifikan, seperti ketimpangan akses pendidikan, kualitas pengajaran yang masih belum merata, dan infrastruktur yang kurang memadai. Ketidakmampuan dalam meningkatkan mutu pendidikan akan memperlebar kesenjangan dan menghambat pembangunan ekonomi di Indonesia. Oleh karena itu, diperlukan reformasi pendidikan yang menyeluruh untuk memperkuat daya saing global dan mewujudkan Visi Indonesia Maju 2045. 

Masalah Pendidikan di Indonesia dan Dampaknya Terhadap Ekonomi

Dilansir dari mediaindonesia.com, hasil Programme for International Student Assessment (PISA) 2022 pada 5 Desember 2023 menunjukkan penurunan signifikan untuk Indonesia, terutama dalam kemampuan literasi membaca yang menjadi terendah dibanding tahun-tahun sebelumnya. Meskipun peringkat Indonesia naik 5—6 posisi ke peringkat 68, skor kemampuan membaca, matematika, dan sains turun 12—13 poin. Kondisi ini menunjukkan tidak ada peningkatan kualitas pendidikan yang berarti sejak pertama kali berpartisipasi pada tahun 2000.

sumber: SDGs 2023, Bappenas.

Lebih mengkhawatirkan, hanya 18% siswa Indonesia yang mencapai level kemahiran matematika minimal (level 2), sementara sisanya berada di bawah standar tersebut. Padahal, level 2 menggambarkan kemampuan siswa untuk menerapkan matematika dasar dalam situasi sederhana. Selain itu, hampir tidak ada siswa Indonesia yang mencapai level tinggi (level 5 atau 6) dalam matematika, sains, atau membaca—jauh di bawah rata-rata negara lainnya. Kondisi ini juga dapat dilihat dari proporsi anak-anak dan remaja yang mencapai setidaknya tingkat kemahiran umum dan kualifikasi guru di Indonesia dari data Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (Bappenas).

sumber: SDGs 2023, Bappenas.

Kemudian, hal ini menjadi pertanyaan kenapa mutu pendidikan di Indonesia belum menunjukkan peningkatan yang signifikan? Berikut beberapa isu utama yang menghambat Indonesia dalam mempercepat pembangunan di bidang pendidikan dan dampaknya terhadap perekonomian negara.

  1. Terbatasnya Akses Pendidikan
    Dengan kondisi geografi yang beragam, Indonesia menghadapi tantangan besar dalam pemerataan akses pendidikan, terutama di luar daerah perkotaan. Infrastruktur yang kurang memadai, jarak sekolah yang jauh, dan biaya pendidikan yang tinggi menghambat banyak anak mendapat pendidikan yang layak dan inklusif. Akibatnya, produktivitas tenaga kerja rendah dan kesenjangan keterampilan menghambat pertumbuhan ekonomi di Indonesia.
    sumber: SDGs 2023, Bappenas.
  2. Kesenjangan Kualitas Pendidikan
    Fasilitas dan kualitas tenaga pengajar di sekolah-sekolah perkotaan cenderung lebih baik dibandingkan dengan di pedesaan. Hal ini berdampak pada ketidakmerataan pengetahuan dan kemampuan dalam menciptakan inovasi lokal.
  3. Implementasi Kurikulum yang Belum Optimal
    Kurikulum Merdeka yang digunakan saat ini belum sepenuhnya optimal di beberapa sekolah sehingga masih dianggap kurang sesuai dengan kebutuhan dunia kerja modern. Siswa masih lebih banyak didorong untuk menghafal materi daripada mengembangkan keterampilan berpikir kritis, kreativitas, dan pemecahan masalah yang krusial di abad ke-21 ini. Hal ini akan berdampak pada minimnya lulusan yang siap berinovasi dan beradaptasi di era ekonomi digital sehingga Indonesia tertinggal dalam menciptakan sektor-sektor industri baru yang mendukung pertumbuhan ekonomi.
  4. Kesejahteraan Guru yang Belum Memadai
    Jumlah insentif yang tidak sebanding dengan kinerja guru menjadi isu yang cukup memprihatinkan dan dapat memengaruhi kesejahteraan guru, terutama di daerah terpencil. Hal ini dapat mengurangi motivasi dan kualitas pengajaran sehingga akhirnya berpengaruh pada hasil belajar siswa yang kurang optimal dan berujung pada kurangnya pemimpin masa depan yang inovatif dan berpendidikan baik yang diperlukan untuk mendorong reformasi ekonomi.

