fbpx
https://www.freepik.com/rawpixel-com

GENERASI MUDA DAN SAMPAH PLASTIK

Pemuda adalah peran yang paling berpengaruh untuk masa mendatang. Generasi muda harus lebih peka terhadap masalah-masalah yang harus dibenahi di negeri ini. Salah satunya SDG-13 yang membahas aksi perubahan iklim, yang mana masalahnya berkaitan erat dengan polusi. Berbagai masalah polusi menyebabkan terjadinya perubahan iklim secara drastis. Polusi sendiri ada yang terjadi secara alami dan ada yang secara antropogenik, yaitu polusi atau bencana yang disebabkan oleh manusia. Tentu hal ini menjadi sangat penting untuk dibahas. Terlebih polusi atau pencemaran air yang paling sering dijumpai.

Sampah plastik agaknya menjadi masalah utama yang wujudnya sangat menarik perhatian karena jumlahnya yang tidak sedikit. Di sekitar kita, sampah plastik bukanlah benda asing. Hampir setiap hari kita menggunakan kemasan berbahan plastik, mungkin 5 sampai 10 (atau bahkan lebih) kemasan plastik dalam sehari. Sampah-sampah itulah yang kemudian menjadi masalah baru jika tidak diolah dengan benar. Pembakaran sampah bukanlah solusi yang tepat, apalagi membuangnya ke perairan seperti sungai, danau, bahkan laut. Sampah plastik merupakan sampah yang dominan berada di laut. Penyebab terjadinya kerusakan ekosistem dan punahnya beberapa hewan laut adalah salah satunya karena sampah plastik yang mengotori lautan. Populasi hewan laut mati sia-sia karena ulah manusia.

Di Indonesia sudah banyak sekali komunitas-komunitas pencinta alam dan lingkungan yang mengampanyekan pentingnya menjaga alam. Pun supermarket dan toko-toko besar yang ada di Indonesia sudah tidak lagi menggunakan plastik sebagai wadah belanja. Tentu dengan adanya kebijakan seperti ini, sedikitnya sangat berpengaruh untuk mengurangi sampah plastik. Namun sebagian pedagang kecil masih menggunakan plastik sebagai wadah, karena tak dipungkiri memang plastik sangat praktis untuk menjadi tempat belanja, terutama makanan dan minuman. Terkadang kita masih lupa membawa tas belanja sendiri dan kerap menerima pelayanan yang menggunakan kantung plastik. Inilah yang ingin Saya tegaskan, jika produsen sulit untuk mengurangi penggunaan plastik maka konsumenlah yang mesti pintar memilah produk sesuai kebutuhan dan/atau keinginan.

 

Kita sebagai generasi muda harus lebih giat dalam mengedukasi teman, kerabat, serta keluarga agar dapat mengurangi sampah plastik. Tidak hanya dengan instruksi verbal, contoh tindakan nyata yang kita berikan mungkin dapat mengubah pola pikir seseorang untuk ikut bersama mengurangi penggunaan plastik. Sebagai generasi muda, Saya ingin mengajak orang-orang di sekitar Saya, setidaknya tidak membuang sampah sembarangan dan lebih menghargai alam. Kesadaran inilah yang harus dibentuk dari dasar pemikiran seseorang. Terkadang kita tidak bisa memaksa seseorang untuk melakukan suatu hal yang bukan dari kebiasaannya, tetapi dengan aksi yang jelas Saya harap orang-orang di sekitar Saya bisa memahami arti timbal balik terhadap alam. Sebab manusia tidak hanya “berkomunikasi” dengan manusia saja, tetapi dengan hewan dan tumbuhan.

Hewan dan tumbuhan sangat berperan dalam keberlangsungan hidup manusia dan kita jadilah manusia yang baik, yang tidak serakah, tidak egois, dan yang mampu peduli dengan sesama. Renungkanlah jika suatu bencana menimpa dan meruntuhkan manusia.

 

Bicara sampah plastik, memangnya separah apa sih?

Berdasarkan data dari Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan yang dikutip oleh Indonesia Environment & Energy Center, terdapat 5 jenis sampah plastik yang sulit terurai alami, yaitu kantong plastik, botol plastik, sedotan plastik, kemasan saset/sachet, dan styrofoam.*

  • Pada November 2018, di perairan Pulau Kapota, Taman Nasional Wakatobi, Sulawesi Tenggara, seekor paus sperma ditemukan mati terdampar. Lembaga WWF Indonesia menyebutkan terdapat 5,9 kg sampah plastik didalam perut bangkai paus sperma ini. sampah plastik tersebut diantaranya plastik keras, botol & gelas plastik, sandal jepit, dan tali rafia.**
  • Tidak hanya di Indonesia, pada bulan Desember 2019, seekor paus juga ditemukan mati terdampar di sebuah pantai Skotlandia. Hasil nekropsi menunjukkan bahwa ada 220 pounds plastik dan sampah lain yang menyumbat sistem pencernaannya.***

 

Banyak kasus mengenai paus mati karena sampah plastik yang mengendap di dalam perutnya, hal ini kemungkinan karena paus hidup dalam kegelapan yang mana menganggap sampah sebagai mangsanya, begitu pun dengan penyu, burung laut, ikan duyung, dan masih banyak lagi hewan laut lainnya. Sampah plastik adalah salah satu penyebab hewan laut mengalami stres selain penangkapan ikan dan polusi suara.

Semoga dengan adanya pengaruh dalam tulisan ini, Aku, Kamu, dan kita semua sebagai generasi penerus bangsa bisa memperbaiki dan menjaga bumi kita beserta isinya. Saya berharap kita semua bisa melihat segala sesuatu dari berbagai sudut pandang serta tergerak atensi dan psikomotorik kita untuk bijak dalam memakai dan/atau membuang sampah plastik. Serta memaknai segalanya tidak untuk kepentingan diri sendiri. Jika kita ingin mengubah sesuatu yang besar, mulailah dari sesuatu yang kecil, yaitu diri kita sendiri.

Salam Lestari!

 

 

 

 

Referensi:

*https://environment-indonesia.com/

**https://nationalgeographic.grid.id/

***www.bbc.com/indonesia/