fbpx

Generasi Hijau Dimulai Dari Sekolah: Pendidikan Dan Praktik Berkelanjutan Dalam Implimentasi Projek P5 (Profil Penguatan Pelajar Pancasila)

Pendidikan merupakan kunci dalam mewujudkan masa depan yang berkelanjutan. Pendidikan bukan hanya berfungsi mengajarkan peran akademis, tetapi juga untuk membentuk karakter, kesadaran, kepedulian terhadap lingkungan dan tanggung jawab sosial. Tujuan 4 dan 13 dari Sustainable Development Goals (SDGs) yaitu pendidikan berkualitas dan penganganan perubahan iklim, menjadi landasan penting dalam mewujudkan generasi hijau yang mampu menghadapi tantangan masa depan terkait pendidikan dan perubahan iklim yang dimulai dari sekolah. Untuk itu dalam hal ini, perlu pengembangan kurikulum pembelajaran yang sejalan dengan P5 (Projek Penguatan Profil Pelajar Pancasila) pada Kurikulum Merdeka yang menjadi strategi utama dalam mengintegrasikan prinsip-prinsip pembangunan berkelanjutan dalam sistem pendidikan di sekolah.

Integrasi Konsep Berkelanjutan dalam Kurikulum

          Pengembangan kurikulum yang mendukung keberlanjutan memerlukan integrasi konsep pembangunan berkelanjutan ke dalam berbagai mata pelajaran. Misalnya, dalam pelajaran rumpun Ilmu Pengetahuan Alam (IPA), peserta didik dapat diajarkan tentang perubahan iklim, konservasi sumber daya alam, dan pentingnya energi terbarukan. Dalam pelajaran rumpun Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS), peserta didik bisa mempelajari dampak sosial-ekonomi dari kebijakan lingkungan dan pentingnya partisipasi masyarakat dalam menjaga lingkungan. Selain itu, mata pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan (PKn) dapat mengajarkan nilai-nilai kepedulian terhadap lingkungan dan tanggung jawab sosial.

          Kurikulum harus dirancang untuk bukan hanya semata mengajarkan tentang teori, tetapi juga mendorong penerapan praktis dan pembentukan sikap yang mendukung keberlanjutan. Kurikulum Merdeka memberikan fleksibilitas yang diperlukan untuk mengimplementasikan pendidikan berkelanjutan melalui pendekatan P5, yang mendorong proyek-proyek yang memperkuat profil pelajar Pancasila.  Pendidikan karakter merupakan bagian penting dari Profil Pelajar Pancasila, diaman bisa menanamkan nilai-nilai seperti gotong royong, tanggung jawab, dan peduli lingkungan melalui kegiatan sehari-hari.

            Penerapan pendidikan karakter dalam P5 juga menekankan pada pentingnya menjaga lingkungan dan bertanggung jawab terhadap keberlanjutan bumi. Aktivitas yang dilakukan secara berkelompok dapat mendorong peserta didik bekerja sama dalam mengatasi tantangan lingkungan. Dapat diajarkan juga   keterampilan praktis seperti pengelolaan air, energi, dan limbah, serta cara-cara sederhana untuk mengurangi jejak karbon. Peserta didik dalam hal ini didorong berinovasi dalam menciptakan solusi praktis untuk masalah lingkungan yang mereka hadapi di sekolah.

Inovasi Pembelajaran Berbasis Proyek

          Pembelajaran berbasis proyek (PjBL) merupakan salah satu metode yang efektif dalam mengajarkan konsep keberlanjutan. Melalui PjBL, peserta didik diajak untuk terlibat langsung dalam proyek-proyek nyata yang relevan dengan lingkungan mereka. Misalnya Proyek Berbasis Lingkungan, dimana peserta didik mengerjakan proyek penelitian atau tugas yang terkait dengan dampak perubahan iklim di lingkungan sekitar mereka. Kemudian difasilitasi diskusi dan debat tentang isu-isu lingkungan, perubahan iklim, dan langkah-langkah mitigasi. Dalam hal ini, juga memanfaatkan lingkungan sekolah dan komunitas lokal sebagai ruang belajar dengan mengadakan kegiatan seperti penanaman pohon, kunjungan ke lokasi-lokasi ramah lingkungan, dan observasi alam. Tema gaya hidup berkelanjutan dan bangunlah jiwa dan raganya menjadi tema dalam P5 yang dapat diangkat untuk mengimplementasikan konsep yang berlanjutan di sekolah.

            Selain itu, juga proyek yang mengimplementasikan penggunaan energi terbarukan seperti panel surya dan dorong penghematan energi di sekolah,  sekolah dapat menginstal panel surya di atap gedung-gedung sekolah untuk menyediakan listrik yang bersih dan berkelanjutan. Ini tidak hanya mengurangi tagihan listrik, tetapi juga mengurangi emisi karbon. Program pengadaan daur ulang juga dapat sebagai salah satu inovasi. Membangun budaya daur ulang di sekolah adalah langkah penting untuk mengurangi limbah dan mengajarkan peserta didik tentang pentingnya mendaur ulang. Daur ualng misalnya dari plastik yang dapat digunakan  membuat tempat pensil atau organizer dari botol plastik bekas yang dihias atau dipotong sesuai dengan kebutuhan.

