Sindi Putri Damayanti Mahasiswa Universitas Terbuka 0shares PELATIHAN KEPEMIMPINAN SDGS DALAM MENDUKUNG MERDEKA BELAJAR DI MALUKU Read More Kewirausahaan adalah suatu keahlian atau kemampuan pelaku usaha yang biasanya disebut wirausahawan yang akan membuat atau mendirikan usaha pribadi dan menyiapkan semua yang dibutuhkan untuk keperluan usahanya secara mandiri dan menerima resiko yang akan ditemuinya ketika memulai usaha. Banyak anak muda yang mulai memberanikan diri untuk menjadi wirausaha muda demi menjalankan sebuah model bisnis. Tak sedikit, sosok yang menginspirasi wirausaha muda untuk merintis bisnis dengan segala tantangan. Schumpeter, ekonom dari Harvard University, percaya bahwa kewirausahaan bisa mendorong creative destruction (kreativitas yang menghancurkan model-model lama yang sudah mapan), menciptakan nilai tambah baru dan mendorong pertumbuhan ekonomi. Negara dengan tingkatan yang lebih tinggi untuk ketiga variabel (yaitu ekosistem, pendanaan dan budaya kewirausahaan) mempunyai intesitas kewirausahaan yang lebih tinggi. Data dari Biro Pusat Statistik (BPS) menunjukkan bahwa jumlah wirausaha Indonesia masih jauh lebih sedikit dibandingkan dengan negara lain. Rasio wirausaha terhadap penduduk total untuk Amerika Serikat mencapai 12%, Jepang 11%, China 10%, Singapura 7%, Malaysia 5% dan Indonesia adalah 3.1%. Kewirausahaan bagi pemuda memberikan beberapa manfaat: meningkatkan produktivitas, meningkatkan pertumbuhan ekonomi, menciptakan teknologi baru, menciptakan produk dan jasa baru, mendorong inovasi, menciptakan pekerjaan, dan membantu organisasi bisnis yang besar. Meningkatkan produktivitas Dengan menggunakan metode baru, wirausahawan muda dapat meningkatkan produktivitas sehingga dapat berdampak pada produktivitas marginal Indonesia. Produktivitas marginal adalah nilai rata-rata barang maupu jasa yang dihasilkan perorang pertahun. Indonesia dengan produktivitas marginal US$24.000 masih jauh lebih sedikit dibandingkan dengan Singapura US$170.000-180.000. Dengan kenyataan produktivitas marginal Indonesia yang masih rendah, tentu negara ini masih memerlukan perbaikan dalam pembangunan wirausaha. Tetapi tentunya pemuda tetap harus menyadari bahwasannya produktivitas marginal di suatu negara berkaitan erat dengan faktor yang dilakukan dalam pembangunan. Berikut ini prasyarat menjadi kaum muda yang produktif yaitu Infrastruktur Semakin tersedianya infrastruktur, semakin dapat menurunkan biaya logistik dan biaya trasnportasi apapun untuk mobilitas barang dan jasa sehingga kaum muda bisa meningkatkan produktivitas. Inklusi Keuangan Semakin masyarakat luas terutama kaum muda di suatu negara masuk kedalam inklusi keuangan, semakin masyarakat memiliki akses menuju modal, dan semakin memiliki akses ke modal tentunya semakin suku bunga menjadi rendah. Pendidikan Kaum muda harus memiliki pendidikan. Karena semakin masyarakat luas terutama kaum muda di suatu negara memiliki pendidikan, semakin masyarakat bisa melakukan pelatihan dan peningkatan sumber daya manusia agar dapat memproduksi barang dan jasa dengan efesiensi dan efektivitas yang lebih tinggi sehingga produktivitas semakin tinggi. Modal Dengan modal tentu saja dapat meningkatkan kualitas infrastruktur, inklusi keuangan, dan pendidikan. Permodalan bisa datang dari modal dalam negeri dan modal luar negeri. Modal yang datang dari