Berbagai masalah ini membuat pendidikan Indonesia masih jauh dari ideal. Dampaknya pun langsung terlihat jelas pada lambatnya peningkatan keterampilan tenaga kerja yang berujung pada pertumbuhan ekonomi yang kurang maksimal. Maka dari itu, diperlukan upaya dalam memberdayakan masyarakat agar menjadi pemimpin masa depan yang akan membawa Indonesia pada perkembangan di berbagai bidang dan mencapai ekonomi berkelanjutan, yaitu sistem ekonomi yang mendukung pertumbuhan jangka panjang dengan menjaga kelestarian lingkungan dan memastikan kesejahteraan sosial bagi generasi sekarang dan mendatang. 

Upaya Strategis Memberdayakan Pemimpin Masa Depan

Terdapat 10 upaya strategis yang dapat dilakukan untuk memberdayakan pemimpin masa depan melalui pendidikan berkualitas dan inovasi. 

  1. Evaluasi Kebijakan Pemerintah dalam Pemerataan Anggaran Pendidikan
    Pemerataan pendidikan adalah langkah awal yang penting untuk menciptakan pemimpin masa depan yang kompeten di seluruh Indonesia, bukan hanya di wilayah perkotaan. Pemerataan anggaran memungkinkan setiap anak, di mana pun mereka berada, mendapatkan pendidikan berkualitas sehingga menciptakan pemimpin masa depan yang berdaya saing.
  2. Peningkatan Akses Pendidikan Melalui Teknologi Digital
    Teknologi membuka peluang lebih besar bagi semua siswa dari berbagai daerah untuk mengakses pengetahuan dan keterampilan yang dibutuhkan di era ekonomi digital saat ini. Dengan meningkatkan penyediaan akses internet dan fasilitasnya, teknologi digital dapat membantu dalam pemerataan kualitas pendidikan di Indonesia.
  3. Pemberian Insentif yang Sesuai dan Pengembangan Teaching Skills
    Guru berkualitas adalah kunci untuk mendidik generasi muda yang akan menjadi pemimpin masa depan. Pemberian insentif yang lebih sesuai dapat memotivasi guru untuk mengembangkan teaching skills yang memusatkan pembelajaran kepada siswa (student-centered learning).
  4. Reformasi Kurikulum untuk Meningkatkan Keterampilan Abad Ke-21
    Kurikulum yang difokuskan pada keterampilan abad ke-21, seperti berpikir kritis, kreativitas, dan kolaborasi, sangat mendukung tujuan pendidikan berkualitas. Hal ini mempersiapkan siswa untuk menjadi pemimpin inovatif yang mampu merespons tantangan ekonomi global dan berkontribusi pada pembangunan berkelanjutan.
  5. Integrasi SDGs dalam Kurikulum untuk Meningkatkan Kesadaran Isu Global
    Dengan memasukkan SDGs (Sustainable Development Goals) ke dalam kurikulum, siswa akan lebih peka terhadap isu-isu global. Pemahaman ini akan mempersiapkan mereka untuk menjadi pemimpin yang berkontribusi dalam menciptakan ekonomi yang lebih berkelanjutan.
  6. Penguatan Program Kewirausahaan untuk Generasi Muda
    Pendidikan kewirausahaan membantu mencetak pemimpin yang mandiri dan inovatif. Program ini dilaksanakan agar wirausahawan muda mampu menciptakan lapangan kerja baru dan berkontribusi pada pertumbuhan ekonomi dengan bisnis yang mendukung keberlanjutan lingkungan dan sosial.
  7. Pengurangan Dominasi Tenaga Kerja yang Tidak Terampil
    Mengurangi dominasi tenaga kerja tidak terampil melalui peningkatan program vokasional dan balai latihan kerja akan mendorong produktivitas tenaga kerja, mendukung pertumbuhan ekonomi, dan mempersiapkan mereka untuk sektor-sektor yang lebih berkelanjutan, seperti energi terbarukan dan teknologi ramah lingkungan.
  8. Perluasan Program Magang yang Terintegrasi dengan Industri
    Program magang terintegrasi memberikan siswa pengalaman langsung dalam dunia kerja, memperkuat keterampilan yang relevan, dan mempersiapkan mereka untuk menjadi pemimpin di berbagai sektor ekonomi. 
  9. Pengembangan Industri, Inovasi, dan Infrastruktur di Luar Pulau Jawa
    Pemerataan pembangunan industri dan infrastruktur akan mengurangi ketimpangan ekonomi antarwilayah dan menciptakan lebih banyak peluang bagi generasi muda di luar Pulau Jawa. Hal ini akan mendukung terciptanya pemimpin lokal untuk berinovasi dan mencapai ekonomi berkelanjutan di daerah-daerah yang sebelumnya kurang berkembang.
  10. Investasi dalam Riset dan Pengembangan (R&D) untuk Inovasi Lokal
    Dengan investasi yang tepat dalam R&D, Indonesia dapat menciptakan inovasi lokal yang meningkatkan daya saing industri serta mendukung keberlanjutan ekonomi dan lingkungan.