Penerapan Teknologi dalam Pendidikan Berkelanjutan

          Teknologi memainkan peran penting dalam memfasilitasi pendidikan berkelanjutan. Platform e-learning, penggunaan aplikasi manajemen sekolah yang efisien, dan alat-alat digital lainnya dapat membantu dalam monitoring dan evaluasi program berkelanjutan. Misalnya, aplikasi yang memantau penggunaan energi di sekolah dan memberikan saran untuk penghematan energi dapat membantu pesrta didik memahami dampak konsumsi energi mereka. Selain itu, penggunaan teknologi hijau seperti panel surya dan sistem pengelolaan air yang efisien dapat menjadi contoh nyata penerapan teknologi untuk keberlanjutan.

Pendidikan untuk Penanganan Perubahan Iklim

Penanganan perubahan iklim terkait SDGs ke-13 harus menjadi bagian integral dari kurikulum. Peserta didik perlu diajarkan tentang apa penyebab dan dampak perubahan iklim, serta langkah-langkah mitigasi dan adaptasi yang dapat diambil. Sekolah dapat mengintegrasikan topik ini dalam mata pelajaran sains, geografi, dan bahkan ekonomi. Misalnya, peserta didik dapat belajar tentang jejak karbon dan cara menguranginya melalui proyek-proyek seperti penghijauan sekolah atau kampanye hemat energi. Adanya kampanye kesadaran energi untuk mendorong peserta didik mematikan lampu dan perangkat elektronik saat tidak digunakan, menggunakan lampu hemat energi, dan memanfaatkan cahaya alami sebanyak mungkin.

 

Peran Komunitas Sekolah

            Komunitas sekolah, yang terdiri dari peserta didik, guru, orang tua, dan staf, memainkan peran krusial dalam mencapai tujuan pendidikan berkelanjutan. Partisipasi aktif semua pihak dalam program berkelanjutan memastikan bahwa inisiatif tersebut tidak hanya menjadi tanggung jawab segelintir orang tetapi menjadi gerakan bersama. Misalnya, orang tua dapat dilibatkan dalam kegiatan daur ulang di rumah yang kemudian dikumpulkan di sekolah, sementara guru dapat memberikan proyek yang mendorong peserta didik untuk berpikir kritis tentang isu-isu lingkungan.

 Kolaborasi dengan Pihak Eksternal

          Kolaborasi dengan organisasi eksternal seperti Lembaga Swadaya Masyarakat, perusahaan swasta, dan pemerintah lokal dapat memperkaya program pendidikan berkelanjutan di sekolah. Kerjasama ini bisa berupa dukungan finansial, penyediaan sumber daya, atau pelatihan untuk guru dan peserta didik. Misalnya, sebuah perusahaan teknologi dapat menyediakan perangkat lunak untuk memantau penggunaan energi atau sebuah LSM lingkungan dapat memberikan workshop tentang pengelolaan sampah.

          Pendidikan untuk pembangunan berkelanjutan di lingkungan sekolah adalah investasi penting untuk masa depan. Melalui pengembangan kurikulum yang inklusif dan inovatif, serta penerapan praktik baik yang melibatkan seluruh komunitas sekolah, kita dapat menciptakan generasi yang sadar lingkungan dan memiliki keterampilan untuk memecahkan tantangan global. Dengan menggabungkan prinsip-prinsip SDGs 4 dan 13 serta selaras dengan P5 Kurikulum Merdeka, sekolah dapat menjadi agen perubahan yang signifikan dalam mencapai pembangunan berkelanjutan.

            Pengembangan kurikulum yang berfokus pada keberlanjutan, penerapan teknologi hijau, dan pembelajaran berbasis proyek merupakan beberapa inovasi yang dapat diimplementasikan untuk mencapai tujuan ini. Sekolah, sebagai lembaga pendidikan, memiliki peran penting dalam menanamkan nilai-nilai keberlanjutan kepada peserta didik sehingga mereka dapat menjadi agen perubahan yang mampu berkontribusi positif terhadap penanganan perubahan iklim dan pembangunan berkelanjutan. Dengan menerapkan berbagai praktik baik ini, sekolah tidak hanya berkontribusi pada pencapaian tujuan pembangunan berkelanjutan, tetapi juga membentuk generasi muda yang peduli dan bertanggung jawab terhadap lingkungan. Kombinasi antara pendidikan formal dan kegiatan praktis diharapkan dapat menanamkan nilai-nilai keberlanjutan dalam diri peserta didik, sehingga mereka dapat menjadi agen perubahan yang membawa dampak positif bagi lingkungan dan masyarakat di masa depan. Integrasi yang kuat antara pendidikan, komunitas, dan teknologi akan memastikan bahwa upaya ini berkelanjutan dan berdampak luas, menuju masa depan yang lebih hijau dan berkeadilan.