dalam negeri berkolerasi dengan uang beredar yang ada di suatu perekonomian. Rasio uang beredar di Indoenseia relatif rendah yaitu 44,7% dibanding negara lain seperti Singapura 152,6% atau Amerika Serikat 111,5%. Untuk modal dalam negeri dengan uang beredar yang cukup rendah, kaum muda perlu berkerja keras secara bertahap meningkat agar uang beredar jauh lebih tinggi dengan sedikit melirik permodalan luar negeri atau penanaman modal asing yang disebut foreign direct investment (FDI). FDI perkapita adalah kapasitas setiap orang untuk menarik modal asing pertahunnya. Nilai FDI perorang dalam pertahunnya di Indonesia hanya $100. Namun angka tersebut masih jauh dibawah angka FDI Singapura yaitu $16.000-19.000. Dengan melihat kenyataan FDI perkapita yang rendah di Indonesia, menurut penulis, hal ini dikarenakan Indonesia hanya menjual Sumber Daya Alam. Para wirausahawan terutama wirusahawan muda sebaiknya memanfaatkan kekayaan sumber daya alam untuk membuat suatu usaha di Indonesia menggunakan sumber daya manusia yang ada, dengan harapan hal tersebut bisa mendorong kenaikan uang beredar maupun FDI perkapita Indonesia. Meningkatkan pertumbuhan ekonomi dan menciptakan pekerjaan. Wirausahawan serta usaha kecil memberikan lapangan kerja yang cukup besar sehingga dapat memberi kontribusi terhadap pertumbuhan ekonomi. Menciptakan teknologi baru dan menciptakan produk dan jasa baru. Banyak wirausahawan yang dapat dicontoh oleh kaum muda yang memanfaatkan peluang dengan menciptakan produk atau jasa baru. Kalaupun masih mempertahankan produk lama, produk tersebut merupakan produk yang sudah diperbaiki. Mendorong inovasi. Meskipun biasanya wirausahawan tidak menciptakan sesuatu yang baru (bukan inventor), tetapi mereka dapat mengembangkan metode atau produk yang inovatif. Henry Ford bukan yang pertama membuat mobil, tetapi dia yang memelopori lini perakitan massal. Microsoft bukan yang pertama kali membuat sistem operasi yang akrab dan mudah dipakai, Apple yang membuatnya pertama kali. Tetapi Microsoft yang mempopulerkan sistem operasi semacam itu di komputer PC. Membantu organisasi bisnis yang besar. Bisnis yang besar sering kali memperoleh komponen dari perusahaan kecil yang memproduksi komponen tersebut. Perusahaan besar tidak memproduksi komponen tersebut karena tidak terlalu efisien memproduksi komponen yang kecil, dengan pasar yang kecil. Nah, sekarang bagaimana ya cara agar kaum muda semakin bisa meningkatkan usahanya keatas persaingan?. Naik keatas persaingan bukan tindakan yang mudah. Semua membutuhkan proses, dimana saat berproses ada kalanya wirausahawan bisa gagal. Artinya seorang wirausahawan harus memiliki tekad yang kuat untuk bisa mengatasi sebuah tantangan. Tekad yang kuat hanya akan muncul karena alasan atau tujuan yang kuat. Meningkatkan suatu usaha dan naik dalam persaingan tidak bisa terjadi begitu saja. Sekalipun kaum muda sangat cerdas, berkuasa, kaya dan banyak koneksinya, kaum muda harus tetap berjuang untuk bisa naik diatas banyak persaingan. Kerahkan semua daya dan kekuatan, karena tidak ada jalan pintas yang bisa ditempuh untuk naik dalam persaingan. Jika kaum muda muncul begitu saja dan berharap bisa memenangkan pasar berarti mereka naif. Perlu diingat para pemain besar dan penguasa pasar akan melakukan apa saja untuk mempertahakn posisinya. Maka kaum muda dapat melakukan tiga