Secara keseluruhan, upaya-upaya tersebut akan mempersiapkan generasi muda untuk menjadi pemimpin masa depan yang kompeten, peka terhadap tantangan global, dan berkomitmen terhadap pembangunan berkelanjutan. Namun, dalam mewujudkan upaya-upaya tersebut, diperlukan sinergisitas dari beberapa pihak.

Pihak-Pihak Yang Terlibat dalam Pemenuhan Upaya

Adapun beberapa pihak yang terlibat dalam memenuhi upaya tersebut.

  1. Pemerintah
    Pemerintah, baik di tingkat pusat maupun daerah, memiliki peran kunci dalam merancang kebijakan, regulasi, serta alokasi anggaran untuk memastikan akses pendidikan yang merata dan berkualitas serta pemberian insentif guru yang sesuai.
  2. Lembaga Pendidikan
    Sekolah, universitas, dan lembaga pendidikan lainnya merupakan ujung tombak dalam penerapan upaya tersebut. Mereka bertanggung jawab untuk menerapkan reformasi kurikulum yang relevan, menyediakan fasilitas dan program yang mendukung, dan mengintegrasikan SDGs dalam proses pembelajaran.
  3. Guru dan Tenaga Pendidik
    Guru memainkan peran penting dalam memastikan kualitas pengajaran yang berfokus pada pengembangan keterampilan siswa (student-centered). Mereka bertanggung jawab untuk mengembangkan teaching skills yang dapat memfasilitasi pembelajaran inovatif.
  4. Sektor Swasta
    Perusahaan dan industri swasta dapat mendukung lembaga pendidikan dalam program magang dan kewirausahaan serta pemerintah dalam investasi riset dan pengembangan untuk inovasi lokal.
  5. Lembaga Riset dan Akademisi
    Lembaga riset dan para akademisi berperan dalam melakukan penelitian yang mendukung inovasi dan pengembangan kebijakan pendidikan.
  6. Organisasi Internasional dan LSM
    Organisasi internasional dan lembaga swadaya masyarakat (LSM) yang bergerak di bidang pendidikan memiliki peran dalam memberikan dukungan teknis, pendanaan, dan advokasi untuk peningkatan kualitas pendidikan dan keterampilan.
  7. Masyarakat dan Orang Tua
    Masyarakat, termasuk orang tua, memiliki peran penting dalam mendukung pendidikan anak-anak mereka dan mendorong keterlibatan dalam program-program inovasi. 

Kesimpulan

Untuk mewujudkan ekonomi berkelanjutan yang berdaya saing, pendidikan berkualitas dan inovasi harus menjadi prioritas utama dalam membentuk pemimpin masa depan Indonesia. Dengan dukungan semua pihak, mulai dari pemerintah hingga masyarakat, dan melalui penerapan strategi yang terencana, Indonesia dapat mengatasi tantangan dalam sistem pendidikannya dan menciptakan generasi yang siap memimpin di era ekonomi digital. Reformasi pendidikan yang menyeluruh dan inovatif akan menjadi kunci keberhasilan menuju Visi Indonesia Maju 2045.

Referensi:

Bappenas. 2023. Laporan Pelaksanaan Pencapaian Tujuan Pembangunan Berkelanjutan Tahun 2023. Jakarta: Bappenas.

Putera Sampoerna Foundation. 2024. Masalah dan Tantangan Pendidikan yang Dihadapi Indonesia. Sampoernafoundation.org. Diakses pada tanggal 1 September 2024 dari https://www.sampoernafoundation.org/id/masalah-tantangan-pendidikan-yang-dihadapi-indonesia/

Alam, Syamsir. 2023. Hasil PISA 2022, Refleksi Mutu Pendidikan Nasional 2023. Mediaindonesia.com. Diakses pada tanggal 11 September 2024 dari https://mediaindonesia.com/opini/638003/hasil-pisa-2022-refleksi-mutu-pendidikan-nasional-2023