fbpx
Muhammad Iqbal Maulana

AIYCA: Kaum Muda untuk Melawan Perubahan dan Krisis Iklim

Kegiatan Youth for SDGs Summit 2022 merupakan wadah bagi para kaum pemuda Indonesia untuk ikut serta mengatasi perubahan dan krisis iklim yang semakin buruk. Youth for SDGs Summit 2022 mengundang beberapa delegasi untuk membagikan pandangan, pengalaman, dan mencari solusi bersama-sama dengan empat topik Sustainable Development Goals (SDGs), seperti kesetaraan gender, kewirausahaan kaum muda, aksi perubahan iklim, dan aksi melawan gerakan ekstremisme. Topik 13 SDGs mengenai penanganan perubahan iklim telah memberikan dampak terhadap kehidupan manusia di seluruh dunia.

Sumber: A4ID

Permasalahan perubahan iklim sering dikenal dengan istilah climate change yang merupakan terjadinya perubahan secara signifikan pada iklim, seperti suhu udara dan curah hujan dalam kurun waktu 30 tahun atau lebih.

Dilansir dari laporan IPCC tahun 2021, ada beberapa temuan yang mengejutkan pada perubahan iklim, seperti berikut:

  1. Pada kondisi saat ini, kenaikan suhu terjadi sebesar 1,5°C dalam dua dekade terakhir dan diprediksi pada tahun 2040 akan mencapai lebih dari 50% dari tahun 2021.
  2. Peristiwa cuaca ekstrem terjadi lebih berbahaya dan merusak daripada biasanya.
  3. Dampak perubahan iklim akan sering terjadi seperti perubahan salju, es, dan banjir sungai sehingga akan merusak infrastruktur, transportasi, produksi energi, dan pariwisata di suatu negara.
  4. Penemuan potensi titik kritis akan terjadi di masa depan seperti lapisan Es Greenland yang mampu menaikkan permukaan laut sebesar 7,2 meter dan lapisan Es Antartika Barat yang mampu menaikkan permukaan laut sebesar 3,3 meter.
  5. Peningkatan emisi di bumi menurunkan tingkat efektivitas dalam penyerapan CO secara langsung akibat adanya deforestasi.
  6. Ada risiko keamanan pangan dan air dan risiko kehilangan keanekaragaman hayati.

Hal tersebut sangatlah ironis mengingat pesatnya kemajuan teknologi di era kini justru menimbulkan risiko perubahan iklim. Manusia seringkali lupa dari mana mereka berasal, di mana bertempat tinggal, dan bagaimana cara merawat alam sekitar. Perubahan iklim tentu tidak terjadi secara tiba-tiba, melainkan adanya aktivitas manusia yang merusak alam sekitar. Pasalnya, sejak tahun 2006 aktivitas manusia berkontribusi terhadap timbulnya emisi karena sekitar 84-90% kegiatan manusia menyumbang gelombang panas. Apalagi pada kawasan perkotaan, dampak perubahan iklim sangat terasa karena pola hidup manusia cenderung menggunakan teknologi modern seperti kendaraan pribadi, pemakaian AC, dan penggunaan perangkat elektronik serta SDA yang kurang ramah lingkungan sehingga kawasan perkotaan akan sering ditemui jejak karbon. Namun demikian, untuk menghadapi tantangan ke depan terkait perubahan iklim, maka upaya gerakan harus dilakukan secara masif, salah satunya seperti forum Youth for SDGs Summit 2022.

Youth for SDGs Summit 2022 mengundang delegasi Terus Jaga Rumah yang merupakan suatu komunitas anak muda penggiat lingkungan dari Ambon, Maluku. Gerakan tersebut berfokus menjaga lingkungan dengan cara berkampanye dan mengelaborasi kepada anak-anak serta masyarakat sekitar. Tidak hanya itu, komunitas tersebut melakukan beberapa aksi seperti bagaimana menjaga rumah dan lingkungan sekitar. Adapun aksi lingkungan lainnya dari Terus Jaga Rumah adalah sebagai berikut:

  1. Mengampanyekan tentang sampah dan zat berbahaya bagi lingkungan ke sekolah-sekolah.
  2. Berkolaborasi dengan anak-anak untuk mengangkat sampah.
  3. Berkolaborasi dengan semua kalangan dan penggiat lingkungan agar kasus pembakaran sampah dan pengeboman ikan di laut tidak terjadi lagi.