elemen untuk bisa menaklukan pasar dan naik dalam persaingan, yaitu: Tujuan yang mulia Cita-cita yang besar dan diperjuangkan dengan segala daya dan upaya serta diiringi keyakinan bahwa hal tersebut akan memberikan banyak manfaat bagi banyak orang. Tujuanlah yang akan menjadi pondasi dari semua hal yang akan dilakukan untuk bisa naik keatas persaingan. Strategi yang cerdik Strategi adalah cara-cara yang dipilih untuk meraih tujuan yang diinginkan dengan memanfaatkan sumberdaya yang ada. Strategi juga sebagai proses memilih serangkaian aktivitas yang berbeda dari pesaing dalam rangka memberikan bauran nilai yang unik untuk ditawarkan ke pasar (Michael Porter). Banyak orang yang telah bekerja siang malam, tetapi tidak bisa mendapatkan apa yang mereka inginkan. Hal itu mereka alami bukan karena tidak mau membayar harga kesuksesan. Mereka sudah memiliki tekad untuk membayarnya, bahkan tekad tersebut sudah dibuktikan dengan keringat. Salahnya adalah strategi untuk mencapainya, karena tanpa strategi yang tepat, hanya akan membuang waktu dan energi. Ketika wirausahawan muda merumuskan strategi, kecerdasan saja tidak cukup, kaum muda harus menjadi orang yang cerdik (clever). Kaum muda yang cerdas artinya kaum muda yang memiliki intelijensia yang tinggi, mengetahui banyak hal dan menguasai banyak kemahiran serta mampu menggunakannya dengan baik. Sementara kaum muda yang cerdik artinya kaum muda yang mampu menemukan cara-cara yang mampu menemukan cara-cara yang tidak biasa untuk menjawab setiap tantangan yang dihadapi. Kaum muda memerlukan banyak keahlian untuk melakukan aksi yang tepat secara konsisten. Kaum muda harus jeli melihat situasi sehingga bijak dalam melangkah, juga harus mampu mengantisipasi dan beradaptasi dengan perubahan serta cepat mengambil keputusan. Yang terpenting adalah kaum muda perlu memiliki keberanian untuk mengambil langkah besar yang belum pernah dilakukan sebelumnya. Banyak kaum muda yang membaca buku-buku hebat, tujuannya agar mendapat panduan aksi yang konkrit. Terutama saat ini, di era digital yang sudah berkembang, kaum muda diberi kemudahan memanfaatkan ikut kedalam seminar, pelatihan dan workshop secara online dengan harapan bisa membuat strategi yang lebih tepat meraih tujuan yang diinginkan. Aksi yang kuat Strategi sangat berkaitan erat dengan aksi. Aksi yang kuat dari sebuah strategi yang lemah tidak akan menghasilkan apa-apa, kecuali terbuangnya energi, waktu dan uang secara mubazir. Oleh karena itu kaum muda harus merumuskan strategi dengan baik sebelum memulai sebuah aksi. Strategi juga sesuatu yang hanya ditulis disebuah batu supaya tidak bisa diubah, padahal dalam perjalanannya strategi boleh diubah. Ketika aksi yang kuat dari sebuah strategi ternyata tidak bisa mengantarkan kaum muda menuju tujuan yang diinginkan, maka strategi itu perlu diperbaiki. Rumuskan strategi baru yang lebih baik. Dari penjelasan penulis mengenai kewirausahaan, manfaat dan elemen sukses dalam berwirausaha, berharap dapat memotivasi kaum muda untuk bergerak dan berani untuk terlibat dalam kewirausahaan. Karena selain sukses, menjadi wirausahawan muda juga dapat membantu perekonomian di Indonesia. Jangan lupa untuk bukan hanya mengekspor sumber daya alam, tetapi memanfaatkan juga hasil kekayaan sumber daya alam Indonesia menjadi sebuah kreatifitas dan kemunculan berbagai macam usaha.