Pemaparan Materi “Terus Jaga Rumah” oleh Engel Laisina

Sumber: Engel Laisina, 2022

Kemudian, forum Youth for SDGs Summit 2022 juga membahas mengenai keterlibatan kaum muda sebagai delegasi untuk mendorong kesadaran akan dampak dan urgensi perubahan iklim di Indonesia. Dijelaskan bahwa para pemuda Indonesia melakukan kegiatan kolaborasi antara pemerintah dan masyarakat sekitar dalam penanganan perubahan iklim melalui pendekatan preventif dan adaptif. Selain itu, para pemuda Indonesia menghasilkan pola kesepakatan yang dijadikan sebagai pedoman untuk aksi mitigasi perubahan iklim seperti kampanye krisis iklim dengan sasaran pemangku kepentingan. Kampanye krisis iklim merupakan wujud aspirasi dari para pemuda Indonesia kepada pemerintah. Aspirasi yang diserukan oleh para pemuda Indonesia dilihat berdasarkan kondisi saat ini antara lain:

  1. Mengusulkan materi perubahan dan krisis iklim ke sistem pendidikan Indonesia.
  2. Mengusulkan peninjauan kembali kerja sama antara pemerintah pusat dan daerah terkait penanggulangan perubahan iklim dan mitigasinya.
  3. Mengusulkan pemetaan peran sekaligus kerja sama antara pemerintah baik pusat dan daerah dengan masyarakat dalam hal pelestarian lingkungan.
  4. Mengusulkan pemerintah dan instansi terkait dengan memprioritaskan investasi di bidang yang terkena dampak krisis iklim seperti kesehatan, pangan, pariwisata, energi, infrastruktur, dan ketenagakerjaan.
  5. Mengusulkan pemerintah untuk menciptakan ekosistem bisnis dan investasi yang berkelanjutan melalui stimulus fiskal.
  6. Mengusulkan pemerintah untuk membuat kebijakan penanganan dan perubahan krisis iklim yang responsif.

Pemaparan Materi “13 Poin Kesepakatan” oleh  Triiandriyanto Banto

Sumber: Triiandriyanto Banto, 2022

Kaum muda Indonesia menyuarakan komitmen untuk menjaga lingkungan dengan mewujudkan aksi, seperti berikut:

  1. Mempromosikan gaya hidup ramah lingkungan dan efisien.
  2. Mengadakan kolaborasi antara organisasi kepemudaan, lintas iman, dan komunitas dari semua lapisan masyarakat.
  3. Mengajak pengiat media sosial untuk membantu mempromosikan kesadaran perubahan dan krisis iklim.
  4. Mengajak pemuda untuk melakukan advokasi terkait perubahan dan krisis iklim melalui platform Musyawarah Perencanaan Pembangunan (Musrenbang).

Di samping itu, adanya forum delegasi dari kaum muda Indonesia memberikan pengalaman, pandangan, dan solusi untuk mitigasi perubahan iklim. Namun, forum diskusi yang telah dilaksanakan terkadang hanya sebatas diskusi dan tidak ditindaklanjuti lebih jauh. Kaum muda pun terkadang merasa takut dan tidak tenang karena melawan pemerintah dalam memperjuangkan ide dan gagasannya. Oleh karena itu, Advocacy Indonesian Youth for Climate Action (AIYCA) hadir sebagai tindak lanjut dari gagasan kaum muda Indonesia yang telah menyuarakan untuk mitigasi perubahan iklim. AIYCA menjadi suara penggiat dan komunitas lingkungan, termasuk kaum muda melalui dukungan pengacara serta hukum yang sah, sehingga dalam menyuarakan gagasan dapat dijamin keamanan dan kepastian dari pemerintah.

Referensi:

apa-itu-pemanasan-global-dan-perubahan-iklim @ dlh.luwuutarakab.go.id. (n.d.). https://dlh.luwuutarakab.go.id/berita/6/apa-itu-pemanasan-global-dan-perubahan-iklim.html diakses 10 Februari 2022

5-temuan-besar-dari-laporan-iklim-ipcc-2021 @ wri-indonesia.org. (n.d.). https://wri-indonesia.org/id/blog/5-temuan-besar-dari-laporan-iklim-ipcc-2021 diakses 10 Februari 2022

462fbcadf9b5d350ac107095600aa8ef88c95599 @ www.a4id.org. (n.d.). https://www.a4id.org/a-legal-guide-to-the-sustainable-development-goals/ diakses 10 Februari 2022